Flashback Kana SMP
Bel istirahat berbunyi keras, Kana dan teman-temannya pergi keluar kelas untuk ke Kantin.
"Lo mau beli apa?" Tanya Tika.
"Roti kayaknya." Jawab Kana.
"Ke kantin belakang dulu ya." Kana mengangguk.
Kana dan Tika berjalan beriringan. Kantin belakang ramai dengan para murid.
"Gila rame banget njir." Batin Kana.
"Tik gue nunggu sini aja deh." Tika menoleh ke Kana dan mengangguk.
Kana menunggu Tika di dekat tangga menuju kantin belakang.
"Kayak semut anjir." Gumam Kana sedikit tertawa.
Tika keluar dari segerombolan orang kelaparan dengan keringat yang memenuhi wajahnya.
"Hahaha kayak abis nguli lo." Ucap Kana tertawa.
"Gak lagi gue kayaknya jajan di kantin belakang." Kana tertawa melihat Tika yang kesal.
"Ayo ke depan gue mau beli roti."
"Jalannya muter ya, lewat situ rame banget." Kana mengangguk dan menggenggam tangan Tika.
Saat melewati ruang guru, Tika sejenak berhenti berbicara dengan temannya. Kana menunggu Tika. Tanpa Kana sadari Geran berjalan ke arahnya dan menanyakan sesuatu terhadap Kana.
"Kelas 7D kan?" Tanya Geran tiba-tiba dengan tersenyum.
Kana menoleh kaget. "Hah?"
"Kelas 7D kan?" Kana mengangguk ragu.
"Ini orang kenapa sih?" Batin Kana.
Geran lalu saja melewati Kana setelahnya, ia tidak sendiri. Ia bersama temannya satu sebelahnya.
"Ayo Na, sorry kelamaan ngobrol nya sama temen gue." Kana mengangguki ucapan Tika.
"Itu orang siapa si anjir? Nanya kelas tiba-tiba gue pikir guru mau kasih tugas gitu ke kelas gue lewat dia tapi engga, lah dia siapa si?" Pikir Kana.
***
Selasa adalah hari yang malas bagi Kana, Tika, Bita, dan Many. Mereka ikut satu eskul PMR. Sekolah Kana mewajibkan setiap para muridnya untuk mengikuti eskul minimal 1. Sejujurnya saja tidak ada satupun eskul yang Kana sukai, jika ada pun hanya PMR.
"Mau jajan dulu?" Tanya Bita.
Tika, Many dan Kana mengangguk. "Ayo."
"Rasanya gue mau bolos aja deh." Ucap Many lelah. "Apalan belum selesai, eskul, apalagi pulangnya sore banget."
"Bener." Kana juga menyetujui ucapan Many.
"Apa gue keluar eskul aja kali ya?" Ujar Bita.
"Terus, mau masuk mana?" Tanya Tika.
"Gatau."
Kana, Tika, Many, dan Bita kembali setelah membeli jajanan untuk mereka.
"Ayo cepet kita latihan dulu." Ucap satu kakak kelas yang ikut membimbing PMR.
"Makanannya di taro dulu." Kana dan teman lainnya mengikuti arahan kakak kelas.
"Ada bagian yang buat tandu sama ada bagian yang buat pertolongan ya." Kana memilih untuk membuat Tandu. Ia cukup sedikit mahir sejak SD buat tandu pramuka.
Kana mengerti membuat Tandu, dari lipatan sudah kana hafal. Tapi, hanya saja tandu buatan Kana ini kurang kuat. Kana juga bingung padahal ia sudah mengikatnya kuat.
"Yang buat tandu berpasangan."
Kana tidak memikirkan pasangan, nantinya juga akan dapat. Pikirnya.
"Sama gue ya na." Kana mengangguki ucapan syifa.
"1... 2...3... Mulai!"
Buat tandu biasnaya selain adu kekuatan juga adu kecepatan. Teman kana lainnya tidak semua berada di Tandu hanya Kana dan Tika.
Saat Kana sedang mengikat. Ia merasa ada seseorang disebelahnya, begitu dekat.
"Bisa gak si ni orang pinggir dikit kek." Batin Kana sedikit kesal.
"Selesai." Kana dan syifa membiarkan tandu mereka tergeletak dibawah.
"Kurang kuat." Ucap satu kakak kelas.
Kana sedikit kesal, selain kesal dengan tandu ia juga kesal dengan kakak kelas.
"Kurang kuat terus anjrit." Batin Kana.
"Oke, udah jam 5 semuanya. Berdoa dan pulang." Kana dan teman lainnya berdoa sebelum pulang.
"Guyss, gue duluan yaa udah dijemput." Ucap Bita.
"Oke hati-hati." Jawab Kana.
"Gue jalan ke depan mau naik angkot." Kana mengangguk ucapan Tika.
"Gue udah dijemput, duluan ya Na." Kana mengangguk.
Sisa Kana. Tidak sendiri memang, tapi teman-temannya sudah banyak yang pulang. Ia menunggu jemputannya. Orang tuanya bekerja, jadi mereka menyewa salah satu tukang ojek yang akan mengantar-jemput Kana setiap pulang sekolah dan juga Les.
"Lama deh." Gumam Kana.
"Dijemput?" Tanya seseorang di sebelah Kana.
Kana menoleh kaget dan mengangguk.
Geran? Buat apa?. Pikir Kana.
"Duluan ya udah dijemput." Pamit Kana sopan. Geran mengangguk.
"Njir, gue sok akrab banget ya. Tapi daripada gue gak tanggepin dibilang sombong lagi." Batin Kana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kana
Novela JuvenilTerdapat satu kalimat yang tidak akan pernah tersampaikan kepadanya. Bagi Kana, Geran adalah seseorang yang sempurna. Walau semua orang bilang itu tidak. Kana Gaurindani, seorang anak SMA yang menyadari perasaannya saat duduk di bangku kelas 10. Di...