Retak Yang Semakin Rentum

15 6 5
                                    

Setiap hari aku menulis Namamu pada dinding
dinding hati.Agar setiap Tuhan melihat hatiku,dia juga melihatmu.





____________________________

Konon katanya.Sebelum matahari lengser, akan ada peri yang turun bersama bianglala,untuk memeluk setiap hati yang menangis.kemudian akan dibawa semua lukanya pada pencipta,untuk diganti dengan sekotak bahagia agar pundaknya tidak bergetar saat tertidur.
Mendengar itu ratusan rangkuman tanya berputar di kepalaku.apakah setelah matahari nya kembali semua kesedihan juga dikembalikan?. Namun ternyata faktanya adalah, yang datang pada matahari kembali bukanlah peri yang membawa pergi luka sebelumnya. Pada saat matahari kembali ada peri lain utusan tuhan,membawa sekotak perjalanan baru pilihan takdir. Yang garisnya dibuat sendiri oleh sang Pencipta.

Hari ini tidak terlalu buruk, pertemuan nya dengan Agam ternyata tidaklah seperti dugaan nya.Agam tidak membencinya, semuanya berjalan dengan baik. Dan yang terbaik adalah perjalanan mewarnai senja bersama Arser.

Sambil bersenandung kecil kaki jenjang nya menyusuri rumah, terlihat sepi sekali. Merasa tidak ada orang Nafisa berpikir mungkin semua orang sedang pergi berlibur seperti biasa tanpa dirinya.

Memilih mengabaikan rasa sakitnya, Nafisa memutuskan untuk tidur saja. Berharap peri kebahagiaan datang siang bolong.

Di ujung tangga menuju kamar nya, matanya tertuju pada pintu kamar di sisi lain kamar nya yang terbuka dan lampu nya masih menyala
"Mama pasti lupa ngunci pintunya".

Tanpa pikir panjang ia bergegas hendak mengunci kamar itu, sekian detik kemudian Nafisa mengurungkan niatnya. Didalam sana ada sarah yang menangis sambil menelpon dengan seseorang.
" Andy Selingkuh ma, sarah gak mungkin tetap mempertahankan rumah tangga kami. Sarah mau cerai, sarah gak peduli sama harta keluarga Nafisa atau apapun lagi. Sarah bakal bawa nadia"

Lutut Nafisa melemas seketika,dengan gontai membalik langkah kembali ke kamarnya sembari terisak
"Mama sama papa mau pisah, papa selingkuh" Nafisa tersentak saat ternyata andi sudah berada di kamarnya.

Menghampiri Andy sembari tersenyum hambar Nafisa memberanikan dirinya untuk menatap wajah andy
"Papa bangga ngelakuin itu, dengan gak tau malunya papa ngasi tau aku kalau papa selingkuh" Nafisa memalingkan wajah sembari mengusap pipinya yang sudah basah sejak tadi

"Kami sudah memutuskan ini, hubungan kami bukan karna cinta. Jadi sah sah saja jika saya selingkuh" Andy menatap Nafisa datar sembari merapikan dasinya kemudian melanjutkan
"Kami semua akan meninggalkan rumah ini, kemudian mencari hidup masing-masing"

"Fisa gimana pa, papa gak lupa sama Fisa kan"

Andy membasahi bibirnya kemudian mendudukkan tubuhnya pada kursi di samping jendela kamar Nafisa. Matanya menatap nyalang keluar.

"Fisa, kamu gak akan kemana mana, kamu akan tetap disini, ini rumah kamu."

Mendengar itu mata Nafisa memanas
"Apa maksud papa ngomong kayak gitu, kalian bakal ninggalin Fisa sendirian disini? "

Tanpa mengalihkan pandangannya andy mematikan rokok yang sedari tadi membuat ruangan itu lebih sesak dan pengap.
"Memang sudah seharusnya begitu, kamu sudah bisa mengurus diri kamu sendiri. Kami banyak kehilangan karna kamu"

Destiny Untuk ArserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang