8

1.6K 100 20
                                    

Happy reading

Janlup votment

Maaf typo
........................

Dimalam harinya.

Lio tengah menyiapkan makan malam yang akan mereka berdua makan nanti, sedangkan Evan tengah mandi.

Mandi dimalam hari tidak terlalu buruk.

Ceklek.

Suara pintu kamar mandi terbuka memperlihatkan Evan yang bertelanjang dada dengan handuk yang diikat dipinggangnya.

Lio menelan ludahnya, entahlah, ia merasa hal aneh terjadi.

Evan terus berjalan mendekati Lio, dan Lio semakin mundur, hingga..........

Lio menabrak pinggiran meja makan, mereka semakin dekat, seperti tidak ada jarak diantara mereka.

Evan menatap Lio dengan senyumnya.

"Kenapa menjauh?" Tanya Evan, entah apa yang sedang ada diotaknya.

"Ga-gapapa." Balas Lio.

"Really babe?"

"Hu'um." Balasnya dengan mengangguk kan kepala.

Adelio menunduk, ia terus saja ditatap oleh Evan.

"Jangan nunduk." Ucap Evan dengan mengangkat dagu Lio.

Mereka bersitatap.

Memandangmu~~~
Walau selalu~~~

Abaikan.

"E-epann." Ucap Lio dengan menjauhkan tubuh mereka.

"Makan." Ucapnya lagi, ia langsung saja pergi kekamar mandi, meninggalkan Evan yang tersenyum kegirangan, suka banget jailin anak orang.

"Imut banget sih." Ucap seseorang dalam hati.

"Anjir, apaan itu tadi, aduh jantung gue."

Evan telah berganti pakaian, ia sedang menunggu Lio keluar dari kamar menit, untuk makan bersama.

"Epan." Panggil Lio yang mengalihkan perhatian Evan.

"Apa sayang?"

"A-ayok makan."

Setelah selesai makan, Evan mencuci semua piring yang tadi mereka gunakan.

Lio berbaring diatas kasur kesayangannya.

"Huh, cape banget, padahal cuma ngelakuin itu-itu aja." Ucapnya dengan memainkan hp.

Beberapa saat kemudian, ia dikagetkan dengan seseorang yang tiba-tiba mengukung tubuhnya, dan memandanginya, siapa lagi kalau bukan sibangsat Evan.

"A-apa yang lu lakuin?" Tanya Lio, berusaha keluar dari kukungan Evan, tapi apa boleh buat, tenaga Evan jauh lebih besar daripada dia.

"Gue mau lu."

"Ha?"

"Gue mau lu, Adelio Bagaskara."

"Ng-nggak usah macem-macem."

"Nggak macem-macem kok, cuma satu macem."

Cup

Tiba-tiba Evan mencium bibir Lio, saat Lio ingin melepaskan tautan mereka, Evan malah semakin memperdalamnya.

"Mmhhh."

"Evanhh."

Evan menghentikan kegiatan mereka saat merasa jika Lio kekurangan pasokan udara.

𝐀𝐒𝐑𝐀𝐌𝐀-[𝐄𝐍𝐃]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang