11

560 60 13
                                    

Desiran angin malam berhembus pelan disaat ia berhenti di depan gapura berlumut. Lambang yang berada di atas gapura sudah lapuk dan sobek. Sasuke melangkah pelan memasuki pemukiman yang telah dilupakan oleh desa, menatap lurus ke depan di mana pusat dari segala kehancurannya dimulai.

Memejamkan mata untuk mengenang kembali hal-hal sepele yang sempat ia rindukan. Mengingat disaat suara teriakan anak kecil yang sedang bermain, suara sapaan khas nenek-nenek jika ia pulang terlambat, dan suara aduan besi serta sorakan menandakan kegiatan latihan yang masih berlangsung. Sasuke menghembuskan napas pelan, ia membuka kembali matanya dan tanpa sadar sudah berhadapan langsung dengan kediaman paling besar di antara kediaman lainnya.

Tangannya terkepal kuat, menahan gejolak membara di hati. Sasuke menatap seksama bangunan sederhana yang masih meninggalkan kesan tradisional khas klannya. Ia mendengus dengan tindakan yang dilakukan pada saat ini. Mengunjungi kediaman klan Uchiha sama sekali tidak ada dalam pikirannya.

Sasuke melangkahkan kaki, memasuki rumah yang sudah berdebu dimakan waktu, tidak ada yang berubah. Posisi ruang yang diperuntukkan untuk tamu masih tetap ditempatnya, yang membedakan hanya lantai yang menghitam dan jaring laba-laba di setiap sudut ruangan. Bayangan sang ayah yang memberikan arahan kepada prajuritnya terpampang nyata, raut keras dan tegas terpasang apik demi memberikan tugas dan misi pada bawahan. Bayangan itu hilang dan menyisakan keadaan ruangan hampa.

Sasuke mengalihkan pandangan dan melangkah lagi. Ia berhenti saat melihat tatakan meja, lemari penyimpan makanan, dan beberapa alat memasak. Sasuke tau betul ruang ini. Kali ini tidak ada jaring laba-laba yang menghiasi setiap sudut tempat, seolah-olah serangga itu tau bahwa pemilik ruang ini tidak akan membiarkan mereka hidup tenang disana.

Kali ini bayangan sang ibu terlihat jelas, ia sedang memasak dan menyuruh untuk duduk selagi menunggu makanan selesai. Sasuke menatap dalam bayangan sang ibu yang sudah selesai dengan aktivitas memasaknya, perempuan itu menyajikan makanan soup tomat dan menatap Sasuke untuk duduk. Namun sosok sang ibu yang tersenyum manis juga menghilang hingga membuat suasana kembali menjadi semula.

Sasuke mulai membenci ini, ia berjalan cepat meninggalkan ruangan itu hingga berhenti di sebuah kamar yang masih berserakan dengan mainan anak kecil. Bayangan sang kakak yang menemaninya bermain muncul, dirinya yang masih kecil memegang boneka dinosaurus dan mematuk keras pada boneka biasa yang dipegang oleh sang kakak, setelah itu ia tertawa puas melihat boneka tersebut yang tak berbentuk dan mengundang kikikan geli lainnya.

Sama dengan sebelumnya, bayangan itu ikut menghilang hingga menyisakan ruang kamar kosong yang gelap. Rahangnya mengeras melihat kenangan lama, setitik emosi menyelimuti hatinya. Sasuke meninggalkan kamar dengan tergesa dan melangkah lebih dalam, hingga ia benar-benar harus berhenti tepat di depan ruangan yang menjadi titik awal mula kehancurannya.

Bayangan-bayangan yang terus diperlihatkan muncul kembali. Kali ini sang ayah dan ibu sudah terkapar tak bernyawa di atas genangan darah mereka berdua.

Di depan jasad kedua orangtuanya sudah berdiri sang kakak, dengan memegang sebilah katana serta tetesan darah diujung besi tajam tersebut. Sang kakak yang menjadi pelaku utama pembantaian seluruh klannya termasuk ayah ibu mereka menatap dirinya nyalang, mata merah dengan pola abstrak bergerak cepat membuatnya tidak bisa bergerak dan terpaku di atas lantai.

Sasuke memejamkan mata kuat, emosi yang ia kira sudah mati muncul kembali ke permukaan. Ia membuka mata dan tanpa sadar mengaktifkan Sharinggan. Bayangan keji itu menghilang dan digantikan dengan garis polisi yang sudah longgar dan memudar. Dirinya meninggalkan kediaman itu dengan cepat, rasa sesal muncul karena harus menuruti ego terkecil yang ingin melihat tempat kediaman klannya.

Sasuke menonaktifkan Sharinggannya agar tidak diketahui oleh siapa pun, kali ini ia akan berjalan kaki menuju penginapan dibandingkan melompati dahan pohon, ia akan menjernihkan pikirannya yang sedang kalut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang