Part:36

7.4K 754 13
                                    

Bima Alberto bergegas menuju rumah sakit setelah Elvan mengabarinya. Dia panik, dia takut putranya itu melakukan hal nekat karena rasa bersalahnya, dia takut Elvan meninggalkannya seperti istri dan bungsunya, dan juga dia belum bisa menebus kesalahannya pada Elvan.

"ABANG" teriak Bima mendobrak pintu ruangan inap itu.

"Eghh papa, apasih"

"Bikin kaget aja" ujar Elvan mengucek matanya karena memang dia tertidur di samping brangkar mamanya yang masih tidak sadarkan diri.

"Abang gapapa kan, ada yang sakit nggak"

"Kenapa bisa abang berada di sini" ujar Bima panik membolak balik badan Elvan yang masih setengah sadar dari tidurnya tadi.

Elvan tersenyum senang, ternyata papanya benar-benar sudah peduli padanya sekarang dan mamanya juga sudah bersamanya, tinggal menjemput adeknya maka keluarga mereka akan berkumpul kembali.

"Abang kenapa senyum haa, abang gapapa kan?" Tanya Bima lagi masih fokus pada Elvan tanpa memperhatikan sekitar.

"El gapapa pa, El senang liat papa khawatir sama El" ujar Elvan tersenyum

"Maafin papa ya El, maaf karena papa mengabaikan kamu selama ini" ujar Bima membawa Elvan ke dalam pelukannya

"Gapapa pa, maafin El juga sudah marah-marah sama papa dan nggak mau kasih kesempatan sama papa"

"El belajar dari Nathan pa, bahkan di lebih terluka dari El tapi dia masih bisa memaafkan keluarganya itu"

"Yahh Nathan memang anak yang hebat" ujar Bima tersenyum menatap Elvan begitu juga dengan Elvan.

"Ohh ya, papa dengar Nathan sudah siuman"

"Kamu mau ketemu sama dia?"

Elvan mendengar itu langsung berbinar dan bernapas lega, akhirnya Nathan sudah sadarkan diri pikirnya.

Sebenarnya dia ingin bertemu Nathan, tapi dia takut Nathan akan kecewa padanya.

"El takut pa, Nathan seperti itu juga kan karena El"

"Papa akan temani kamu, kamu juga harus minta maaf sama Nathan ya"

"Nanti ya aja ya pa, El mau nyiapin diri dulu"

Bima mengangguk dan mengelus rambut Elvan, sampai tatapannya langsung tertuju pada seseorang ketika mendengar suara. Bima melihat itu dan menatap kaget dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"E-el, papa lagi nggak mimpi kan"

"Y-yang di sana benaran mama kamu kan"

"Papa lagi nggak halusinasi kan sekarang" ujar Bima menatap Elvan meminta penjelasan.

"Nggak papa, ini benaran mama"

"Mama masih hidup" ujar Elvan, Bima mendekati Celsy yang menatapnya dengan senyuman.

"Mas" ucap Celsy serak dan berusaha duduk dibantu oleh Bima dengan tangan yang gemetaran karena masih tidak percaya dihadapnnya sekaramg benar-benar istrinya.

"A-apa yang sebenarnya terjadi"

"Aku kira kamu sudah meninggal, dan di mana saja kamu selama ini" ujar Bima meminta penjelasan

"D-ia ngurung aku, dan bawa Tania bersamanya mas" ucap Celsy dengan tubuh bergetar, mengingat hal apa saja yang dia alami selama beberapa tahun ini.

"Siapa?" Tanya Bima dan memeluk Celsy yang sepertinya ketakutan.

"D-dia hiks..."

Melihat Celsy yang semakin ketakutanpun, Bima langsung membawa Celsy ke dalam pelukannya dan menenangkannya.

Nathan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang