6

1.6K 87 9
                                    

Happy reading

Maaf typo

Janlup votment
.......................

"Ini kamar lu?" Tanya Lio yang hanya dibalas deheman oleh Evan.

"Bagus juga, lu bisa main gitar?" Tanya Lio lagi, saat melihat gitar yang terpajang di dinding kamar Evan.

"Bisa, mau gue mainin?"

"Boleh dong, pengen denger suara lu nyanyi juga."

Evan mengambil gitarnya, ia mengajak Lio untuk duduk di balkon kamarnya.

"Mau gue nyanyiin apa?"

"Eum, surat cinta untuk starla."

Evan mulai memetik gitarnya.

Kutuliskan kenangan tentang caraku menemukan dirimu

Tentang apa yang membuatku mudah berikan hatiku padamu

Takkan habis sejuta lagu untuk menceritakan cantikmu

Kan teramat panjang puisi tuk menyuratkan cinta ini

Telah habis sudah cinta ini tak lagi tersisa untuk dunia

Karena telah kuhabiskan sisa cintaku hanya untukmu

Aku pernah berpikir tentang hidupku tanpa ada dirimu

Dapatkah lebih indah dari yang kujalani sampai kini

Aku selalu bermimpi tentang indah hari tua bersamamu

Tetap cantik rambut panjangmu meskipun nanti tak hitam lagi

Bila habis sudah waktu ini tak lagi berpijak pada dunia

Telah aku habiskan sisa hidupku hanya untukmu

Dan telah habis sudah cinta ini tak lagi tersisa untuk dunia

Karena tlah kuhabiskan sisa cintaku hanya untukmu

Untukmu hidup dan matiku

Bila musim berganti sampai waktu terhenti

Walau dunia membenci, ku kan tetap disini

Bila habis sudah waktu ini, tak lagi berpijak pada dunia

Telah aku habiskan sisa hidupku hanya untukmu

Dan telah habis sudah cinta ini, tak lagi tersisa untuk dunia

Karena telah kuhabiskan sisa cintaku hanya untukmu

Karena telah kuhabiskan sisa cintaku hanya untukmu

"Wih, keren." Ucap Lio dengan bertepuk tangan.

"Ajarin dong." Lanjutnya.

"Nih liat, yang ini kunci G."

Evan mulai mengajari Lio untuk bermain gitar.

"Susah juga ya." Ucap Lio.

"Harus sering belajar, biar bisa, udah malem, mau tidur?"

"Ntar aja, baru jam sepuluh."

Evan mengeluarkan rokok serta korek api dari saku celananya.

"Mau?" Tawar Evan kepada Lio.

Evan mulai merokok, dan dengan sengaja mengeluarkan asapnya tepat didepan wajah Lio.

Lio mengambil rokok yang tadi ditawarkan oleh Evan, ia mulai menyalakan rokoknya, menyesapnya, dan mengeluarkan asapnya tepat diwajah Evan.

"Ngerokok juga lu, gue kira anak baik-baik."

"Gue emang perokok, tapi jarang, minum juga sih, gue aslinya nggak sebaik itu." Balas Lio.

"Apa rokok kesukaan lu?" Tanya Evan.

"Gue lebih suka Treasurer Aluminum Gold, nggak terlalu mahal sih, kalau lu?"

"itu yang lu isep rokok kesukaan gue, Treasurer Luxury Black."

Harganya cari sendiri di google😗

"Gimana lu bisa beli rokok itu?, Setau gue itu harganya lumayan mahal."

"Dari kelas sepuluh gue udah diasrama, setiap sebulan sekali dapet kiriman uang dari ortu, pas pertengahan kelas 10, gue buka usaha pake uang simpenan gue, bukan usaha gede, cuma jualan dessert sama crepes cake, dari situ gue punya penghasilan, ortu gue nggak tau tentang itu, dan uang dari jualan gue, gue gunain buat kebutuhan sehari-hari, termasuk ni rokok."

"Lu gimana?, Gue tau harga rokok kesukaan lu nggak beda jauh sama rokok ini." Lanjut Evan.

"Uang ortu, kan gue jarang ngerokok, gue juga punya tabungan."

"Kapan-kapan ajak gue ke tempat jualan lu dong, pengen nyobain, asal lu tau, gue suka banget sama dessert." Ucap Lio.

"Eh, btw rumah ini yang ninggalin cuma pembantu tadi?, Kan lu di asrama" Tanya Lio.

"Nggak, disini ada 3 pembantu, ortu gue tuh jarang pulang, mereka sibuk kerja, dari pada gue dirumah ini sendirian sama pembantu, mending gue tinggal di asrama yang jelas gue punya banyak temen kalau disana."

"Owh, ngantuk nih, ayok tidur."

"Ganti baju dulu."

"Terus gue?"

"Ya ganti juga, pake baju gue, gue ambilin bentar." Ucap Evan, ia berjalan menuju lemarinya, dan mengambil pakaian untuknya, dan yang cocok untuk Lio.

"Nih, celana pendek sama kaos lengan pendek, kalau buat lu kayaknya kegedean dikit." Ucap Evan.

"Makasih epannn, gue ganti dulu." Ucap Lio, ia pergi kearah kamar mandi, sedangkan Evan mengganti pakaiannya di kamar itu.

Evan merebahkan dirinya di kasur.

"Huh, capek banget, kapan keluarga gue bisa kayak dulu?" Tanya Evan entah kepada siapa.

"Epaannn, bajunya kegedean." Ucap Lio yang sudah berdiri disamping kasur.

"Kan gue tadi udah bilang, sini tidur."

Lio merebahkan dirinya tepat disamping Evan yang tengah memejamkan matanya.

"Lu punya masalah ya?" Tanya Lio.

"Tau dari mana?"

"Keliatan dari muka lu."

"Gue punya masalah, nggak terlalu gede, masalah keluarga, gue pengen keluarga gue jadi kayak dulu lagi, ortu gue sekarang nggak ngepentingin urusan rumah, mereka cuma ngurus kerjaan mereka tiap harinya, gue sampe dilupain."

Lio mengelus rambut Evan.

"Kalau punya masalah jangan dipendem sendiri, ntar mati, jangan terlalu dipikirin juga, ntar cepet tua." Ucap Lio, ia masih mengelus kepala Evan, terdengar suara dengkuran kecil, ternyata Evan sudah tidur.

Lio menghentikan elusannya dan menyusul Evan ke dunia mimpi.

TBC.

Hello prend.

Bye

See you

Dadaaaaaaaaaaaaaaaaa

Papay👋

17.02.2023

𝐀𝐒𝐑𝐀𝐌𝐀-[𝐄𝐍𝐃]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang