Nathan sampai di sekolahnya dan duduk dibangku koridor karena sudah tidak kuat menahan perutnya yang masih saja ngeyel itu.
Dia melihat Alvin melewati dan menatapnya, Nathan hanya tersenyum pada Alvin. Entahlah gimana selanjutnya nanti diapun tak tau. Dia hanya bisa berharap dan berharap supaya dia bisa terbebas dari ini semua.
Nathan menghela nafasnya pelan dan melanjutkan langkahnya menuju kelasnya.
"Adek" panggil salah satu teman sekelasnya merangkul bahu Nathan dan hanya dibalas senyuman oleh Nathan.
"Adek kenapa keliatan pucat" heboh salah satu siswi ketika melihat wajah pucat Nathan itu. Mendengar itu semuanyapun langsung menuju bangku Nathan dan mengelilinginya.
"Adek sakit? Kenapa pergi ke sekolah"
"Lo pucat banget dek, ke UKS aja ya"
"Iya benar ke UKS aja, istirahat di sana"
"Atau ke rumah sakit aja ya, abang antarin"
"Gue ke UKS aja, nanti tolong izinin ya" ujar Nathan dan membawa tasnya ke UKS.
"Abang anterin ya"
"Boleh deh"
Siswa itu tersenyum dan langsung menggendong Nathan.
"Huwaa jangan digendong juga, gue masih bisa jalan"
"Tenang, nanti lo malah jatuh"
"Biar cepat sampe ke UKSnya"
"Tapi gue malu, diliatin" ujar Nathan dan menyembunyikan wajahnya di punggung Riko yang menggendongnya.
Riko terkekeh dan semakin melajukan langkahnya dan membaringkan Nathan di brangkar UKS itu.
"Apa yang sakit?" Tanya Riko
"Kayak lo ngerti aja" ejek Nathan dan memegang perutnya
"Yee asal lo tau aja gue anggota PMR, jadi lumayan ngerti" ujar Riko
Nathan mengangguk saja dan duduk bersandar.
"Lo tau obat magh nggak?" Tanya Nathan dan diangguki oleh Riko, dia mencari obat magh dan memberikannya pada Nathan setelah obat itu ketemu.
"Lo minum ini dulu, setelah itu lo harus makan nasi"
"Nanti gue beliin"
"Nggak usah, gue bawa bekal kok" ucap Nathan dan mengeluarkan bekal dari dalam tasnya.
"Lo kembali ke kelas aja, sebentar lagi bel masuk loh"
"Lo gapapa disini sendiri"
"Gapapa, gue juga pengen istirahat" ujar Nathan dan diangguki oleh Riko.
"Yaudah, nanti istirahat gue bangunin lo" ujar Riko dan mengelus rambut Nathan, setelah itu keluar dari UKS itu meninggalkan Nathan yang berusaha menghabiskan sarapannya.
Setelah beberapa suap, Nathan tidak sanggup lagi dan menghentikan makannya.
Dia melihat nasi goreng yang masih ada sisanya itu di kotak bekalnya.
"Yahh setidaknya gue ada makan sedikit, nanti bisa lanjutin lagi" monolog Nathan dan menyimpan kotak bekalnya kemudian membenarkan posisinya untuk istirahat, berharap setelah itu rasa sakit diperutnya akan hilang.
.
.
.
.
.
.
.
Sepulang sekolah Nathan sudah merasa baikan karena seharian di sekolah ini Nathan benar-benar cuma istirahat di UKS, ketika disuruh pulang oleh petugas UKS dia menolak dengan alasan dia istirahat disana saja karena tidak ada yang merawatnya kalau dia pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nathan (End)
Novela Juvenil(Baca dulu "Alvino Keano" supaya paham alur cerita ini) Apa jadinya Nathan Xander Anggara bertransmigrasi ke tubuh seorang pemuda culun yang selalu di bullynya dan memiliki nama yang sama dengannya, Nathan Adelio. Yuk simak ceritanya...