3

40 3 0
                                    

Ciel mematut dirinya untuk kesekian kalinya di cermin. Hari yang sangat besar untuk Ciel ini, tidak boleh ada kekurangan sedikitpun dalam penampilannya.

"Sop, gimana? Ada yang aneh nggak?"

Sophi menghela nafas "Untuk ke tiga belas kalinya ya Cel, jawaban gue tetap sama, lo udah perfect, dan mending lo keluar sekarang karena temen-temen lo udah pada dateng."

"Karin sama Jella udah dateng apa belum?"

"Tadi kata Jella mereka udah pada di bawah, kayanya sekarang juga udah pada naik semua. Makanya ayok!"

"Yaudah lah, tapi lo udah yakin kan kalo penampilan gue nggak—"

"Cel— gue kayaknya mau pulang aja." Sophi sudah mau berdiri dari sofa, tapi segera ditahan oleh Ciel.

"Oke. Gue nggak akan tanya lagi. Sekarang kita keluar."

Seperti apa yang dikatakan Sophi tadi, sudah banyak sekali orang di ball room saat Ciel baru saja masuk bersama dengan Sophi, baik yang Ciel kenali ataupun wajah-wajah asing yang nggak pernah Ciel temui.

"Sayang, sini."

Ciel mencoba melebarkan senyumnya saat menerima panggilan dari Maminya.

"Wow—gue speechless."

"Halah! kaya nggak tau aja lo kalo nyokap gue jago pencintraan."

"Gue tau, tapi gue masih speechless."

"Gue ke sana dulu."

"Iya, gue mau ke Jella kalo gitu. Hati-hati ya, Cel, nyokap lo aneh."

Ciel menghampiri Maminya, ada beberapa orang yang sedang becengkerama dengan Maminya, dan tidak ada satupun yang Ciel kenali.

"Iya, Mi?"

"Ini, ada teman Mami."

"Hai, Ceciel. Sudah besar ya sekarang?" Ciel membalas pelukan sejenak orang-orang yang katanya teman Maminya itu.

"Happy birthday, cantik."

"Terimakasih, tante."

Sebenarnya Ciel nggak betah kalau harus gabung sama ibu-ibu gini, tapi apa boleh buat? Ciel akan melarikan diri kalau waktunya sudah pas.

Cukup lama Ciel terjebak dalam obrolan yang sangat tidak Ciel minati ini, banyak pertanyaan yang dilontarkan kepadanya tapi lagi-lagi yang menjawab malah Maminya, dan jawabannya pun kadang nggak sesuai dengan kenyataan yang ada. Sebenarnya ini acara ulang tahun Ciel atau ajang pamer?

"Mi, aku mau nyapa temen-temenku dulu ya."

"Jangan jauh-jauh, sebentar lagi kita mulai acaranya."

Akhirnya, Ciel bisa menghirup nafas lega. Acara belum dimulai saja, Ciel sudah dibuat malas dengan teman-teman Sosialita Maminya itu, dan itu saja masih belum semuanya, hadeuh.

"Cel! Lo cantik banget?!"

Baru saja Ciel sampai di mana tempat teman-teman dekatnya duduk, Jella sudah berucap lebay.

This Love Is Worth The Fight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang