Symphony 7

142 15 25
                                    

Kiw, kiww. Aduh duh setelah beberapa minggu tak update karena Minvann Sok sibuk, akhirnya bisa nih yok lah langsung aja.

 Aduh duh setelah beberapa minggu tak update karena Minvann Sok sibuk, akhirnya bisa nih yok lah langsung aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berbicara denganmu memang sulit, tapi menaklukan hatimu jauh lebih sulit. Sampai aku berpikir apakah memang sesulit itu sampai tak ada satu cara pun?"

 Sampai aku berpikir apakah memang sesulit itu sampai tak ada satu cara pun?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agam menghampiri Fiona di kantin. Cewek itu tengah sibuk mengaduk baksonya yang baru saja dia racik dengan pelengkap seperti saos dan sebagainya.

"Hah~ Daniel nggak masuk lagi, nggak bisa di hubungi juga. Pulang sekolah gue mau liat dia, lo ikut nggak?" tanyanya pada Fiona yang masih sibuk dengan baksonya.

"Gue nggak bisa kayaknya, nyokap lagi book touring, dan Fano lagi nggak enak badan."

Agam kembali menghela, karena Fiona tidak bisa ikut. Sejujurnya dia agak malas mengingat di sana tempat ibunya bekerja, dan Agam takut diseret untuk melakukan check up rutin.

"Oh, Shiit!" umpat Agam sambil mengelus dadanya, karena terkejut dengan kehadiran tamu tak diundang.

"Kak Daniel nggak masuk, Kak?" Tanya Joa memberengut masam. "Nggak mati kan?"

"Jaga bicara lo ya!" sungut Agam kesal karena pertanyaan dari Joa yang tanpa filter. Bisa-bisanya pertanyaan sesensitif itu terucap dengan mudah, seolah mati bukan perkara menakutkan.

"Ya kan tanya, Kak. Pas terakhir ketemu Kak Daniel juga dia ngomongnya asal." Joa membela dirinya. "Kak, boleh kalau nanti aku ikut jenguk Kak Daniel?"

"Nggak, yang ada dia makin sakit liat lo. Lagian lo kenapa sih ter-ob-se-si sama Daniel?" Agam menekankan suaranya pada kata 'terobsesi' berharap adik kelasnya itu mengerti.

"Emang arti terobsesi apa? Beda ya sama perhatian?" Joa mengerjap kemudian menampilkan mimik wajah berpikir. "Kalau aku sih kayaknya bukan terobsesi sama Kak Daniel, cuma penasaran aja. Apa nggak boleh?"

Kali ini Agam menatap Joa dengan serius. "Jangan deketin dia kalau lo cuma mempersulit hidupnya. Hidup Daniel udah cukup rumit jadi nggak usah ganggu dia!"

The Symphony of Daniel LisztTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang