Bingung

46 24 8
                                    

Galang membawa motornya dengan kecepatan kencang seperti dikuasai amarah, tanpa menyadari bahwa dibelakang, dia tengah membawa seseorang, Hana yang ketakutan hanya bisa memeluk pinggang Galang dengan kencang.

Aduh ni anak kalo mau mati jangan ngajak-ngajaklah. Batin Hana ketakutan.

"Lo ngapa sih kalo mau mati gak usah ngajak-ngajak bisa?" kesal Hana sambil menjerit tepat ditelinga Galang.

Galang yang mendapat jeritan dari Hana sedikit menjauhka n kepalanya dari Hana. " Sakit kuping gue." ujar Galang pada Hana dengan sinis, tapi setelah itu dia memelankan kecepatan motornya.

Hana yang merasa kecepatan motor Galang memelan perlahan sedikit melepas pelukan Galang, tetapi saat pelukan Hana akan lepas Galang kembali menancapkan gas membuat Hana otomatis kembali memeluk pinggang Galang.

Galang mengantar Hana sampai depan gang rumah Hana meski Galang ingin tapi, ia tidak tau dimana rumah Hana dan Hana pun tidak memberi tahu alamat rumahnya.

Galang beberapa kali memaksa Hana untuk memberi tahu alamatnya tetapi Hana tetap kekeh ingin diantar sampai depan gang rumahnya saja.

Hana menepuk keras pundak Galang untuk menyuruh berhenti di depan gang. "Udah-udah sampe sini aja hey." ujar Hana terus menepuk pundak Galang.

"Iya-iya udah, turun" ucap Galang pada Hana.

Hana yang turun dari motor Galang pun melihat sepedanya yang sudah ada di gang rumahnya.

"Tadi sopir udah anter." ucap Galang saat tau tatapan mata Hana.

"Sebenarnya Lo itu kenapa sih?" tanya Hana yang masih kesal.

"Lo jangan deket sama Reyhan." ucap telak Galang.

"Kenapa?" tanya Hana frustasi.

"Gatau."

"Kok gatau, kan Lo yang aneh, sebenarnya kenapa sih?" tanya Hana benar-benar kesal dengan sikap Galang yang aneh menurutnya.

"Gue gak suka Lo deket sama dia, puas?" jawab Galang tiba-tiba yang membuat Hana terkejut.

"A-pa?" tanya Hana yang masih tidak percaya dengan jawaban Galang.

"Gue mau pulang." ucap Galang mengabaikan pertanyaan Hana.

Hana yang tiba-tiba tersenyum langsung memukul lengan Galang. "Ah lu bisa aja sih." ucap Hana dengan nada malu-malu.

"Yaudah gue pamit." pamit Galang yang langsung meninggalkan Hana yang tengah tersenyum-senyum sendiri seperti orang gila.

"Galang gak suka liat gue deket sama si ketos?, Dia cemburu dong, berarti kalo dia cemburu dia udah ada rasa dong sama gue" gumam Hana melompat-lompat seperti anak kecil.

"Aaaa gila, gimana ini gue masih belum siap." ucap Hana yang mengibas-ngibaskan tangannya ke wajah.

Hana pun segera mengambil kembali sepedanya dan menaiki untuk menuju tempat kerjanya.

"Gara-gara mas Galang sih gue harus puter balik." ucap Hana yang sedikit kesal dengan tindakan Galang yang tiba-tiba membawa dia pulang tiba-tiba.

"Gue kan mau kerja dulu, eh tapi gapapa deh bisa peluk-peluk pinggang nya." ujar Hana berbicara sendiri sembari mengayuh sepedanya menuju tempat kerja.

"Tapi pas meluk gue kek ngerasa nyentuh yang kotak-kotak keras gitu kayak batu." gumam Hana saat tadi memeluk Galang, ia secara tidak sengaja meraba perut Galang.

"Aduhh kok jadi salting gini sihh." pipi Hana tiba-tiba seperti kepiting rebus, ia sebenarnya malu karena tangannya secara tidak sengaja meraba yang ada di perut Galang.

GALHANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang