Always

196 43 0
                                    


Sinb menghela nafas pendek ketika Suho melambaikan tangan dari kejauhan dengan pakaian serba hitam, juga masker yang menutupo wajah. Dengan malas ia mendekat. "Annyeonghasseo"

"Kenapa dengan wajahmu? Kau tidak suka melihatku?"

"Boleh aku bertanya sesuatu?"

"Tanyakan saja"

"Apa EXO tidak ada kegiatan?"

"Tidak"

"Sunbae, ini bukan kebetulan kita bertemu sejak akhir musim dingin kan" Sinb memastikan, "bisa dibilang begitu"

"Aku serius"

"Jika aku katakan sengaja datang kemari untuk menemuimu, apa kau akan percaya?" Jawab Suho dengan ringan, "jangan menggodaku, aku tidak sedang bercanda"

"Apa wajahku terlihat bercanda?" Suho sedikit membungkuk menyamakan posisi dengan Sinb sekaligus mendekatkan wajahnya yang tanpa senyuman seakan tengah membuktikan kata-katanya.

"Sekarang biar aku yang bertanya, apa kau sengaja membuatku seperti ini?" Pertanyaan Suho membuat kening Sinb berkerut karena tak mengerti. "Maksudnya?"

"Tidak bisakah kau berhenti menganggu kepalaku? Sejak dirumah sakit saat itu aku selalu memikirkanmu, apa kau tidak bisa berhenti melakukan itu padaku?" Sinb terkejut saat Suho bicara dengan raut wajah yang tak berubah bahkan dengan mudahnya tanpa ada jeda.

"Aku tidak mengerti"

"Mau jadi pacarku?"

"Ne???"

"Aku ralat, jadilah pacarku..." Sinb tertawa setelah kalimat spontan Suho yang akan membuat siapa saja terkejut, terutama para fans perempuan jika tau idolanya mengatakan omong kosong seperti itu pada Sinb.

Suho tanpa membiarkan Sinb menjawab, langsung menarik tubuh gadis di hadapannya dengan cepat. Hanya keheningan yang ada disekitar mereka, bahkan serangga malam tidak ingin menganggu keduanya saat itu.

"Sunbae.."

"Aku sedang mengalami masa sulit, dan anehnya kau selalu muncul dalam pikiranku" bisik Suho menenggelamkan kepalanya di bahu Sinb, "sunbae..."

"Aku tidak tau kenapa jadi seperti ini, setiap malam aku selalu ingin kemari dan bertemu denganmu. Mungkin sedikit aneh, walaupun aku kelelahan setiap malan dan bangun dengan tubuh yang sakit setelah berlari denganmu... rasanya..... menyenangkan, rasanya aku bisa melewati hari yang berat" jelas Suho semakin mempererat pelukannya pada Sinb.

Sekian detik tak ada yang bicara, meski ragu pada akhirnya Sinb membalas pelukan Suho dan menepuk punggu lebar lelaki yang kini terdengar memiliki perjalanan yang sulit bahkan untuk mengatakan semua itu ia yakin Suho menahannya sejak lama.

Sinb membawakan kopi hangat yang ia dapatkan dari minimarket di sungai han, menatap wajah Suho yang tertunduk. Ia penasaran seperti apa kehidupan Kim Suho yang terlihat sangat mudah bagi sebagian orang.

"Aku mengikuti audisi diam-diam, dan akhirnya diterima. Meski di tentang aku tetap pergi dan memutuskan hubungan, apalagi saat trainee memang tidak diijinkan memiliki ponsel. Aku membuangnya tanpa ragu...." Suho mulai membuka suara.

"Siapapun tau bahwa aku lahir di keluarga yang cukup baik dalam hal bisnis, tapi bukan itu mimpiku. Melihat penampilan jalanan membuatku tertarik untuk mencoba hingga akhirnya bisa debut dengan EXO.

Aku selalu berhati-hati dalam bertindak karena bisa saja apa yang kulakukan akan merusak nama grup juga nama keluarga. Tapi sampai saat ini hasil kerja kerasku hanya jadi bahan tawa di keluarga.. dan..."

