lomba 17 Agustus

1 0 0
                                    

Selamat membaca!

Lagi dan lagi, Kana kembali dipilih untuk mewakili kelas mengikuti lomba 17 Agustus. Tapi kali ini, tidak hanya ia ada Gita juga ikut kepilih serta satu teman kelas Kana. Kana diikuti lomba video kreatif, ia harus membuat video tentang 17 an indonesia.

"Eh apaansi Randi napa gua dah yang dipilih." Tidak terima kana pada ketua kelas yang memilihnya.

"Gak ada lagi na yang mau." Jawab Randi.

"Yaudah kenapa gak lo aja?"

"Et orang gua ikut lomba lain." Kana memutar kedua bola matanya malas.

"Lagipula emang lo mau kelas dapet poin banyak karena gak ikut lomba? Cuman biar ada yang ngewakilin aja na." Jelas Randi si ketua kelas. Kana tidak menjawab apa-apa lagi, ia bahkan sudah malas melihat muka si ketua kelas itu.

"Ntar yang ikut lomba-lomba ini ada TM dulu ya di lab ipa, kecuali yang video kreatif." Semua anak mengangguk mendengar perkataan Randi.

"Eh ini gimana dah Git, kagak paham gue ah elaah." Kesal Kana mengusap-ngusap mukanya.

"Lah apalagi gua, mang gua paham? Kagak cuy." Jawab Gita.

"Eh sorry, kalian ikut yang video kreatif kan?" Kana dan Gita mengangguk.

"Nama gue Cahya, nanti kalau ada grupnya tolong undang ya. Nomor gue yang ini." Cahya memperkenalkan dirinya dengan Kana dan Gita.

"Ohh oke deh gue aja yang buat ya bentar." Ucap Gita.

Cahya mendapati notif pesan di HP nya ia dimasukkan di grup isinya mereka bertiga.

"Okee makasih ya." Kana dan Gita mengangguk.

Bel istirahat berbunyi, Gita dan Kana bergegas ke kantin sebelum kantin terlalu ramai diisi banyak murid.

Saat Kana sedang memilih makanan, tiba-tiba lengannya dipukul keras.

"Anjing!" Umpatan Kana yang lumayan keras suaranya membuat beberapa orang disekitar Kana melihat ke arah Kana.

Sementara, yang memukul lengan Kana tidak merasa bersalah ia hanya tersenyum.

"Gamih lewat na!" Seru Gita dengan suara kecil sedikit lompat.

"Monyet ya lo, kekerasan dalam pertemanan tau gak." Kana mengusap lengannya masih terasa sedikit sakit.

"Hehe sorry na, sumpah salting banget apalagi dia tambah cakep. Tau gak? Potongan rambutnya ganti tau. Rambutnya udah pendek malah tambah pendek, eh cakep na banget. Kapan ya na  gue bisa pamer pasangan gue itu dia?" Kana memukul lengan Gita.

"Pasangan-pasangan dia tau lo hidup aja kagak."

"Duh, gak usah dijelasin dong." Gita seolah-olah memegang dadanya tanda sakit.

"Ck, lebay."

"Tapi minimal mah ngaca kack." Balas Gita.

"Ih monyet." Setelah mengucapkan itu pada Gita, Kana langsung pergi dari sana.

"Yahahaahah, sok banget bilang dia gak kenal gue. Lah, crush dia juga gak kenal dia." Ucap Gita sendiri senang bisa membalas Kana.

***

Kana menunggu untuk dijemput, ia tidak membawa motor ke sekolahnya. Sementara Gita juga sudah dijemput. Ia hanya sendiri, di halte. Ini yang Kana mau ia sangat senang beberapa hari ini berada disekolah, mungkin karena Geran? Kana suka menunggu Geran pulang terlebih dahulu baru ia akan pulang. 

Halte depan sekolah Kana menjadi tempat yang sering Kana duduki untuk menunggu Geran pulang. Kana melihat ke jam tangannya, sudah jam 16.15 biasanya Geran akan keluar di jam ini.

"Kok belum ada ya?" Tanya Kana pada dirinya.

"Tunggu sebentar lagi deh." Lanjut Kana sambil mengambil earphone di tas nya.

Sekolah selesai jam 15.00, sudah 1 jam 15 menit Kana menunggu Geran sambil menunggu yang jemputnya. Kana baru mengabari 2 menit yang lalu.

"Ini udah jam 16.20 tapi kok belum ada juga ya?" Kana berdecak sambil melihat jam tangannya.

Suara motor terdengar dari arah gerbang sekolah, Kana menoleh pandangannya ke arah gerbang. Ia melihat Geran dengan satu perempuan dibelakangnya dengan posisi yang sangat dekat.

Sakit

Geran dan perempuan itu sedang tertawa dengan lancang seolah memberitahu pada semua orang bahwa mereka sedang berbahagia.

"Eh apaansi, ah lagi juga ngapain kan gua berharap sama orang itu?" Ucap Kana pada dirinya sendiri.

"Yaa cantik sih cewenya, lah gue?"

"Kok sakit ya?"

"Ih mana si yang jemput gue lama banget."

"Idih idih cakep lu?"

Kana mengusap satu air matanya dengan tangan. Bahkan Kana tetap melihat itu saat Geran dan perempuan itu lewat di depannya.

"Gua gak sesuka itu.. kan?" Tanya Kana pada dirinya sendiri.

Kana memukul dadanya beberapa kali, ia menghapus air matanya tidak ingin orang lain tau dia sedang menangis.

Suara motor terdengar lagi, Kana beranjak dari halte saat melihat orang yang Kana tunggu sudah menjemputnya. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang