Arti dari Sebuah Senja

12 5 1
                                    

Orang orang bertanya
Kenapa aku mencintaimu, jawabannya adalah aku tidak punya alasan untuk tidak melakukan itu.

______________

Pernah mendengar kisah cinta roman Picisan?sebuah kisah cinta dengan peran si lelaki yang ahli merayu dan mencuri hati perempuan dengan sajak,yang kemudian berhenti di wulan Dari. Gadis ayu yang berhasil menjadi cintanya.

Atau kisah cinta antara Qais dan layla, yang menceritakan tentang si lelaki yang begitu mencintai layla bahkan debu di kaki kekasihnya saja katanya lebih indah dari perempuan manapun. Tentang Habibie dan Ainun yang abadi hingga renta. Aku harap kita seindah mereka.

Tak peduli mau sebanyak apa gencatan senjata perang dan meriam beradu dalam kepalanya, Nafisa lebih memilih menatap sosok disamping nya berlama-lama. Warna senja pada langit di pantai petang itu menerpa sempurna wajah Arser. Rambut, alis bahkan bulu matanya pun berubah menjadi coklat kekuningan. Semburat wajahnya menjadi semakin jelas, demi apapun dia sempurna.

Sadar di perhatikan Arser menarik tangannya untuk membawa Nafisa kedalam rengkuhan dibawah senja yang hampir tenggelam, tangannya sesekali mengusap sayang pundak kecil perempuan penikmat luka itu.
"Kenapa sih liatin nya gitu banget, ganteng ya" ia terkekeh di ujung kalimat sembari mengeratkan rangkulan nya.

Mendengar itu Nafisa mengangkat lengkungan pada bibir nya kemudian mengangguk. Sedikit mendongakan kepalanya Nafisa menatap wajah manusia yang selalu menjadi rumah tempatnya pulang "bear, tadi Fisa buka kotak yang ada dikamar kamu" tanpa menunggu respon apapun dari Arser Nafisa kembali melanjutkan kalimat nya
"Fisa nemu ini, boleh Fisa baca?" merogoh kantong pada sweater nya Nafisa mengeluarkan amplop berwarna biru, sebiru laut. Di sana jelas tertulis
"TERUNTUK GADISKU PENIKMAT SENJA"

Memilih untuk menetralkan semburat merah pada wajahnya sebelum Arser mengambil alih amplop itu dari tangan Nafisa, kemudian menyembunyikan nya kebelakang punggung nya sembari tertawa kecil.
"

Jangan, Arser malu"

Sedikit kesal Nafisa berusaha mengambil nya dari Arser
"Sini Arser Fisa mau baca"

Melihat mimik wajah dan panggilan Nafisa yang berubah akhirnya Arser menyerahkan amplop itu dengan wajah dan telinga yang merona
"Bacanya jangan di depan Arser, Arser malu"

Bukanya meng iyakan Nafisa meletakkan tangannya pada sisi wajah Arser. "Kenapa harus malu, dan kenapa Fisa harus baca dibelakang Arser. Fisa maunya sekarang, biar setelah Fisa baca ini Fisa bisa langsung peluk orangnya" mendengar itu Arser tersenyum hangat dan mengambil alih suratnya lagi
"Lohh kok di ambil lagi" Nafisa mulai terbawa suasana dan sedikit mendorong dada Arser kesal.
"Biar Arser yang baca, Fisa peluk Arser sini" sedetik kemudian Nafisa kembali berada dalam rangkulan nya, dengan sebelah tangan nya menggenggam sepucuk surat. Kemudian membacakannya langsung pada orang yang ia tujukan.

Kurang lebih begini




Kepada yang paling kucintai,
Gadisku si penikmat senja dan luka.










Sayang, banyak keberuntungan yang pernah terjadi dalam hidupku selama ini. Tapi bertemu denganmu adalah keberuntungan yang paling aku syukuri. Aku tak pernah berpikir bahwa Tuhan akan mengirimkan seseorang untuk membuatku percaya bahwa cinta sejati itu benar-benar ada. Sejak aku memilikimu dalam hidupku, aku bahkan tidak tau lagi bentuk kesedihan itu seperti apa. Sebab aku terlalu sibuk merayakan bahagia.
Aku mencintaimu,
Seperti malam mencintai rembulan.
Aku mencintaimu,
Seperti senja mencintai kaki langit petang.
Aku mencintaimu, seperti bibir pantai mencintai gelombang.

Kamu adalah jawaban dari seluruh pertanyaan ku pada Tuhan, kamu adalah pengabulan seluruh doa ku yang selama ini menggetarkan malam. Aku ingin selamanya hidup dalam sukma mu, dalam hati dan jiwamu.

Maukah kamu terus mendampingiku.
Dari kita muda sampai menjadi tua, dari rambut kita hitam sampai tumbuh banyak uban, dari gigi kita yang rata sampai nanti tinggal dua,dari lari kita yang kencang sampai nanti tertatih untuk berjalan.

Sayangku, sesuai kesepakatan kita hubungan ini harus lebih banyak tawa dibandingkan air mata, aku berjanji.

Nafisa Aghisti Danera, bolehkah aku menunjukkan padamu setiap warna senja. Mengenalkan mu pada warna indah selain hitam dan abu abu. Membawa mu berkeliling semesta, agar kamu tidak perlu mengunci diri di dinding kamar ketika bersedih. Bolehkah setelah ini kita menjadi harsa dalam satu sakit dan satu tawa, bolehkah setelah ini aku menjadi orang yang pertama melihat mu ketika fajar dan senja, yang pertama memeluk mu ketika ketakutan, bolehkah aku menjadikan kita selamanya.

Dengan suara bergetar Arser berhenti sejenak

Dan bolehkah setelah ini kamu menjadikan aku rumah tempatmu pulang dan berkeluh tanpa terkecuali.

Hening, dengan degup jantung yang masih memburu. Seketika merasakan pundak yang ia rangkul bergetar, Arser terkejut.

Nafisa menangis sembari menyembunyikan wajahnya pada dada laki laki yang telah membuatnya merasakan rasanya dicintai dengan hebat.

"Bear, I am very grateful kamu adalah hal terbaik yang pernah aku dapat dari Tuhan" Nafisa mendongak dengan mata yang tak berhenti mengeluarkan bulir bening yang berhasil membuat baju Arser menjadi basah.

Membawanya kedalam pelukan yang paling nyaman, Arser mengusap puncak kepala Nafisa sesekali menepuk pundaknya yang kembali bergetar

"Nafisa, terimakasih telah menjadi hal terbaik dalam hidupku"





































Aloooo kamuuuu, part ini sengaja dibuat singkat karna ini khusus momen Nafisa sama Arser.
Ihihihi maaf kalo cerita ini kurang bagus, aku sudah berusaha semaksimal mungkin

Oiya kalo ada typo tolong di tandai yaaa

I love you, heppy Reading sayang sayang ku❤

Destiny Untuk ArserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang