Avery, lihat. Hari ini kak Olio diam-diam membawa kucingmu datang. Itu kucing mu loh yang kau tinggalkan selama dua tahun ini.
Dia kelihatan sehat ya, oh, kucing mu juga bertambah gemuk. Eh, tunggu. Kau kan tidak suka kucingmu disebut gemuk. Gendut juga kau pasti marah. Apa ku sebut saja bertambah besar ya? Atau empuk saja ya? Habisnya dia terlihat seperti bola bulu yang sangat lembut dan empuk.
"Nah, Avery. Kakak sengaja membawa diam-diam kucing mu masuk kesini. Sudah dua tahun dia tidak bertemu denganmu, hari-hari dia mengeong terus mencari mu" kata Kak Olio lalu meletakkan kucingmu disampingmu.
Tunggu, siapa lagi nama kucingmu? Okky? Hoki? Loki? Siapa ya? Hehehe.... Maaf ya Avery, aku sudah lupa nama kucingmu siapa, habisnya dua tahun aku tidak melihatnya. Bahkan menyinggung kucingmu juga hampir tidak pernah.
Avery, Avery!! Coba lihat kucing mu itu. Lucu sekali!!!
Dia seakan-akan tahu kau sedang tertidur nyenyak jadi dia hanya mendengkur agar membuat mu menjadi rileks. Dia juga menggosokkan kepalanya berulang kali di wajahmu. Ah... Manis sekali.
"Lily, jangan terlalu dekat dengan wajahnya. Kau bisa membuat alat bantu pernapasannya terlepas"
Ah, sekarang aku ingat!! Nama kucing mu Lily! Tapi kok bisa Lily ya? Perasaan warna bulu kucingmu bukan putih, tapi dilute calico. Selera mu memang unik ya. Ah, tapi tidak seunik aku, nama kucing ku bahkan jauh lebih aneh darimu.
Kak Olio menjauhkan Lily dari wajahmu ke dekat tanganmu. Aku tidak ingin mengatakannya, tapi kak Olio tetap saja berpikiran pendek. Bagus sih karena sudah memindahkan Lily dari wajahmu, tapi kenapa kak Olio malah memindahkannya ke dekat tanganmu yang terinfus?? Oh ya tuhan, rasanya ingin ku pukul saking gemas ku.
"Astaga, aku lupa tangan mu yang ini di infus" ujar Kak Olio.
Nah kan, baru juga ku bahas, untung kakak cepat sadar. Tapi kalah cepat dari kucingmu. Avery, coba lihat itu, kucingmu seakan tahu kalau ia tidak boleh berada di bagian kananmu dan pindah ke bagian kirimu.
"Avery, coba lihat kucing ku. Tidak sia-sia kau mengajarinya mati-matian dulu" kata Kak Olio.
Mendengar kak Olio yang memuji kucing mu itu, aku jadi merindukan kucing ku. Sudah tiga tahun sejak kau yang tidak sengaja melindas kucing ku hingga mati saat belajar mengendarai mobil.
Kau ingatkan? Saat itu ku benar-benar sangat marah, bahkan mendiamkan mu selama seminggu. Aku juga tidak mau makan dan hanya minum saja, berdiam diri di kamar. Yang ku lakukan hanya tidur, meratapi kematian kucing kesayangan ku dan menyumpah serapahi mu karena kekesalan ku yang memuncak kala itu.
Kucing mu sudah berhenti menggosokkan kepalanya di tanganmu, dia berbaring di sampingmu dan menjadikan tangan mu sebagai bantalnya. Suara dengkurannya juga sangat besar, aku takut kalau suara dengkuran kucingmu sampai keluar dan didengar orang yang melintas didepan.
Melihat tingkah kucingmu itu membuatku sangat gemas. Ingin rasanya ku elus bulunya. Hah.... Seandainya saja tanganku masih bisa digerakkan sudah sejak tadi ku lakukan.
Tgl: 01 Mar 2023
###
KAMU SEDANG MEMBACA
Us? Or Just You?
Teen FictionAku yang akan bercerita, tapi ini bukan tentang diri ku. Ya, katakan saja bukan aku sang tokoh utama di dalam kisah ku ini