The Most Beautiful Gift

16 6 0
                                    

"Sudah ku ceritakan pada langit semua sedihku yatuhan, maaf hanya bisa merayumu disaat saat sulit"

      (Nafisa Aghisti Danera)
                      ••••••


_______

Hari ini adalah hari Minggu dan Nafisa sedari tadi sudah sibuk dengan kegiatan nya membereskan rumah

Hari ini teman teman Sarah dan Andy datang

Nafisa tidak ingin ada kesalahan apapun sehingga dia dari tadi sibuk mengurusi segala keperluan

"Makanan nya udah siap belum?" Sarah mengagetkan Nafisa yang sedang merapikan meja untuk para tamu

"Uu..dah ma, semuanya udah beres" sembari menyapu kening nya Nafisa tersenyum hangat

Baru saja Sarah mau berbicara tiba tiba Nadia datang menghampiri mereka

Dengan gaun cantik yang serasi pada kulitnya dia kelihatan sempurna
Cantik sekali untuk anak seumuran nya

Dan jangan lupakan dia terlihat sangat bahagia

Berjalan menghampiri Nafisa dan Sarah

Nadia kemudian memeluk erat tubuh Sarah dan langsung disambut hangat oleh perempuan yang dia panggil mama itu

"Mama,Nadia cantik gak pake gaun ini" Nadia melepas pelukannya dan sedikit memutar badan nya agar ibunya bisa melihatnya

"Cantik banget sayang,kamu anak mama yang paling cantik,makanya papa sama Mama pilihin baju ini buat kamu" Sarah menoel hidung Nadia sebelum menarik nya kembali kedalam pelukannya dan kemudian mereka tertawa bersama

Layaknya seorang ibu dan putrinya yang sangat bahagia

"Loh kalian pelukan kok gak ajak ajak papa" Andi yang tiba tiba datang langsung menghampiri mereka dan ikut dalam acara pelukan keluarga pagi ini

Mereka keluarga yang sempurna

Disisi lain disamping meja makan seorang gadis hanya menatap sendu sesekali menghapus air matanya kemudian tersenyum getir melihat kebahagiaan keluarga itu

"Ma..pa.. Nafisa udah selesain semuanya apa sekarang Nafisa boleh pergi?" Nafisa sengaja berkata demikian karna dia berharap orang tuanya juga akan memanggil nya dan mereka bisa berpelukan bersama

Sarah tanpa melepaskan rengkuhan nya pada Nadia Sarah mengalihkan pandangannya pada Nafisa sebelum berbicara

"Iya, pergi aja"

Nafisa yang mendengar itu segera membalikkan badannya untuk beranjak pergi secepat mungkin agar mereka tidak perlu melihat Nafisa menangis karna kecewa

"Tunggu, Nafisa"

Baru saja ingin melangkahkan kakinya tiba tiba harus terhenti karena panggilan andiy
Nafisa tersenyum bahagia akhirnya tersampaikan juga
Pasti Andy akan mengajak nya bergabung dengan mereka Nafisa Sudah tidak sabar untuk di peluk oleh orang tua nya

"Iya pa?" Berbalik dan tersenyum pada ayah nya yang sama sekali tidak menoleh ke arahnya

"Sebentar lagi kamu pergi ke kamar atau kamu pergi kemana saja dulu,saya gak mau teman teman saya melihat kamu di sini saya tidak Sudi mengakuimu walau hanya sebagai pembantu sekalipun"

Destiny Untuk ArserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang