Dinding Dinding Cemara

19 5 1
                                    

Seluruhnya, selain dia adalah bintang yang lenyap
Dalam mata para bijakbestari ia adalah ketiadaan
Tak ada apapun, kecuali dia
Sejauh apapun jarak suara ku lantangkan semesta tetaplah tentang dia
tak ada apapun sebab dia pun tidak lagi bisa ku genggam


••••

(Destiny untuk Arser)

.._______________________..

Pagi Minggu adalah pagi yang paling di tunggu oleh semua orang tidak terkecuali dirumah keluarga wicaksa.Hari ini semuanya sibuk dengan kegiatan nya masing masing perempuan paruh baya dengan kerudung panjang menutupi hingga bagian perut nya sedang berkutat dengan panci penggorengan di dapur

"Arser jendela nya di buka biar udara nya seger" perintah seorang laki laki paruh baya dengan tatapan teduh pada putranya yang sedari tadi sibuk membersihkan debu di ruang tamu

"Iyaa sipp Abi" Arser membuat gerakan hormat
Yang berhasil membuat laki laki lawan bicaranya yang sekaligus ayah Itu menngulum senyum

"Abi yaallah senyam senyum mentang mentang mau jumpa calon mantu" perempuan yang sedari tadi bergelut dengan panci dan penggorengan mencolek dagu suaminya yang sedang memandori anak sulung nya untuk membersihkan rumah

"Bukan menantu mi, Nafisa itu udah kayak putri kita sendiri dan Abi rindu sekali sama dia" laki laki itu menghela nafas dengan pandangan menerawang

"Iya bi,Arser kamu jemput Fisa naik mobil Abi aja ya kasian dia kalo dibawa naik motor" ikut menjatuhkan bokong di samping suaminya

"Siap umi" Arser mengulang gerakan yang sama seperti yang ia lakukan kepada abinya

Fatimah dan Uwais adalah orang tua Arser

Mereka sangat menyayangi Nafisa, bagaimana tidak
Mereka hanya memiliki Arser sebagai anak satu satunya.Sebenarnya Arser memiliki adik laki laki,dia Akmal trysa wicaksa, yang berpulang dalam kecelakaan beberapa tahun lalu

Ada banyak korban dalam kecelakaan itu Akmal dan Atha adalah bagian dari korban korban yang tidak terselamatkan

"Flashback on"

"Arser,kamu jadi jenguk Nafisa nak?" Fatimah dengan mata sembab nya menghampiri Arser yang berlari ke arah pintu

"Jadi mi" dengan tergesa memakai helm dan naik ke atas motor

"Abang.. Akmal ikut Akmal mau liat kak Fisa jugak" bocah berumur 9 tahun memeluk lengan Arser yang terpaksa turun dari motor nya

"Yaudah kita naik mobil aja sekalian kita jemput bang Atha dulu"

Atha adalah sahabat Arser dari kecil pada dasarnya Atha dan Arser itu seumuran hanya saja Arser masuk sekolah lebih lama dari pada Atha

"Iya bang" Arser dan Akmal lantas pergi menuju garasi mobil sebelum mobil nya melaju membelah jalanan akibat kekhawatiran Arser pada Nafisa

Setelah menjemput Atha dari kediaman nya mereka segera menuju kerumah sakit guna menyusul Nafisa yang menjadi korban tabrak lari siang tadi

Destiny Untuk ArserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang