You

187 36 0
                                    


Suho masih dengan setelan yang ia kenakan saat acara makan malam, meski saat berangkat ia dijemput, saat meninggalkan rumah makan ia memilih untuk naik taxi karena harus menemui Sinb.

Acara keluarga berakhir dengan dingin setelah kalimat kakek yang diutarakan pada Suho, ditambah tak ada yang membelanya dan hanya diam seperti setuju dan mendukung penuh setiap kata yang keluar dari mulut kakek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Acara keluarga berakhir dengan dingin setelah kalimat kakek yang diutarakan pada Suho, ditambah tak ada yang membelanya dan hanya diam seperti setuju dan mendukung penuh setiap kata yang keluar dari mulut kakek.

Sinb akhirnya muncul dan menghampiri, Suho tidak tahan untuk menarik Sinb dalam pelukannya. Sangat menyakitkan ketika keluarga yang harusnya menjadi rumah penyemangat malah berbanding terbalik dan menyerangnya bertubi-tubi. Pertemuan sekian jam itu membuatnya lelah melebihi menjalani kegiatan sebagai idol.

"Sunbae.."

"Sinb, aku hanya punya dirimu. Kumohon jangan mengatakan hal yang menyakitkan dan jangan pergi seperti orang lain" bisik Suho dengan lemas, "aku tidak akan kemana-kemana, kenapa harus pergi jika orang yang paling membutuhkanku ada disini?" Suho merenggangkan pelukannya disambut senyuman hangat Sinb.

"Apa sesulit itu menghadapi acara perusahaan?"

"Lebih tepatnya acara keluarga, tidak ada yang berpihak padaku dan aku hanya dijadikan badut saat makan malam" Suho mengusap wajahnya, "kau sudah melakukan semuanya dengan baik" Sinb menyemangati dan menyentuh kedua pipi Suho.

Sementara Suho mengingat perkataan tajam Sunha dan kakeknya soal kekasih, Sinb saja sudah cukup, ia tidak meminta apapun dan  siapapun lagi. Gadis itu sudah sangat membantu dan tidak menuntut banyak.

Suho enggan untuk membicarakan percakapan yang ada dalam makan malam lalu, ia tidak bisa melihat Sinb merasa remeh. Bagi Suho, Sinb adalah gadis terbaik yang pernah ia temui.

"Kenapa? Sedang memikirkan sesuatu?" Tegur Sinb saat Suho hanya diam menatapnya. "Kenapa aku baru sekarang bertemu denganmu? Jika saja lebih cepat mungkin tidak akan seberat ini"

"Jika bertemu lebih cepat, aku tidak mungkin mau menerima sunbae.. dengan posisiku...."

"Sudahlah, aku tidak ingin kau merendahkan diri sendiri. Traktir aku makan ramyun" pinta Suho, "bukankah tadi sudah makan malam?"

"Aku tidak makan, hanya minum. Bagaimana bisa makan ketika suasana mencekam seperti itu, baiklah biar aku saja yang traktir. Kita belum jadi makan ramyun waktu itu"

"Sebaiknya kita mulai berhati-hati karena Jungkook oppa jadi sering datang kemari" Suho mengerutkan kening, "kau bertemu dengannya semalam?"

"Dia mengantarku pulang karena sudah sangat larut" Suho menghela nafas, ada rasa panas dalam dadanya. Ia melepaskan jas yang melapisi kemeja dan melingkarkannya di pinggang Sinb.

"Kau memakai baju ketat"

"Tapi udara malam ini cukup dingin"

"Aku kepanasan" Suho berjalan lebih dulu tanpa menggandeng tangan Sinb seperti biasanya, "aku tidak melakukan kesalahan kan?" Gumamnya mengekori dari belakang.

Suho terus menatap Sinb sembari melahap ramyunnya, "aku ingin berkencan denganmu"

"Bukankah kita melakukan itu setiap malam?" Sinb hanya fokus pada mie cupnya, "aku ingin keluar sungai han denganmu"

"Keluar sungai han?"

"Aku akan memesan tiker untuk bioskop tengah malam" Suho berpaling dan mengabaikan tatapan Sinb yang terkejut, keluar dari area taman dan ke pusat kota adalah hal yang mengundang banyak resiko.

Meski tengah malam adalah waktu yang tepat untuk keluar, tapi tidak menutup kemungkinan ada orang yang mengenali mereka dengan mudah terutama Suho. Ia mengatakan itu dengan spontan dan tidak ragu sedikitpun.

