Dipagi hari ini, Megan kembali memasuki sekolah dengan wajahnya yang tetap ceria dan riang, Melisa yang mendatangi Megan langsung semangat menyambutnya.
"Megan, lo kemana ajasih kemarin, gw kangen ini." Ucapan Melisa yang seperti kangen kepada Megan yang kemarin tidak masuk sekolah.
"Gw cuman gamasuk sehari doang loh." Jawaban Megan kepada Melisa itu. Setelah mereka berkeluh kesah yang cukup lama.
Melisa sempat mengatakan bahwa kemarin Marvel menanyakan keadaan Megan.
"Eh Megan, kemarin si Marvel nanyain keadaan lo." Ucap Melisa kepada Megan.
"Seriusan? Gak bohong kan lo?" Jawaban Megan yang cukup kaget mendengar perkataan Melisa baru saja itu.
Melisa kembali menjawab "Ya bener lah, gw kan gapernah boong ke lo." Melisa memastikan bahwa apa yang dikatakan dia memanglah benar dan terjadi pada hari kemarin.
Disaat Megan sedang menyelesaikan pekerjaan rumahnya dikelas sendirian, Marvel yang sedang duduk tiba-tiba saja berdiri dan menuju kearah Megan.
"Megan, gw denger-denger ibu lo jualan nasi ya?" Tanya Marvel kepada Megan apakah benar Ibu Megan adalah penjual nasi.
"O-oh iya, lo tau darimana kalo ibu gw penjual nasi?" Tanya Megan yang binggung bagaimana bisa Marvel mengetahui profesi ibunya itu.
"Gw tau dari Melisa kemarin waktu lo gamasuk sekolah." Jawab Marvel kepada Megan bahwasanya ternyata Melisa lah yang memberi tahu bahwa Ibu Megan adalah seorang pedagang nasi.
Mereka berbicara cukup lama, dan pada akhirnya Marvel mengatakan bahwa dia ingin memesan beberapa nasi untuk dibagikan ketemannya.
"Eh Megan, gw mau pesen 50 nasi buat besok, lo bisa gak? Tanya Marvel untuk memastikan kepada Megan apakah bisa menerima pesanan tersebut.
"O-oh bisa Marvel, besok ya?" Tanya Megan yang sepertinya kaget melihat Marvel memesan jualan Ibundanya itu.
"Ok Megan, gw tunggu besok ya." Ucapan terakhir Marvel kepada Megan sebelum meninggalkan dirinya sendiri kembali.
Mendengar perkataan Marvel barusan, Megan langsung menghampiri Melisa dan membicarakan masalah Marvel tadi.
"Eh Melisa, tadi si Marvel mau pesan dagangan ibu gw." Tanya Megan yang masih kaget mengapa Marvel memesan jualannya.
"Bagus dong, lo jadi bisa nabung buat beli biola baru lo." Jawaban Melisa yang ternyata memberi semangat Megan untuk terus menabung itu.
Pembicaraan mereka yang cukup lama tidak terasa hingga bel sekolah berbunyi dan mengatakan bahwa mereka akan segera melanjutkan pembelajaran nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violinas
Roman pour AdolescentsMegan, seorang gadis kampung yang berkeinginan untuk menggapai mimpinya menjadi pemain biola handal, dia selalu berlatih setiap saat agar mendapatkan apa yang dia impikan. Sementara dikehidupan dia ada Marvel, seseorang pemain basket yang akan menem...
