Stalk Geran

3 1 0
                                    

Selamat membaca!

Kana mendapatkan tugas untuk membuat suatu karya tulis dan nantinya itu disuruh posting di facebook sekolah. Tugas itu juga termasuk syarat agar bisa ulangan kenaikan tentunya. Walau Kana masih kelas 10. Tapi waktu berjalan dengan cepat, sudah mau berganti tahun menjadi 2022. Sebentar lagi Kana akan memasuki kelas 10 semester 2 dan setelahnya kelas 11.

"Gak berasa aja, jiwa gue ketinggalan di kelas 8." Kana berucap sambil melihat bingkai yang berisi fotonya dan teman-temannya memakai seragam putih biru yang tersenyum disana.

Seketika Kana mengingat kembali tentang Geran. "ngapain sih gue pikirin juga? Dia kan punya mata dan gue juga punya mata jadi ya bisa aja dong tatapan?" Ujar Kana bicara sendiri.

"Aahh tapi kepo gua anjirrr."

"Stalk? Stalk kali ya? Gapapa kan cuman penasaran." Kana memikirkan sambil menatap langit-langit kamarnya.

Kana mengambil HP nya dan membuka akunnya, ia membuat fake account khusus untuk mengstalk Geran.

"Duh siapa ya nama panjangnya?" Pikir Kana. "OHH IYAA GUE TAU."

Kana mengetik di papan pencarian GERAN GIRALDI akun paling atas menunjukan itu milik Geran, sebab akunnya tidak terkunci dan berisi nama panjangnya pun.

"0 postingan anjirr, tapi gue liat yang di postingan yang menandai dia lumayan banyak siapa ini? Mantannya jirr." Kana membuka salah satu akun yang meng tag Geran.

"Anjirr dia pacaran pas SD? Gilaa gue pas TK." Kana terkekeh. Kalau ia ingat lagi, itu hal yang menjijikan baginya tentu menyesal pacaran pas TK.

"Akun FB nya ada kali ya." kana beralih aplikasi, ia tidak menemukan lebih lanjut informasi mengenai Geran.

Kana membuka salah satu akun yang berisi nama panjang Geran dan poto profil yang sama. Ia yakin itu Geran karena ia cari di akun FB sekolahnya.

"DEMI APA DISINI LEBIH LENGKAP?" Kaget Kana.

"Njirr lucu banget dah dia pas kecil." Kana tersenyum melihat foto-foto Geran saat kecil.

Salah satu postingan dengan capt "lagi sakit makanya gak sekolah." Dengan foto Geran saat itu yang selfie. Dan beberapa postingan lainnya yang terbilang alay.

"Ini paling kocak." Kana saat melihat foto Geran yang pakai kacamata dan tidak dengan capt "Jadi aku ganteng gak??".

"HAHAHAHA, apa bedanya bocill itu lo cuman pake kacamata dan sebelahnya enggak. Pinter banget lagi udah pake efek. Gue dulu untung gak dibolehin buat FB, mungkin kalau iya udah gak ada bedanya sama ini sih." Kana tertawa keras saat melihat postingan itu.

"Geran ternyata punya kakak banyak ya, ohh dia anak bungsu. Banyak banget anjir udah kayak anggota gen halilintar."

"Ohh sukunya sama kayak gue."

"Pantesan dia sekolah di SMP itu, banyak ternyata saudaranya yang disitu."

"Gua yakin gak ada saudaranya yang di tempat dia SMA sekarang, karena dia pasti gak keterima di sekolah impiannya."

Kana terus mencari tau hingga postingan pertamanya Geran adalah saat ia mengganti foto profilnya di tahun 2012.

"Dia masih aktif di FB terakhir pas SMP kelas 8 jirr."

"Beda banget sama dia kecil, sekarang tinggi banget anjirr."

"Gue nemu SD nya!! Deket lah itu, SD gua jauh banget 3KM dari rumah."

"Ohh dia SD situ juga karena ada saudaranya, kayaknya guru deh saudaranya."

Gumam-gumam Kana lainnya sambil melihat postingan FB milik Geran. Tak jarang dia terkekeh atau bahkan tersenyum saat melihat beberapa foto yang menurutnya lucu.

"Save lah."

***

Senin, hari yang tidak sangat disukai oleh beberapa orang termasuk Kana. Ia sangat membenci hari Senin. Kenapa Senin harus jadi hari yang awal? Kenapa gak abis minggu itu sabtu lagi? Kenapa mesti sekarang hari senin? Kenapa dan Kenapa? Kana terus berbicara tiada henti ia mengoceh sebab kesal jam alarm membangunkannya dari mimpinya yang indah.

Bicara mimpi, semalam Kana bermimpi tentang dirinya dan Geran. "Geran mulu heran, kenapa juga mesti mimpiin dia sih?" Tanya Kana menghadap ke kaca.

"Kana, jangan sampe lo suka sama dia? Fokus lo harus belajar supaya dapet nilai baik." Ujar Kana pada dirinya sendiri.

Keesokannya, Kana sedang mengobrol dengan Gita.

"Loh? Lo kalau SMP disana terus SD nya dimana?" tanya Kana.

"Di **** deket dari sini." Kana mengerutkan keningnya.

"Kayaknya orang-orang SMP pada jauh-jauh ya." Kana terkekeh.

"Lo tau gak? Gue kaget ada temen SD gue yang sekolah disini," ujar Gita.

Kana menoleh pada Gita, memberhentikan makanannya sesaat.
"Siapa?"

"Bang Geran." Kana terbatuk.

"Lo sih gue bilang jangan makan banyak-banyak." Gita memberi minum pada Kana.

"Yaa laper gue Git." Kana menerima botol minum itu dan segera meminumnya.

"Btw, lo kan sekolah di SMP *** kan Bang Geran juga disana."

"Emang iya ya?" Tanya Kana main. Ia tidak ingin Gita tau untuk saat ini kalau ia memang satu SMP dengan Geran.

"Iya ish." Kana tertawa kecil, "Hahaha, sorry deh gue kan gak terlaku tau kaka kelas. Paling-paling yang pernah satu eskul doang."

"Masa lo gak kenal sih?" Tanya Gita geram.

"Enggak Gitaa yang mana emangnya?"

"Ntar deh kalau ada orangnya gue kasih tau." Kana mengangguk.

Geran kaka kelas gue pas SMP dan temannya Gita pas SD, dunia sesempit ini kah? batin Kana.

"Lo kenapa manggil siapa tadi namanya?? Geran? Iya dia kenapa pake kata 'bang'?" Tanya Kana sambil memakan makanannya.

"Karena dulu gue sering main sama dia, lo tau? Gue sama dia kita main salon-salonan dulu. Deket banget deh. Soalnya, SD gue gak terlalu luas kecil gitu kan jadi deket," Jawab Gita.

Anjirr hahaha, ngebayangin Geran main salon-salonan pas kecil lucu juga, batin Kana. Sambil memikirkan itu membuat Kana senyum-senyum sendiri.

"Lo kesurupan?" Tanya Gita lihat Kana senyum sendiri.

Kana langsung menormalkan kembali wajahnya, "Enggak, lucu aja main salon-salonan dulu lo sama temen SD lo itu hahahaha."

Gita mengangguk.

KanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang