Denial

2 1 0
                                    

Selamat membaca!

Hari minggu adalah hari yang sangat males. Males untuk besok siap-siap hari senin, males untuk bergerak, apalagi hari minggu ini di sertai dengan hujan pagi nya.

Kana yang sedang mengobrol dengan teman SMP nya di grup tertawa dengan bercandaan temannya. Seketika temannya menanyai Kana satu hal yang membuat Kana sendiri tidak tau harus jawab apa.

Fans Bita

Bita
Lu gak ada orang yang lu suka kah?

Kana
Tumben nanya, kenapa?

Bita
Kayak lu gak pernah cerita apa yang lu alamin aja

Kana
Masa sih? Biasa aja

Many
Di sekolah lu kan pasti cakep-cakep ege na
Pasti ada lahh

Kana
Gak ada sumpah
Gua gak suka sama orang paling penasaran doang
Kemaren gue abis liat akunnya
Lucu banget shsshshsh ketemu foto dia
Pas waktu kecil dulu
Hahaha
Alay dia

Bita
Mana ada orang penasaran kayak gitu
Sampe nge stalk akunnya
@many
Liat dah dia pasti suka sama orang

Kana
Enggak, gua cuman penasaran doang
Lagipula lu semua kenal orangnya

Many
Itu suka ege
Ah masa gitu aja lu gatau

Kana
Mana ada si suka cuman penasaran doang

Karena Kana yakin ia tidak menyukai Geran, kana mencari tau informasi di internet yang sedang jatuh cinta.

"Pertama, diam-diam memperhatikan." Kana berdecak

"Yaelah gua kan liat dia karena penasaran aja anjir."

"Kedua, suka berpenampilan rapih. Ah ini gak bener rapih kan emang harud dimana aja."

"Ketiga, senang berada di dekatnya. Ya karena kan apa ya, gatau ya seneng aja tapi bukan suka gue di deket siapa aja juga seneng-seneng aja."

"Keempat, terus memikirkannya. Ya mikirin karena kan penasaran."

Terus dan terus, Kana terus Denial tentang perasaannya. Padahal tanpa Kana sadari ia sudah mulai menyukai Geran.

***

"Git, lo suka sama dia tuh gimana sih awalnya lo tau lu suka sama dia." Tanya Kana.

"Yaa suka aja kayak gimana ya susah anjir jelasinnya." Jawab Gita sambil menyatat catatan yang diberi guru di papan tulis.

"Ya gimana?"

"Nih kayak lo suka sama barang, nah gimana ya lu suka lo mau kan sama barang itu." Kana terdiam. Gita benar juga.

"Masa manusia disamain sama barang sih Git." Gita menoleh kepalanya ke arah Kana.

"Bukan disamain tapi perasaannya sama. Suka itu kan energi positif na, ya biasanya lo suka sama sesuatu pasti lo mau milikin itu kan? Atau bisa aja sekedar suka pengen di milikin tapi lo ga punya banyak hal yang bisa ditukar dengan itu jadi ya lo cuman bisa liat doang." Jawab Gita panjang.

"Emang kenapa sih? Lo suka sama orang?" Kana menggeleng.

"Enggak, cuman nanya aja gabut. Udah selesai belum? Ayo ke kantin."

"Ayo."

"Git, gue kesana dulu ya." Gita yang tidak sempat menoleh ke arah Kana karena sedang ramai di kantin hanya mengangguk.

Kana menjauh dari Gita dan ke tempat jualan minuman. Kana tidak terlalu lapar ia hanya haus.

"Nih bu uangnya." Ucap seseorang dibelakang Kana.

Kana yang tubuhnya sedikit mepet dengan laki-laki itu menbuat jantung Kana menjadi berdebar, bukan karena tubuhnya yang terlalu mepet tetapi dengan tubuh miliki siapanya itu. Geran.

"Aku satu aja ini, ni uangnya bu makasih ya." Setelahnya Kana langsung pergi menjauh dari keramaian dan mendamaikan jantungnya.

Kana memukul dadanya pelan serta mengelusnya agar sedikit tenang.

"Mengapa bisa ada Geran? Di belakang Kana? Apa Geran denger suara jantung gue ya? Kok bisa ada Geran tiba-tiba? Yaa tadi rame sih dan dia tinggi jadi wajar aja, gue masih deg-deg an." Pikir Kana sambil memegang dadanya.

Gita ke arah Kana dan menepuk pundak Kana.

"Na." Kana tersentak kaget dengan tepukan orang dipundaknya.

"Apasih bikin kaget aja." Ucap Kana terkejut.

"Ya lo bengong aja, belum aja setan kantin ngerasukin."

"Mana ada setan kantin siang-siang gini Gita."

"Lah ada aja cuy dulu di SMP gue ada yang kerasukan walaupun siang-siang." Kana hanya mengangkat bahunya acuh. Benar juga, dulu di SMP kana juga ada yang kerasukan walaupun siang-siang.

Tapi Kana tidak terlalu memikirkannya, pikirannya hanya satu. Geran.

Kana kaget dengan seseorang yang berjalan di depannya, orang yang dengan tinggi badan lebih dari Kana. Geran. Kana memperhatikan punggung itu tanpa sadar ia tersenyum dengan dadanya yang berdebar.

"Na, dia kan kakak kelas gue pas SD dulu tau." Tunjuk Gita pada orang di depannya.

"Mana?" Tanya Kana pura-pura polos.

Ia tau yang di maksud Gita adalah Geran. Ia tidak ingin Gita mengetahui apabila Kana penasaran dengan sosok Geran. Mungkin Gita akan tau nanti, tapi tidak sekarang.

"Ini anjir depan kita." Suara Gita berbisik. "Ini yang pas gue bilang ke lo itu Bang Geran. Yang dulu main salon-salonan sama gue."

"Anjirr hahahaa oh dia." Ketawa Kana sedikit tidak bisa terkontrol.

"Pelanin suara lo anjir kita di belakangnya." Tegas Gita dengan mata melotot.

"Lupa, hehe."

Tapi sepertinya Kana kini menyadari satu hal, ia menyukai Geran.

Fans Bita

Kana
Lo semua bener, kayaknya gue suka sama dia

KanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang