Setelah melewati masa kritisnya, Nathan dipindahkan ke ruang inap ditemani oleh Rafael, Revan dan juga Rehan yang mengelilingi tubuh Nathan.
"Kita harus bawa Nathan pergi jauh dari daddy bang" ucap Revan
"Revan nggak tega melihat Nathan seperti ini"
"Kalian sudah menerima Nathan sebagai adek kalian?" Tanya Rafael menatap adek kembarnya dan dibalas anggukan oleh mereka.
"Mau bagaimanapun Nathan tidak salah bang, Rehan sekarang sadar dan bodohnya Rehan malah kehasut sama ucapan daddy dan membenci Nathan selama ini" ujar Rehan mengelus rambut Nathan.
"Dia adek Revan walaupun dari rahim yang berbeda, tapi Revan sayang sama Nathan sekarang bang" ujar Revan
"Kalian benar" ucap Rafael tersenyum tipis mengelus rambut kedua adeknya itu.
"Nanti kita bawa Nathan ke apartement abang"
"Apartement abang pasti diketahui oleh daddy"
"Nggak, yang ini abang beli diam-diam" ucap Rafael dan diangguki oleh sikembar
"Kami juga ikut ya bang, kami nggak mau ketemu daddy" ujar Revan
"Kalian yakin?"
"Iya bang, daddy pasti sekarang marah besar" Rehan
"Yaudah, memang sebaiknya kita jauh dari daddy dulu"
"Sekarang kita pindahin Nathan ke apartement abang, abang bisa rawatnya di sana"
"Sebelum daddy menyadari kita ada di sini" ucap Rafael dan di setujui oleh sikembar.
Setelah mengurus barang-barang yang sekiranya diperlukan, Rafael dan adek-adeknya pergi dari area rumah sakit itu dan benar saja, tak berselang lama Reza dan beberapa bodyguard datang dan melacak-lacak rumah sakit itu dan mencari anak-anaknya yang kabur.
"Maaf tuan, sepertinya mereka sudah pergi karena ruang inap keluarga Adijaya sudah terlihat kosong tuan" ucap salah satu bodyguard
"Sialan, cepat cari keberadaan mereka dan bawa kehadapan saya secepatnya"
"Terutama anak sialan itu" tegas Reza mengepalkan tangannya emosi.
Sedangkan Rafael dan yang lainnya sudah berada di apartemen atau lebih tepatnya penthouse mewah yang ada dikawasan Jakarta, selama Rafael membeli Penthouse ini dia baru beberapa kali menginap disini dan sepertinya sekarang akan jadi tempat tinggalnya mulai sekarang bersama adek-adeknya.
"Di sini ada empat kamar, kalian boleh pilih salah satunya" ucap Rafael dan dingguki oleh Revan dan Rehan.
Rafael membawa Nathan ke kamarnya dan membaringkan Nathan di sana, dia kemudian mengatur dan memasang alat-alat pengobatan pada Nathan, mulai dari mengganti nassal Cannula dengan masker oksigen dan banyak lagi.
Rafael duduk di tepi ranjangnya memperhatikan Nathan dan mengelus tangan Nathan yang terbebas inpus.
"Cepat sembuh dek"
"Maafin abang" ucap Rafael mengecup singkat pipi Nathan kemudian ikut tiduran di samping Nathan.
.
.
.
.
.
.
"Eghhh" Nathan mengerjapkan matanya dan merasakan sakit di seluruh tubuhnya.
"A-abang" panggil Nathan menatap Rafael yang tidur disampingnya.
"Eghh" Nathan berusaha duduk, dia ingin pergi ke kamar mandi tapi tidak tega membangunkan Rafael yang sepertinya tidur nyenyak.
"Gue dimana?" Gumam Nathan ketika menyadari dia berada di tempat asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nathan (End)
Novela Juvenil(Baca dulu "Alvino Keano" supaya paham alur cerita ini) Apa jadinya Nathan Xander Anggara bertransmigrasi ke tubuh seorang pemuda culun yang selalu di bullynya dan memiliki nama yang sama dengannya, Nathan Adelio. Yuk simak ceritanya...