06. Enam

9 6 0
                                    

Semua murid mulai berhamburan keluar kelas. Banyak juga murid SMA Pelita ini yang membawa kendaraan pribadi nya untuk kesekolah, dan banyak juga yang menunggu jemputan di halte depan milik SMA pelita.

Senja dan ketiga temannya itu masih berada di dalam kelas, hanya sisa mereka bertiga didalam ruangan itu.

"Eh senja, bagi nomor lo boleh? mau gue masukkin kedalam grup kelas." ucap okta

senja mengangguk. "boleh kok." ucap senja sambil menyodorkan handphone nya kepada okta.

Okta mulai mencatat nomor senja. "udah, nanti gue masukin. Btw gue duluan ya gays" ucap okta lalu di angguki oleh mereka.

"lu pulang bareng siapa senja?." tanya salmaa

"bareng bang dion. Kalian kalo mau duluan, duluan aja gapapa." jawab senja

"Yauda gua sama vira duluan ya senja, lu hati-hati." ucap salmaa

"harusnya senja ga si yang bilang hati-hati kekalian?." ujar senja

"lah iya, sia tolol amat salmaa." ucap vira sambil menepuk punggung salmaa.

salmaa meringis. "dah ah sama bae, kita duluan ya senjaa. see u" ucap salmaa.

"yeuh, so inggris lu. teu cocok sia ngomong kitu." ucap vira.

"bacot vira. Ayo pulang gua tinggal di sini mampus lu." ucap salmaa sambil menarik tangan vira.

Senja yang melihat tingkah random temannya itupun hanya bisa terkekeh kecil sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"orang bandung aneh." gumamnya.

Lalu senja membuka aplikasi WhatsApp yang bertujuan untuk ngechat dion memberi tau kalo dirinya akan menunggu dion di parkiran.

Bang Dion 🪐

Bang, senja nunggu diparkiran ya,
bang dion jangan lama-lama.
13.10

Setelah mengirimkan pesan itu, lalu mengeluarkan dari aplikasi tersebut dan memasukkan handphone nya kedalam saku rok.

Senja mulai berjalan menuju parkiran, ternyata masih banyak orang yang berlalaian di sekolah. Senja kira hanya tersisa dirinya saja.

Senja milih duduk dikursi yang tersedia yang jaraknya tidak terlalu jauh ke parkiran. Senja juga tidak melihat dion ada disana.

Saat duduk, senja menatap kearah langit yang terpampang jelas walaupun terhalang pohon dikit. Senja tersenyum, langitnya sangat indah apalagi di hiasi dengan gumpalan awan, hal itu mampu membuat senja tersenyum.

"Suka langit?."

Senja kaget, suara itu mampu mengalihkan pandangannya dari langit. Suara bass dengan sedikit serak itu ternyata suara fajar.

"suka!." seru senja sambil tersenyum.

"Pasti karna langit itu indah kan?." ucap fajar.

"Salah satu nya itu. Tapi selain indah ada satu hal yang bisa aku pelajari dari filosofi langit." ucap senja mengalihkan pandangannya dari fajar kini menatap langit.

"apa?" ucap fajar

"Langit itu bagaikan orang yang kita suka. langit yang mengajarkan bahwa sehebat dan sebesar apapun perasaan suka terhadap sesuatu, bukan berarti sesuatu itu harus kita miliki."

Antara Senja & Fajar [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang