08. Delapan

10 5 1
                                    

Fajar langsung duduk dekat dengan hasyfi. Pembahasan itu kembali berlanjut.

"Malem jum'at nanti bakal ada balapan, hadiah nya juga lumayan." ucap Angga

"nice info yang bagus, berarti bakal ada 2 acara buat minggu ini?" ucap dion.

"siapa yang bakal turun?." tanya hasyfi

"gue." ucap fajar, Semua pasang mata menatap kearah fajar.

"lu serius?." ujar dion yang agak tidak percaya dengan fajar.

Masalahnya fajar masih dalam pemulihan ingatannya tiba-tiba ingin turun kejalan. Emang di akui fajar lumayan jago dalam bidang balap-balapan seperti ini, tapi kalo dia kenapa-kenapa nanti bagaimana?.

"lo pikir gue bercanda? ga usah mikir tentang pemulihan ingetan gue, ini ga ada urusannya dalam balapan." ucap fajar.

ragil tercengang. "lah jar, ieu maneh? tumben ngomongna panjang pisan."

Hasyfi menjitak kepala ragil. "berisik gil, lagi serius ini.". Ragil yang dijitak seperti itupun hanya bisa mengusap palanya.

"Yauda, lu malem jum'at turun jar. Soal menang atau engga ini cuma buat main-main aja kalaupun menang berarti rezeki nya dikita." ucap dion

Semuanya mengangguk, dan mereka membuat sebuah lingkaran dengan tangan yang ditumpuk menjadi satu.

"HASPEROS." Teriak dion.

"HOA HOA HOA HUUU." Teriak mereka semua lalu di akhiri dengan tepuk tangan.

Semua mulai kembali sibuk dengan dunianya tersendiri, ada yang bermain game, tidur dan lain sebagainya.

"Adek lo apa kabar yon." tanya gilang.

"baik." jawab dion

"dia udah balik dari solo ya?." tanya gilang, sedangkan dion hanya mengangguk.

"lo kaya nya ga seneng banget gue nanya adek lo." ujar gilang heran.

"emang, soalnya gua tau lu suka sama senja kan?." ucap dion

"dikit doang yon, adek lo lucu soalnya gemes banget pangen gue karungin." ucap gilang.

"ga, ga, enak aja. Adek gua bakal gua cariin cowo yang bener bukan gladungan kek lu." ucap dion

"backsound ku menangis ini mah." ujar ragil

"Nt ga si gil?." tanya hasyfi.

"yoi. hati aman kan lang?." ledek ragil sambil tertawa.

Mereka yang mendengar apa yang dion ucapkan pun ikut meledeki gilang yang di tolak mentah-mentah oleh dion untuk dekat dengan senja.

Hal seperti ini sudah biasa di hasperos, jadi mereka tidak terlalu di ambil hati, Anggap aja cermahan untuk mental mereka.

"Lo masih sama salsa jar?." tanya rendi tiba-tiba.

"masih." jawab fajar.

"walah. gue kira udahan anjir, soalnya tu bocah di sekolah suka deket-deket sama Orion." ucap rendi.

Fajar sama Salsabila memang beda sekolah, namun Salsabila satu komplek dengan fajar dan okta. Hanya saja salsabila rumahnya berhadapan dengan fajar.

Saat fajar pindah ke situpun salsabila mulai sering bermain ke rumahnya, dan Maminya fajar pun ingin menyatukan mereka hanya karena maminya fajar sudah merasa cocok dengan salsa.

"Onigiri meren ah." sahut ragil

bima menggeplak pala ragil. "tolol orang lagi serius." ucap bima

"biarin aja. Gue juga ga perduli." ucap fajar.

Antara Senja & Fajar [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang