dumb dumber

962 14 0
                                    

Fanya menuruni anak tangga pagi pagi sekali untuk mengecek apakah orangtuanya semalam pulang atau tidak.

'Fan udah bangun kamu?'

'rapi banget pagi pagi ma, hari ini kan weekend? emangnya mau pergi lagi?' tanya Fanya kemudian duduk di ruang makan tempat mamanya menyiapkan sarapan.

'iya sayang, papa sama mama hari ini berangkat ke Singapore sampai 2 minggu kedepan baru balik' ucap wanita paruh baya tersebut

'lama banget sampe 2 minggu, ada apaan emangnya?' tanya Fanya sambil menyantap roti isi buatan mamanya itu

'urusan kerjaan sayang, client minta kita datang langsung ke tempat jadi mau gamau kita harus kesana' ucap wanita itu

'emang gabisa diurus dari sini apa?' protes Fanya

'gabisa sayang, karena proyek ini penting buat perusahaan papa'

Fanya membuang nafasnya sambil melanjutkan memakan roti isi miliknya. mendengar Fanya yang terlihat mendengus, lantas membuat wanita paruh baya itu menghampirinya dan mengelus lembut pucuk kepala anak satu satunya tersebut.

'maaf ya sayang, papa sama mama terus terusan ninggalin kamu sendirian. atau Fanya mau ikut aja?'

'engga, minggu depan Fanya udah harus ujian kelulusan' tolak Fanya.

'yaudah kalo gitu, kamu jaga diri ya dirumah jangan suka keluar sendirian'

'hmm' Fanya malas untuk menjawab ucapan orangtuanya yang berkali kali bahkan hampir setiap waktu, terkesan seperti template karena saking seringnya meninggalkan Fanya karena urusan pekerjaan.

•••

setelah orangtuanya berpamitan pagi tadi untuk pergi ke Singapore, seharian Fanya hanya tidur rebahan saja dikamarnya sambil memainkan ponselnya hingga jam sudah menunjukan pukul 7 malam. ia benar benar sangat malas untuk pergi keluar hari ini.

tiba tiba ponsel yang sedang ia mainkan berbunyi yang membuatnya agak terkejut. terlihat nama Jean tertera dilayar ponselnya. gadis itu kemudian mengangkatnya dengan cepat.

belum sempat ia berkata halo atau sapaan lainnya, Jean sudah lebih mendahuluinya.

turun, gue didepan

lalu telfon itu mati begitu saja.

Fanya tak memprotes karena ia sudah terbiasa dengan tabiat laki laki itu. gadis itu menurut dengan segera turun seperti permintaan Jean di telfon.

Fanya membuka pintunya dan mendapati lelaki itu tengah berdiri di ambang pintu dengan wajah yang lagi dan lagi sangat datar seperti biasa.

'lama banget, lo gatau diluar dingin?' ucap Jean yang langsung ketus ketika Fanya menampakan dirinya.

'ya lagian lo udah tau dingin malah pake kaos setipis tisu' ucap Fanya balik memprotes

tak lama hujan turun deras sekali tanpa aba aba. membuat keduanya langsung masuk kedalam dengan tergesah gesah.

'untung hujannya turun pas lo udah disini' ucap Fanya

'gue ga nemu bir titipan lo, jadi gue beliin yang merk lain' ucap Jean sambil meletakan kantong belanjaan diatas meja kemudian ia duduk disofa

Fanya kemudian mulai mengeluarkan isi belanjaan guna melihat apakah barang barang yang di beli Jean sesuai dengan titipannya.

'lo udah pernah nyoba bir merk ini?' tanya Fanya. namun Jean menggeleng.

Never Be The Same [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang