13. Tiga Belas

8 2 0
                                    

Happy Reading!

"Udah, lu agak udah agak mendingan kan jar? ayo bahas yang mau di bahas." ucap gilang

Perbincangan itu langsung dimulai, mereka membicarakan tentang balapan untuk malam ini, mencari beberapa strategi.

-🥀🥀🥀-

Senja yang sudah mandi itu langsung turun kelantai bawah untuk menaruh beberapa cemilan yang dibelikan dion tadi kedalam kulkas.

"Senja." ucap diana dengan membawa sebuah piring yang berisi kue.

senja menoleh. "buat senja bunda?." tanya senja yang kebingungan karna bundanya menyodorkan piring tersebut.

"bukan, bunda minta tolong kasihin ini ke kamar bang dion." jawab diana

"ini kamu beli cemilan banyak banget senja, kasih beberapa cemilannya buat temen abang kamu ya." lanjut diana saat Melihat cemilan yang masih ada di kantung kresek.

"hehehe. iya bunda ini emang niatnya gitu, lagipula ini di beliin bang dion." ucap senja.

Senja mengambil piring yang dikasih oleh diana, dan mengambil beberapa Snack yang senja punya.

"dah senja ke atas dulu ya bunda." ucap senja yang lalu naik keatas tangga. Saat sampai di depan kamar milik dion, senja mengetuk pintu terlebih dahulu.

'tok-tok-tok'

Senja membuka knop pintu kamar dion, semua orang yang ada di dalam melihat kearah senja semua. kaget itulah yang senja rasakan

"eh maaf ganggu ini dari bunda." ucap senja sambil menyodorkan piring sekaligus snack yang ada di tangannya.

"aduh makasih banyak senja." ucap ragil yang berdiri sambil menerima piring sekaligus snack dan kembali duduk lalu meletakkan piring itu didepan dirinya.

"Sama-sama. btw bang dion temennya jangan lupa di bikinin minum ntar seret." ujar senja sambil terkekeh. Senja berucap seperti itu karna melihat disana belum ada minum sama sekali.

Dion mengangguk. "minum air putih aja udah." ucap dion.

"yeuh, masa tamu teu aya spesial-spesialnya pisan." ujar hasyfi.

"sia pengen wae nu spesial. martabak yang spesial aja padahal mah biasa aja." ucap gilang.

"udah-udah, senja mau keluar. Makanannya jangan lupa di abisin!." ujar senja

"Siap senja." sahut ragil,gilang. Senja hanya tersenyum manis yang menampilkan jelas lesung pipi miliknya. Senja mulai keluar dan menutup kembali pintu kamar dion.

shit, senja lo manis banget. Batin fajar yang terus mengamati senja dari awal dia masuk.

"Adek lo selalu MasyaAllah ya yon." ucap gilang yang sambil tersenyum. Fajar yang mendengar itupun menatap gilang dingin.

Ragil menoyor kepala ragil. "sut ulah ngomong kitu, noh si fajar natap sia wae." ucap ragil dengan berbisik kepada gilang.

Gilang langsung menoleh kearah fajar yang sedang berbaring disana. "gue ga takut, kalo emang kebukti senja masalalu dia baru gua lepas senja buat dia." ucap gilang yang kembali menatap ragil.

Antara Senja & Fajar [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang