Fanya merapihkan penampilannya sebelum mengetuk pintu dihadapannya, tangan kanannya penuh sambil membawa beberapa belanjaan yang ia baru beli sebelum datang ke tempat ini.
tok tok tok
gadis itu tersenyum kecil saat pintu mulai dibuka oleh sang pemilik bangunan.
'Fanya?'
'halo tante, selamat pagi' ucap Fanya
'pagi cantik, eh ayo masuk masuk' ucap seorang wanita yang sudah sangat akrab dengan Fanya, bisa kalian tebak? yup Ibunda Jean, Tante Ika.
Fanya melangkahkan kakinya setelah dipersilahkan masuk kedalam rumah itu.
'Fanya pagi pagi datang kesini udah janjian ya sama Jean?' tanya Ibunda Jean itu kepadanya sambil tersenyum seperti sedang melihat anak perempuan yang lama tak bertemu.
'kebetulan Jean gaada bales pesan Fanya tante makannya Fanya kesini' jawab Fanya.
lelaki itu sudah tak berkabar sekitar 1 mingguan lamanya setelah janji mereka yang batal saat hari ujian selesai karena Jean tak datang. Fanya sempat kesal dibuatnya karena mengharuskan ia pulang bersama Bian padahal Jean sudah berjanji untuk pergi dengannya mencari bahan fotografinya.
'hah? kok gitu? kalian berantem?' tanya Ibunda Jean pada Fanya sambil memasang raut wajah penasaran
Fanya hanya menggeleng menjawabnya, lalu ia teringat dengan belanjaan bawaannya. 'oh iya tante, ini buat tante sama Jean'
'yaampun ngapain harus repot repot si cantik'
'engga kok tante ga ngerepotin hehe' jawab Fanya sambil tersenyum
'aduh terimakasih loh cantik, kamu mau ketemu Jean kan? dia ada dikamarnya, kamu langsung ke kamar aja ya. tante mau ngelanjutin plating sarapan dulu' ucap Ibunda Jean dan Fanya mengangguk sambil mulai melangkah menuju kamar lelaki itu.
setibanya didepan pintu lelaki yang ia cari, Fanya mengetuk pelan sambil memanggil lirih
'Je...'
namun tak ada jawaban, sepertinya laki laki itu sedang terlelap dikamarnya. Fanya kemudian mencoba membuka pintu kamar itu perlahan yang ternyata tak terkunci.
setelah mengintip kedalam benar saja dugaannya laki laki itu masih tertidur namun bukan di ranjangnya melainkan dikursi dengan bertumpu dimeja yang penuh beberapa kertas berserahkan serta lampu belajar yang menyorot ke arah laki laki itu.
Fanya hanya menghela nafas setelah melihat pemandangan didepannya. ia mendekat ke arah lelaki itu untuk membangunkannya dan berniat menyuruhnya pindah ke kasur saja daripada tidur dengan posisi begitu
namun mata Fanya malah salah fokus ke arah kertas kertas diatas meja yang berserahkan tersebut. ia mengamati beberapa kertas itu yang ternyata adalah beberapa gambar fotografi seperti pemandangan, dan beberapa objek lainnya. Hanya ada satu gambar yang membuatnya terbeku setelah melihat dengan jelas.
'ini...?' ucapnya lirih sambil memegang kertas foto itu.
namun Fanya langsung terkejut ketika sebuah tangan merampas cepat kertas foto itu dari pegangannya.
Fanya menoleh dan tatapan mata mereka langsung bertemu. tubuhnya terdiam bahkan bibirnya tak berbicara namun matanya seolah bertanya 'apa maksud dari gambar yang ia lihat barusan' kepada manik mata dihadapannya.
'lo kenapa bisa ada dikamar gue'
kalimat yang terlontar itu bukanlah sebuah kalimat yang Fanya ingin dengar dari Jean.
'Fanya, Jean sarapan dulu yuk' Ibunda Jean masuk kedalam kamar Jean untuk memanggil kedua orang itu
namun panggilan itu membuat keduanya menjadi canggung bahkan membuat Ibunda Jean terbingung melihatnya.
'tante, maaf banget Fanya gabisa ikut sarapan bareng karena tiba tiba mama minta dibantuin packing barang buat ke Jepang. Permisi' ucap Fanya yang langsung pergi begitu saja
'loh, kok buru buru?' tanya Ibunda Jean bingung
'Fan' panggil Jean mengikuti langkah Fanya yang mulai melangkah keluar menuju pintu untuk segera pulang, Ibunda Jean dibuat terbingung melihat keduanya yang tiba tiba seperti itu.
'Fan, gue bisa jelasin' ucap Jean sambil berusaha mengambil tangan Fanya yang tak mengurangi kecepatan langkahnya sama sekali.
'Fan, dengerin dulu' ucap Jean lagi namun Fanya malah melangkah semakin cepat ke arah mobilnya tak menggubris panggilan Jean kepadanya.
'Fannnn buka dulu, kita perlu ngomong!' ucap Jean sambil berusaha membuka pintu mobil Fanya yang sudah tertutup dan gadis itu kunci dari dalam.
Fanya langsung menancapkan gas begitu ia sampai di mobilnya yang membuat Jean semakin keras berteriak memanggil namanya.
'Fannn!!'
mobil itu melaju menjauh dari Jean, raut wajah Jean menjadi berubah ia terlihat frustasi setelah Fanya meninggalkannya tanpa menggubris dirinya.
'Je? Fanya kamu apain?!' tanya Ibunda Jean yang menghampiri anaknya dengan raut wajah frustasi itu
'ini semua salah paham ma'
'salah paham kenapa? apa yang kamu lakuin sampe Fanya begitu?!' tanya Ibundanya
'nanti Jean jelasin ya ma, sekarang Jean mau nyusulin Fanya dulu oke?' laki laki itu bergegas masuk berlari ke kamarnya untuk bersiap menyusul Fanya yang katanya pulang ke rumah.