Call #16 - Casual Dinner

1K 143 10
                                    

"Happy Meal dua paket aja deh... Bonusnya kan mainan. Glenn pasti suka."

"Apalagi?"

"French fries tambah burger keju, es krim juga kalau kamu mau."

"Aku mau kok... Kamu suka yang apa?"

"Mcflurry yang oreo. Eh bentar, nggak jadi deh, yang baru aja yang Matcha Mcflurry."

"Oke."

Tak berapa lama, Brandon pun menyebutkan pesanannya lewat pengeras suara drive thru sementara Giana menunggu dengan sabar.

"Aku kira kamu akan lebih seneng ditraktir makan sushi, siapa yang sangka kamu bakal minta makan di McDonald lewat drive thru. Yakin kita nggak usah ke restoran sushi? Di sana juga bisa take away kalau kamu nggak betah lama-lama sama aku," ucap Brandon tiba-tiba.

Giana menggeleng pelan. "Nggak usah repot-repot. Aku baru keinget kalau anakku lagi suka banget ngumpulin mainan Happy Meal. Sejak Papanya nggak ada, aku nggak pernah ajak dia makan di luar lagi. Jadi ngerasa bersalah kalau aku makan enak di luar tanpa ngajak Glenn.

Brandon mengangguk. "Okay... Terus rencana kamu setelah ini gimana? Langsung pulang?"

Giana mengangguk lagi. "Kenapa? Kamu kecewa?" goda Giana meski ia hanya iseng. Dibandingkan ekspresi Brandon sebelumnya yang selalu memperlihatkan rasa tidak nyaman jika digoda, pria itu kini terlihat rileks dan lebih banyak tersenyum. Rasanya hampir-hampir Giana menghadapi orang lain, bukannya Brandon yang kaku.

"Tentu saja aku kecewa."

Giana menegakkan tubuhnya, tidak berharap mendengar kalimat semacam itu meluncur dari bibir Brandon.

"Nggak banyak perempuan yang bikin aku nyaman ngobrol selain staf-stafku di kafe. Mungkin aku udah terbiasa sama kehadiran kamu sejak kamu ngelukis mural di tempatku. It's just nice to have someone to talk about something even just trivial things. Maaf, aku sebelumnya memang agak jaga jarak sama kamu karena mengira kamu mungkin punya niat tersembunyi sama aku," tukas Brandon dengan senyum tipisnya yang khas.

"Yeaaaa... aku baru sadar kalau kamu lumayan narsis soal itu ya."

"Haha..."

Percakapan terhenti karena pesanan mereka sudah jadi dan Brandon harus mengulurkan tangan untuk menerimanya. Tanpa banyak bicara lagi, Brandon kembali menyetir mobilnya keluar dari area drive thru. Brandon tidak pernah tahu bahwa kalimat yang diucapkan Brandon belum lama ini adalah hal yang manis bagi Giana. Brandon juga tidak boleh tahu saat ini Giana menahan debaran jantungnya yang membuatnya terpaksa mengalihkan pandangannya ke arah lain selain wajah Brandon. Giana takut setelah ini suasana akan canggung yang membuat Brandon menyadari perubahan sikap Giana. Untunglah dering ponsel mengalihkan perhatiannya. Sayangnya, setelah melihat nama di layar ponselnya, Giana berharap ponselnya tidak akan berdering.

"Halo," jawab Giana dengan suara datar.

"Kamu di mana, Gi?" tanya Lingga melalui sambungan telepon.

"Aku lagi di..." Giana melirik sejenak ke arah Brandon dan terpaksa berbohong. "... di taksi online."

Saat mengucapkan itu, Brandon menoleh ke arah Giana dan tersenyum geli. Giana memberikan isyarat supaya Brandon tidak bersuara dengan jari telunjuk yang ditempelkan ke bibir.

"Kamu udah mau pulang? Aku cuma mau kasih tahu soal Glenn. Aku tadi jemput dia di rumah dan udah bilang ke Riri, pengasuhnya kalau Caca minta ditemenin nginep sama Glenn. Bunda sama ayahnya lagi ke Bandung karena nikahan teman sekolahnya."

"Gitu? Kamu udah packing baju buat Glenn tadi?"

"Udah. Aku hubungin kamu cuma mau bilang supaya kamu nggak perlu nungguin Glenn dan langsung kunci pintu setelah sampai. Besok sekolah Glenn libur dan Caca minta diajakin main di water park. Jadi kemungkinan sore aku bakal antar Glenn pulang. Kamu nggak keberatan kan? Atau kamu juga mau sekalian ikut besoknya?"

Call Me When You're Single Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang