Selamat pagi, Bunda!! Sayang sekali Bunda tidak bisa mendengar suaraku. Ah, bukan, suaraku hanya tidak bisa sampai kesana.
Eh? Apa yang bunda bawa itu? Mau ngintip, tapi nggak bisa buka. Tunggu bunda aja deh bukanya.
"Selamat pagi anak manisnya Bunda!! Maaf ya, nak, akhir-akhir ini bunda jadi jarang menemani mu disini. Ada beberapa urusan yang bunda lakukan, jadi selalu tidak cukup waktu untuk menjagamu lebih lama disini" kata Bunda sambil mengelus rambut dan kening Avery dengan lembut dan penuh kasih sayang.
Aku juga ingin, tapi sayangnya tidak bisa.
"Tapi syukurnya hari ini Bunda bisa mulai kembali menjagamu karena kemarin urusannya Bunda sudah selesai. Untung ada Kakak mu Olio yang selalu membantu Bunda padahal dia sendiri juga sibuk dengan urusannya" lanjut Bunda.
Bunda menatap wajah Avery yang pucat itu dengan tatapan sayang dan penuh rindu. Jemari Bunda dengan lembut mengusap wajah Avery yang tampak tenang seperti sedang tidur dengan lelap.
Bunda sangat sayang Avery ya? Kelihatan kok dari mata Bunda. Avery, kau jahat sekali. Bagaimana bisa kau setega itu pada Bunda? Bagaimana bisa kau membuat yang lain terutama Bunda menunggu lama?
"Kemarin Olio kesini kan membawa kucingmu? Hah... Padahal bunda sudah larang jangan karena larangan rumah sakit, tapi dia tetap saja memaksa. Katanya biar Lily mau makan lagi" ujar Bunda.
"Bunda sebenarnya tidak mau cerita soal ini ke kamu, nak. Tapi semenjak kamu tertidur seperti ini, kucing mu Lily jadi susah makan dan kesehatannya juga ikut menurun. Tapi Bunda lihat tadi sebelum kesini, Lily sudah mulai sehat lagi karena habis ketemu kamu, nak"
Bahkan kucingmu juga ikut menunggu kau bangun, Avery.
Tangan Bunda masih tetap mengusap dengan lembut rambut dan wajah Avery. Sangat jelas kalau Bunda sebenarnya masih sangat mengkhawatirkan Avery.
"Avery pernah bilang kan ke Bunda kalau Avery ingin melihat Bunga Lily putih? Ini bunda bawakan untukmu" kata Bunda sambil membuka bingkisan yang beliau bawa.
Ah... Ternyata isinya bunga.
Oh!! Aku baru ingat!! Bunga Lily kan bunga kesukaanmu. Pantas saja kau menamai kucingmu dengan nama Lily.
"Ini bunda tanam sendiri loh! Kamu ingatkan nak? Dulu kalian asal memakai lahan yang ada di belakang rumah padahal bunda mau jadikan kebun sayur, tapi kalian malah tanam bunga. Hah... Kalian itu" kata Bunda.
Tunggu, kebun bunga? Kok aku tidak ingat ya kalau Bunda punya kebun bunga ya?
"Bunda heran kenapa kau suka dengan bunga Lily. Kata Naeva bunga Lily dipakai sebagai lambang duka"
Bunda, bunga Lily itu ada banyak artinya loh, Bun. Naeva juga, hah... Anak itu jahilnya memang tidak pernah pandang bulu.
"Bunda simpan disini ya, nak"
Setelah memasukkan bunga kedalam vas bunga yang sengaja bunda bawa itu. Vas itu bunda letakkan di nakas dekat brangkar Avery.
Bicara soal bunga Lily. Dulu aku sering mendengar bahwa aroma bunga Lily itu tidak kalah wangi dengan bunga mawar. Sayang sekali indra penciuman ku ini tidak bisa bekerja sebagaimana mestinya, jika saja tidak ada masalah, sudah sejak tadi aku bisa menebak jika isi bingkisan yang Bunda bawa itu adalah bunga Lily.
Tgl: 02 Mar 2023
###
KAMU SEDANG MEMBACA
Us? Or Just You?
Teen FictionAku yang akan bercerita, tapi ini bukan tentang diri ku. Ya, katakan saja bukan aku sang tokoh utama di dalam kisah ku ini