Hubungannya dan Sinb memang harus di sembunyikan, tapi terkadang ia ingin menggandeng Sinb dengan leluasa di tengah kota yang gemerlap. Tidak hanya di sungai han yang hanya di terangi redup lampu jalanan.

"Baiklah, kita akan pergi besok"

"Sungguh? Kupikir kau akan menolaknya" Suho tertawa girang melupakan apa yang baru saja ia lewati sebelum bertemu Sinb. Gadis itu hanya tersenyum dan mengangguk setelah Suho kembali dengan wajah bersinar.

Sudah tiba waktunya untuk mereka berpisah karena hari semakin larut dan Sinb tidak ingin Jungkook menangkap basah mereka yang sedang bersama.

"Baiklah, sampai jumpa besok malam" Sinb membungkuk dan melambaikan tangan, Suho mengikuti Sinb dan berjalan sejajar dengannya.

"Mau kemana?"

"Aku akan mengantarmu malam ini" Sinb menghela nafas dan melepaskan pakaian Suho yang masih melilit di pinggangnya, "besok kita akan bertemu lagi dan menonton, aku mau melakukan semuanya tapi tolong jangan memaksa. Asramaku adalah tempat yang cukup ramai"

"Tapi..."

"Sampai jumpa sunbae" Sinb terlihat kesal padanya, "setidaknya pakai ini, aku tidak bisa menjagamu jadi jagalah dirimu dan jangan pergi dengan pakaian ketat" Suho berlari kecil tidak ingin melihat ekspresi Sinb.

Sekembalinya ke asrama, Suho berbaring lelah di atas tempat tidur. Para anggota tak ada yang menyambut kedatangannya karena sudah terlelap.

Sebelum berganti pakaian, Suho beralih ke posisi duduk dan mengetik beberapa kata di situs pencarian. Beberapa artikel dan foto muncul.

"Dia memang lebih muda dariku, tapi aku tidak kalah tampan.." gumam Suho melempar asal ponselnya yang tengah menunjukkan foto dari fansite Jeon Jungkook.

...

Sinb menutup wajahnya dengan bantal dan menghela nafas terus menerus, sikap Suho sedikit mengganggunya. Untuk keluar dan sekedar bertemu di malam hari sudah sangat berat bagi Sinb.

Ia bahkan memberanikan diri untuk menuruti kemauan Suho yang ingin mereka menonton bioskop tengah malam, Sinb belum pernah melakukannya lagi setelah debut karena ia merasa sangat berbahaya berkeliaran di pusat kota.

Ia berharap setidaknya Suho dapat mengerti apa yang dirsakannya, semua adalah langkah yang sulit. Sinb terlalu takut untuk melangkah karena ia adalah pedatang baru, ia juga tidak ingin nama grup dan anggota tercoreng karena pilihan cerobohnya.

Karena tidak bisa tidur, ia beralih ke ruang tengah yang tidak terlalu luas. Berbaring di lantai menatap bohlam lampu dalam keadaan mati, hanya diam tak ingin mengganggu istirahat para anggota.

"Apa aku tadi terlalu keras?" Gumamnya melirik outer milik Suho, sebelum lupa ia menyimpan pakaian itu dalam tas punggung yang biasa ia bawa saat ada jadwal.

Lampu tiba-tiba menyala dan Sowon muncul dalam kegelapan, "baru pulang?" Tanya Sowon berjalan menuju lemari pendingin, "sudah dari tadi, aku hanya tidak bisa tidur"

"Kenapa? Ada yang mengganggu pikiranmu?" Sinb mengurungkan niatnya untuk bercerita, "tidak.. aku akan kembalu ke kamar dan mencoba tidur.. selamat malam eonni" ujar Sinb menolak berbincang dengan Sowon.

Berlama-lama di ruang tengah dengan keberadaan Sowon malah membuatnya makin merasa bersalah, menyembunyikan hubungan juga tindakannya selama ini dari para anggota yang berjuang bersama sejak awal tidak lah mudah. Mereka sudah berjanji untuk tinggal bersama tanpa rahasia dan akan mencari jalan keluar apapun masalahnya dengan berbicara satu sama lain.

Tapi nyatanya Sinb tidak mampu.






.
.
.
.
.
TBC

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang