Satu bulan kemudian...
Setelah satu bulan lebih lamanya Nathan mendekam di rumah sakit, akhirnya hari ini Nathan diperbolehkan untuk pulang dengan syarat tetap harus kembali ke rumah sakit untuk melakukan terapi dan pengobatan lainnya sesuai jadwal yang sudah ditentukan.
"Ayo dad, Nathan udah nggak sabar" ujar Nathan menarik-narik tangan Reza
"Kita tunggu abang kamu dulu ya" ujar Reza mengelus rambut Nathan, Nathan mengangguk walaupun bibirnya manyun karena kesal, dia akhirnya memainkan ponselnya untuk menghubungi teman-temannya.
"Dad" panggil Rafael
"Udah kan?" Tanya Reza dan dibalas anggukan oleh Rafael dan menghampiri Nathan.
"Ayo pulang dek" ucap Rafael dan langsung menggendong Nathan
"Aiss abang, bikin Nathan kaget aja" kesal Nathan dan memberontak supaya turun.
"Nathan mau jalan aja" ujar Nathan dan memeluk lengan daddynya menjauhi Rafael
"Ayo boy" ucap Reza dan merangkul bahu Nathan meninggalkan Rafael yang berdecak kesal.
"PAPA" panggil Nathan berlari menghampiri Gilang
"Adek jangan lari" peringat Reza menghela nafasnya berat melihat Nathan yang lari-larian padahal baru saja keluar dari rumah sakit.
"Aduhh boy, jangan lari-larian"
"Mau dirawat lagi hmm" ucap Gilang menggendong Nathan
"Hehe nggak pa, Nathan mau pulang masa dirawat lagi"
"Masukin aja di ruang ICU lagi lang, nakal banget" timpal Reza
"Iss daddy mah gitu, Nathan nggak like" ucap Nathan dengan tangan bersidekap dada
"Gemesnya" ujar Gilang mengacak-acak rambut Nathan
"Minggu depan ke sini lagi ya, kita lakukan terapi, jangan kelelahan dan minum obatnya teratur okay"
"Kamu nggak mau kan drop lagi" lanjut Gilang mencubit hidung Nathan
"Siap bos hehe" ucap Nathan memberikan gerakan hormat.
Gilang tersenyum, dan mencium pipi Nathan gemes. Reza hanya melihat saja, walaupun sedikit cemburu tapi dia tidak akan mempermasalahkannya, karena dia tau Gilang sayang sama Nathan, dan peran Gilang buat kesembuhan Nathan sangat besar, dan dia bersyukur akan hal itu.
"Abang kok lama banget sih?" Tanya Nathan ketika melihat Rafael yang baru datang menghampiri mereka
"Adek sama daddy aja yang jalan duluan sampe ninggalin ini" kesal Rafael harus menenteng tas besar yang berisi keperluan Nathan selama di rumah sakit
"Oh iya haha, daddy lupa"
"Maaf ya"
"Faktor umur tuh bang, makanya sering lupa haha" tawa Nathan dan mendapat cubitan di pipinya oleh Reza
"Yaudah lah, yuk pulang"
"Pulang dulu om, sampai ketemu nanti ya" ujar Rafael dan diangguki oleh Gilang
"Emangnya nanti ada apa?" Tanya Nathan
"Nanti abang balik lagi lah ke rumah sakit" ujar Rafael dan Nathan manggut-manggut saja
"Lo kalau mau ketemu sama Nathan, pergi aja ke kediaman gue, mansion gue selalu terbuka buat lo" ujar Reza pada Gilang
"Lo nggak akan cemburu kan?" ejek Gilang
"Yaa nggak lah, Nathan juga pasti senang kan" ujar Reza menatap Nathan dan dibalas anggukan semangat oleh Nathan
"Papa boleh ketemu sama Nathan kapanpun papa mau" ujar Nathan membuat Gilang tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nathan (End)
Ficção Adolescente(Baca dulu "Alvino Keano" supaya paham alur cerita ini) Apa jadinya Nathan Xander Anggara bertransmigrasi ke tubuh seorang pemuda culun yang selalu di bullynya dan memiliki nama yang sama dengannya, Nathan Adelio. Yuk simak ceritanya...