"Sunbae.." Sinb menyela, hingga Suho menatapnya. "Mungkin kau salah paham dengan perasaan kesepian dan suka, yang kau butuhkan saat ini hanyalah teman bercerita, bukan seorang kekasih"

"Coba bicarakan hal ini dengan anggota yang kau percaya, mengatakan suka padaku tidak akan merubah apapun. Aku juga adalah junior yang rasanya tidak pantas memiliki hubungan dengan anggota grup ternama yang siapapun akan mengenalinya.. saat ini aku hanya ingin fokus pada mimpiku"

"Sinb..."

"Aku tidak bisa menjadi tempatmu bercerita bahkan sebagai penghibur, sebaiknya kau tidak kemari lagi atau aku yang tidak akan kemari.." Sinb bangkit dari duduknya, membungkuk sebagai ucapan selamat tinggal dan berlari kecil menjauh.

Suho perlahan melangkahkan kaki, tapi kemudian terhenti hingga hanya bisa melihat sosok Sinb yang kini hilang bersama malam yang dingin meski musim dingin sudah lama berakhir.

Suara deburan ombak kecil sungai han kini terdengar jelas setelah Sinb pergi, ntah kenapa rasanya menyakitkan mengetahui Sinb menolak bertemu dengannya.

Sudah lama kalimat itu tidak ia katakan, tapi ketika mulai berani dan berharap Sinb menerimanya. Suho hanya mendapat kenyataan yang menyakitkan, jika selama ini ia hanya membutuhkan teman cerita, lalu kenapa hanya Sinb yang terus berlalu lalang di pikirannya?

...

"Aku melakukan hal yang benar"

Sinb menoleh kebelakang setelah meninggalkan Suho dengan kata-kata yang sepintas ada di pikirannya, ada rasa mengganjal di hatinya. Tapi ia tidak menyesal, semua yang ia katakan lebih masuk akal.

Suho yang merupakan member dari grup besar tak mungkin menyukainya hanya karena alasan sepele, bahkan pertemuan mereka hanya beberapa jam dalam sehari. Sinb maupun Suho tidak mengenal satu sama lain dengan baik, bagaimana perasaan bisa tumbuh?

"Kau menumpahkan air panasnya" tegur Sowon, "ahh"

"Apa yang sedang kau pikirkan?" Omel Yerin membasuk tangan Sinb dengan air dingin, "aku hanya lelah"

"Wajahmu terlihat pucat, aku akan meminta libur pada manager"

"Tapi.."

"Menurut saja, kesehatanmu lebih berarti. Lagipula kita hanya akan wawancara di radio tanpa rekaman visual" ujar Eunha dan Umji bergantian.

Sinb memang memikirkan Suho dan kejadian semalam yang cukup mengejutkan, tapi ia tidak berniat menceritakan hal tersebut dengan para anggota. Sudah cukup lelah dengan jadwal padat, ia tidak ingin menambah masalah.

Sudah tiga jam sejak Sinb berbaring di atas tempat tidur, hanya mebolak-balikkan tubuh mencari posisi nyaman dan sesekali menatap langit-langit kamar yang sangat dekat dengan wajahnya.

...

Suho melepaskan jaketnya setelah sesi wawancara singkat di sebuah stasiun televisi, langkah kaki panjangnya kini terhenti di depan pintu kaca yang bisa menunjukkan seluruh seisi ruangan di hadapannya.

Ruang siaran, ia bisa mengenali setiap wajah member Gfriend tapi tidak menemukan Sinb disana. Bahkan beberapa kali ia menghitung ada berapa personil disana.

"Apa yang kau lakukan? Aku ingin pulang cepat" kata Baekhyun dari kejauhan, Xiumin menepuk bahu Suho dan mengikuti kemana tatapan Suho berdasar.

Di belakang mereka ada grup wanita yang juga selesai melakukan kegiatan yang sama dengan EXO, salah satu gadis dengan rambut hitam panjang ikut menatap ke dalam ruangan kaca.

"Eonni, kau mencari siapa?" Tanya Seulgi, "tidak, aku hanya ingin melihat ada siapa di dalam sana" jawabnya kembali berjalan.

Joy salah satu member di grup yang sama melihat pandangan Irene yang berbeda ketika menatap ruang siaran yang terdapat member Gfriend disana. Karena ia satu-satunya yang mengenal salah satu member grup tersebut.

"Apa aku harus menanyakan hal ini pada Yerin? Tapi sepertinya Irene eonni hanya menatap kosong"

"Lagi-lagi bicara sendiri? Ayo pulang, aku lapar" tegur Wendy.








.
.
.
.
.
.
.
.
TBC

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang