Part:29

6.8K 775 21
                                    

"Lio"

Nathan tersenyum senang saat melihat Alvin menghampirinya dan langsung memeluknya.

"Lo gapapa kan?" Tanya Alvin terlihat panik, membuat Nathan menautkan alisnya bingung.

"Loh kok lo nangis" heran Nathan melihat Alvin yang matanya sudah berkaca-kaca. Mendengar itu, Adit dan Aska abangnya Alvin langsung menghampiri Alvin dan benar saja Alvin sudah meluncurkan air matanya.

"Adek kenapa nangis hmm?" Tanya Aska menghapus air mata Alvin

"Gara-gara lo ya" ujar Adit menatap Nathan tajam

"Apaan maksud lo nuduh-nuduh adek gue haa" ujar Rehan tidak terima, Adit yang menyadari ada orang lain di dekat mereka menautkan alisnya bingung menatap 2 orang pemuda yang memakai masker itu.

"Anjir kenapa malah ketemu dia sih, kalau dia tau kalau ini gue"

"Bisa hancur image gue" batin Rehan sedikit kaget ketika melihat Adit, wakil ketua musuh gengnya itu.

"Lo siapa?" Tanya Adit, tapi entah kenapa dia merasa familiar dengan postur tubuh 2 pemuda itu.

"Gue abangnya" ujar Rehan sedangkan Revan hanya diam.

"Lo jangan tuduh-tuduh adek gue gitu dong, adek lo aja yang cengeng"

"Tiba-tiba aja meluk adek gue dan nangis" ujar Rehan

"Ck udah" ujar Revan menengahi mereka.

"Kita bicara di dalam sana, nggak enak diliat orang-orang" ujar Aska menarik tangan Nathan dan Alvin.

"Woy adek gue, kenapa dibawa juga" kesal Rehan mengikuti Aska begitu juga Revan dan Adit.

Mereka masuk di salah satu restorant yang ada di mall itu dan memesan makanan mereka.

"Ino mau bicara berdua sama Lio ya" ujar Alvin menatap abang-abangnya begitu juga abang-abang Lio.

"Kalau mau bicara di sini aja" ujar Revan

"Iya dek, disini saja"

"Ada apa sih, kayaknya penting banget" timpal Adit

"Ck bang, ini privasi"

"Abang nggak usah kepo" ujar Alvin dan menarik tangan Lio ke bangku yang paling ujung dan sepi yang ada di restorant itu.

"Cuma bentar kok bang" ujar Nathan tersenyum pada kedua abangnya dan diangguki oleh mereka.

"Lo mau ngomong apa?" Tanya Lio berusaha santai padahal sekarang dia menahan malu karena pakaiannya, bisa-bisanya dia ketemu sama Alvin dengan pakaian ini.

"Gue sudah ingat semuanya" ujar Alvin membuat Nathan tampak bingung

"Gue ingat kalau lo sahabat kecil gue dulu" lanjut Alvin

"Benaran?" Tanya Nathan memastikan dengan wajah yang terlihat senang, apalagi setelah mendapat anggukan dari Alvin

"Lo kenapa nggak pernah bilang sama gue" ujar Alvin menatap Nathan intens

"Gue bilang sama lo juga buat apa, lo tau kan tujuan gue sekolah disana karena apa" ujar Nathan menghela nafasnya pelan

"Lagian kalau gue bilang yang lainnya nggak akan percaya sama gue, mereka aja benci sama gue"

"Apalagi lo, karena hilang ingatan, lo mana percaya sama gue yang jelas-jelas mendekati kalian dengan tujuan itu" lanjut Nathan menatap abang-abangnya dari arah sana

"Tapi setidaknya lo bilang sama gue Lio"

"Udahlah Alvin, udah terjadi juga kan" ujar Nathan dan tersenyum pada Alvin

Nathan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang