Waiting for home

520 15 0
                                    

'akhirnyaaaa hari terakhir ujian kelar juga' ucap Zea yang tengah berjalan bersama Fanya dan Flo menuju ke arah kantin.

'enaknya kita makan apa ya?' tanya Flo sambil memandangi seluruh stan yang berada di kantin sekolahan mereka

'girls gue ke toilet dulu ya tiba tiba kebelet' ucap Fanya

'yaelah Fan kenapa ga dari tadi sih, udah sampe sini juga' protes Flo, sedangkan Fanya hanya tersenyum kikuk

'yaudah buru, gue mau antri nih. lo nitip ga?' tanya Zea

'engga, kalian aja deh gue entaran' jawab Fanya yang kemudian dijawab anggukan dari kedua sahabatnya.

Fanya berbalik dan berjalan menuju ke arah toilet yang kebetulan tidak begitu jauh dari kantin.

setelah selesai ia kembali bergabung dengan teman temannya dan melanjutkan makan siang mereka.

•••

'ati ati ya' ucap Fanya sambil tersenyum kepada dua sahabatnya yang sudah berniat untuk pulang.

'lo ga balik Fan?' tanya Zea

'dia kan yang paling sibuk daripada kita' celetuk Flo disana

'kalian duluan aja, gue cuman sebentar kok terus langsung balik kalo udah kelar' jawab Fanya

'oh, yaudah kita duluan deh kalo gitu' ucap Zea

'jangan sore sore baliknya gue duluan ya' ucap Flo

keduanya melambaikan tangan dan berpisah dengan Fanya yang masih berdiri ditempatnya.

Gadis itu mengeluarkan ponselnya sambil memeriksa room chat yang masih belum mendapatkan jawaban dari banyaknya pesan yang ia kirimkan.

'ga biasanya dia nganggurin chat gue begini' gumam Fanya sambil matanya memandang ke seluruh arah.

'apa gue telfon aja?' tanya Fanya lagi kepada dirinya sendiri. jarinya mulai mengetikan nama diponselnya guna memanggil panggilan telephone tapi ia mengurungkan niatnya setelah beberapa detik menimang.

'belum balik Fan?'

kalimat itu membuat Fanya menoleh ke arah suara tersebut.

'eh Bian, ini gue udah mau balik kok' ucap Fanya kepada laki laki dengan paras tampan bernama Bian itu.

Bian tidak hanya tampan, ia adalah kapten basket di sekolah Fanya yang memang terkenal sangat jago karena sudah mengalahkan beberapa sekolah lain di berbagai pertandingan. Bahkan kejuaraan basket itu membuat beberapa universitas melirik potensi dari lelaki ini dan banyak yang menawarkan jalur undangan untuk masuk kesana. Fanya sungguh iri dibuatnya.

'sendirian? tumben ga bareng Flo sama Zea?' tanya Bian lagi. Jangan heran kenapa lelaki itu bisa tau nama kedua sahabat Fanya, selain populer Abian Natanagara adalah manusia yang super humble keseluruh teman seangkatannya. that's why ia bisa tau siapa dengan siapa teman temannya bermain.

'mereka udah duluan, tadi gue ada urusan soalnya' jawab Fanya. Bian hanya mengangguk sambil ber'oh' ria saja.

'mau bareng gue gak?' ucap lelaki itu menawarkan tumpangan saat Fanya sudah hampir beranjak pergi

'oh engga gausa, ada supir yang bakal jemput gue kok' jawab Fanya menolak.

'udah otw supir lo?' tanya Bian

Never Be The Same [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang