Awalnya Daniel Liszt hanya seorang siswa biasa yang kehidupannya tidak begitu menarik banyak orang, kecuali satu benda yang melintang di bawah hidungnya yang selalu dipertanyakan.
sebagai penyandang Cystic Fibrosis membuat Daniel menghindari orang-o...
Haii guys! Yang kangen Daniel dan Joa sini merapat yok!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jalinan tiap takdir seseorang, tidak ada yang bisa menebak, Apakah bisa tetap menolak pada suatu hal yang telah digariskan untuk dipertemukan?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Joa memandangi foto Jonathan yang ada di atas meja belajarnya, dia tidak menyangka bahwa teman yang Jonathan maksud adalah Daniel. Dan entah bagaimana pula, Joa selalu mengikuti Daniel seperti dia mengekor Jonathan, meski dua cowok itu memiliki karakter yang berbeda.
Terkadang, permainan takdir itu memang tidak terduga. Joa menjadi semakin yakin, setelah apa yang terungkap beberapa hari belakangan, Joa memiliki satu misi untuk Daniel. Tapi apa misi itu, Joa belum mengetahuinya.
"Kak," Ucap Joa pada foto Daniel. "Apa yang pengen kakak lakukan buat Kak Daniel? Apa aku boleh gantiin Kakak?" Joa menarik sudut bibirnya kemudian beranjak.
Sesuai janji tanpa kata, Joa akan menunjukkan pada Daniel dimana peristirahatan terakhir Jonathan. Sehingga, setelah sarapan dan berdandan, Joa meraih tas kecilnya kemudian meminta supir pribadi Marshall mengantarnya ke rumah sakit untuk menjenguk Daniel.
"Pak Puji, nanti tolong tungguin ya?" pinta Joa.
"Siap, Non," balas Pak Puji. "Bapak udah bilang kok, jadi Non Joa tenang aja."
Joa tersenyum, dibanding dengan Pak Sugeng--supir Mama Joa--Pak Puji lebih asyik dan sering mengajak Joa bercanda. Namun, sering kali Pak Puji diberi tugas lain, sehingga jarang bertemu Joa.
"Makasih ya, Pak."
"Iya, Non."
Saat Pak Puji sudah memakirkan mobil yang dikendarainya di pelataran parkir rumah sakit, Joa segera turun dan melangkah ke bangsal rawat Daniel yang sudah dia hafal. Dan seperti biasa, tidak memedulikan apa yang terjadi di dalam ruangan, Joa langsung membuka pintunya.
"Kak Da-" sapa Joa.
"Kemungkinan B. Cepacia ya? Artinya list-ku akan dihapus didaftar donor paru-paru. Konyol sekali, it's okay," Daniel meremas seprai ranjangnya dan menunduk menatap kakinya.