Ending

787 13 1
                                    

'good morning sir'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'good morning sir'

Jean menanggapi semua orang yang menyapa dirinya pagi ini dengan senyuman dan sesekali menyapa kembali seperti yang ia lakukan biasanya.

kaki itu bergegas melangkah masuk kedalam ruangannya dimana ia harus berjam jam mengurus dokumen yang terus masuk tiada henti setiap harinya.

'morning sir, ini rincian yang anda minta untuk pemasokan barang hari ini' ucap sekertarisnya yang mungkin seumuran dengan ibunya, karena dia adalah mantan sekertaris ayahnya juga jadi ia fasih berbahasa yang sama dengannya.

'thank you Adela' Jean tersenyum dan mulai membuka dokumen tersebut. sedangkan Adela kembali keluar dari ruangan Jean.

matanya sangat gesit melihat data data yang tercantum disana, otaknya menyaring dengan cepat apa yang ia tangkap hari ini.

'ya, come in!' ucapnya karena ketukan pintu diluar.

'Jean!' panggilan itu lantas membuat lelaki itu langsung mengalihkan tatapannya ke arah suara tersebut.

seseorang berlari ke arahnya kemudian menunjukan wajah kesalnya disana.

Jean malah tertawa kecil dan berdiri menghampiri gadis didepannya yang terlihat marah sekarang, entah apa alasannya.

'kenapa cantik?' Jean mengelus lembut surai kecil yang menutupi wajah gadis tersebut.

'kok kenapa? kamu gaada bales pesan aku dari semalem! kok bisa malah tanya kenapa'

'astaga aku lupa' Jean kemudian mengambil ponselnya dan melihat ke benda itu yang ternyata memang banyak pesan dan telfon yang tak ia balas sama sekali sejak kemarin.

'maaf ya Fanya cantik, aku dari kemarin sibuk banget jadi ga sempet cek hp. nih liat baterai aku aja tinggal 2% lupa aku cas juga' lelaki itu menunjukan ponselnya pada Fanya yang notabenya sekarang adalah kekasihnya.

Fanya masih terlihat kesal karena raut wajahnya tak berubah walaupun Jean sudah menunjukan bukti ia sampai tak membalas pesan kekasihnya itu.

'pasti skip makan juga' gadis itu menebak

Jean kemudian tersenyum karena tebakan gadis itu tepat sasaran.

'kebiasaan! nanti kalo sakit gimana? udah tau jadwalnya padet banget'

'persiapan buat kuliahnya udah disiapin sayang?' tanya Jean yang tak menghiraukan pertanyaan Fanya sebelumnya.

'gausa ngalihin topik! aku ga sebodoh itu' protes Fanya disana. Jean hanya memutar bola matanya malas.

flashback

'lo mau yang mana?' tanya Jean saat dirinya dan Fanya tengah memilih rasa minuman di sebuah cafe yang tak jauh dari apartement Fanya berada.

Never Be The Same [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang