Dekat?

33 2 0
                                    

Galang mengantar Hana sampai depan gang tepat dengan keinginan hana, sebenarnya ia ingin sekali melihat rumah Hana ia juga sudah tau Hana tinggal di panti tapi entah kenapa Hana tidak pernah mengizinkannya untuk melihatnya.

"Udah makasih yah." ujar Hana tersenyum manis pada Galang.

"Hm." Galang hanya berdehem dan kembali memakai helmnya.

"Maaf gak bisa nawarin buat mampir, lain kali Lo bisa mampir kok, tapi bukan sekarang." ujar Hana yang merasa tidak enak pada Galang.

Galang hanya mengangguk dan pergi meninggalkan Hana yang senang dengan sikap Galang hari ini.

"Astaghfirullah, yaallah ini mimpi apa nyata tadi posisi gue deket banget sama dia." ujar Hana menepuk-nepuk pipinya berharap itu bukan mimpi.

"Gila bener dong bukan, aaaa ibuuu Hana baperrr." ujar Hana sambil berlari masuk gang menuju rumahnya.

Dari kejauhan ibu panti yang bernama ibu Sri tengah menjahit pakaian menyerenyit heran saat melihat dari kejauhan Hana yang berlari sambil berteriak menuju ke arahnya.

"Hana yaampun ngapain kamu teriak-teriak." ujar ibu Sri yang terkejut ternyata Hana yang berteriak dari kejauhan.

"Ibu Hana lagi seneng banget, aaa Hana baper Bu." ucap Hana yang senang karena ulah Galang.

"Iya sayang kamu boleh seneng tapi jangan sampe teriak-teriak nanti sakit tenggorokannya." ujarnya yang khawatir dengan Hana.

"Hehe iya maaf gabakal diulang lagi." Hana mengacungkan jari kelingkingnya sambil menyengir kuda.

"Yaudah sana, kamu mandi cape kan ibu udah siapin makan di atas meja makan tinggal kamu makan." ujar ibu Sri sambil melanjutkan acara menjahit pakaiannya.

"Siap." ujar Hana memberi hormat dan langsung pergi memasuki rumah pantinnya.

***

Pagi telah kembali menjelang hari libur pun telah selesai berganti dengan hari Senin dimana hari paling yang tidak disukai oleh para murid.

"Ah udah Senin lagi bel, gue males upacara, nanti kulit putih gue gosong." ujar Cantika yang masih di kelas dengan Hana dan Bela, ia saat ini tengah memakai suncrean agar kulitnya tidak terkena matahari.

"Alah lebay Lo." ujar Bela yang tidak begitu perduli dengan kulitnya yang penting sehat.

"Lebay Lo kata, nih yah nanti kalo gue item Devan bakal berpaling." ceroscos Cantika yang masih sibuk mengolesi wajahnya.

"Berarti pacar Lo itu Mandang fisik." ucap Bela yang membuat Cantika cemberut.

"Makanya cari pacar yang terima apa adanya bukan ada apanya." Bela pun pergi meninggalkan Hana dan Cantika yang sibuk dengan urusan masing-masing.

"Han Lo ngapain sih dari tadi?" tanya Cantika.

"Gue lagi rapihin bekal buat Galang." jawab Hana yang sibuk dengan kotak bekal makanannya.

"Itu Mulu usaha Lo yang lain dong." ledek Cantika.

"Gue selalu kasih perhatian sama Galang." ucap Hana.

"Gak pernah liat gue." ujarnya sambil meletakkan kembali kaca dan suncrean yang sudah ia pakai di dalam tas.

"Gausah di pamerin yang penting perhatian." Hana pun berlalu pergi meninggalkan Cantika.

"Punya temen bangsat semua." Cantika pun pergi menyusul yang lain untuk upacara, tak lupa ia mengambil topi.

***

Upacara berlangsung secara biasa apalagi saat kepala sekolah memberi amanat banyak siswi yang pingsan yang siswa yang pura-pura sakit perut dan lainnya.

GALHANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang