Roni menyerahkan berkas hasil autopsi kepada Tika. Tika dan Manda memeriksanya sebentar, sementara Roni kini sedang berhadapan dengan Yvanna dan Lili.
"Jadi, apakah sudah ada firasat lain yang kamu dapatkan saat ini?" tanya Roni."Belum, Pak Roni. Tapi aku sudah punya rencana yang kemungkinan bisa menuntun kita pada Seruni. Lebih tepatnya, aku ingin kita menemukan rumah wanita tua itu melalui dirinya sendiri. Jika aku memakai salah satu ajian yang aku kuasai, bisa jadi dia akan merasakannya. Kita tidak boleh kehilangan dia, atau kita tidak akan bisa membuatnya berhenti melakukan ritual tumbal waras," jawab Yvanna.
Roni mengerenyitkan keningnya selama beberapa saat, usai mendengar apa yang Yvanna katakan.
"Dia akan merasakannya, jika kamu mencari dirinya melalui salah satu ajian yang kamu kuasai? Bagaimana bisa begitu?" Roni benar-benar tampak ingin tahu.
"Karena saat ini kekuatanku sama sekali tidak bisa disembunyikan jika aku menggunakannya. Dia benar-benar akan bisa merasakan bagaimana kuatnya ajian yang aku gunakan untuk mencarinya."
"Sama seperti kemarin, Pak Roni," sela Lili. "Aku rasa kita sama-sama merasakan kekuatan Kak Yvanna, saat dirinya menggunakan ajian tebar sekat pada tempat kejadian perkara. Seperti itulah Seruni akan merasakan kekuatan yang Kak Yvanna lepaskan."
Roni pun akhirnya teringat dengan bagaimana kuatnya aliran tenaga yang Yvanna keluarkan kemarin. Terlebih Yvanna secara langsung juga memberinya perlindungan sebelum memasuki gua. Kini ia paham, mengapa Yvanna lebih memilih mencari keberadaan Seruni melalui diri Seruni sendiri. Tika dan Manda mendekat pada mereka tak lama kemudian, lalu Yvanna tampak memberi isyarat kepada keduanya.
"Sekarang? Sudah waktunya?" tanya Tika, yang tampak mengerti dengan isyarat dari Yvanna.
"Apa? Apanya yang sekarang? Apa yang sudah waktunya?" Roni kembali tampak kebingungan.
"Ikut saja, Pak Roni. Ikuti mobil kami menuju ke suatu tempat," jawab Manda, yang sebenarnya juga tidak tahu ke mana arah tujuan Yvanna saat itu.
Lili berusaha menahan tawa agar tidak meledak. Ia jelas tahu kalau Manda sendiri sama sekali tidak tahu apa-apa, namun tetap memperlihatkan bahwa dirinya seakan sudah tahu tempat yang dituju. Manda memang selalu begitu. Terlalu malas menjelaskan mengenai apa yang dia tidak tahu, tapi terlalu malas juga bertanya-tanya jika jawabannya sudah dia prediksi akan sulit didapat.
Kedua mobil itu keluar dari tempat parkir di samping kantor Polda Garut. Roni benar-benar mengikuti ke mana arah mobil Tika berjalan, seperti yang Manda sarankan. Tak lupa, ia telah memberi tahu kegiatannya saat itu kepada Talia, agar istrinya di rumah tidak merasa cemas.
ISTRIKU
Hati-hati di jalan dan jangan terlalu ngebut saat bawa mobil. Jangan lupa banyak berdoa juga, karena saat ini kamu belum tahu akan pergi ke mana bersama Yvanna dan yang lainnya.Roni pun tersenyum saat membaca pesan itu. Ia menunda untuk membalasnya karena sedang menyetir. Ia benar-benar harus fokus, agar tidak terjadi kecelakaan ataupun tertinggal dari laju mobil milik Tika. Namun bagi Roni, selama Tika dan Manda menjadi bawahannya sejak mereka benar-benar pindah dari kantor yang lama, bekerja dan memecahkan kasus tampak tidak lagi sama dimatanya. Ada perasaan lega yang begitu besar jika kasus yang mereka tangani akhirnya selesai. Ada juga perasaan mendebarkan karena mereka tak pernah bisa menebak hasil akhirnya ketika sedang berusaha menghentikan tersangka utama. Dan Roni benar-benar menikmati semua itu.
Dulu dirinya benar-benar sulit mempercayai hal-hal yang tidak masuk akal. Namun setelah melihat sendiri hal-hal tak masuk akal tersebut di depan matanya, serta bagaimana rasanya mengenal sosok seperti Yvanna yang memiliki kekuatan dari dalam dirinya, membuat Roni kini semakin ingin sering tahu lebih banyak. Lagi pula, Yvanna tidak pernah pelit jawaban jika diberi pertanyaan oleh orang awam seperti dirinya. Wanita itu akan dengan senang hati menjelaskan. Bahkan jika penjelasannya masih kurang lengkap, maka penjelasan itu akan ditambahkan oleh Tika, Manda, ataupun Lili. Itulah alasan mengapa Roni akhirnya benar-benar bisa menikmati pekerjaannya sehari-hari.
Roni membelokkan mobilnya ketika melihat mobil milik Tika berbelok ke sebuah lokasi pemakaman umum. Kedua mobil itu akhirnya berhenti tak lama kemudian, tepat pada sebuah tempat yang cukup tersembunyi di dekat pemakaman umum tersebut. Roni keluar dari mobilnya, melakukan apa yang dilakukan oleh keempat wanita yang ia ikuti sejak tadi.
"Oke. Sebaiknya kita diam saja dulu di sini dan menunggu," ujar Yvanna.
"Siapa atau apa yang kamu tunggu?" tanya Roni.
"Seruni. Dia akan datang ke sini hari ini, untuk mengunjungi dua buah makam yang ada di pemakaman umum ini," jawab Yvanna, tampak begitu tenang.
"Makam siapa yang akan dia kunjungi? Apakah kamu melakukan ini karena mendapat firasat?" Roni tampak ingin tahu.
"Pak, duduklah. Balas saja pesan yang terus masuk ke ponsel Bapak itu. Baru nanti pertanyaan Bapak akan dijawab satu persatu oleh Kakakku," saran Lili.
Roni pun tersadar bahwa dirinya belum membalas pesan dari Talia sejak tadi. Hal itu membuatnya menuruti saran Lili dan segera duduk untuk membalas pesan yang masuk ke ponselnya. Tika, Yvanna, dan Lili sama-sama menatap ke arah pemakaman umum dari tempat persembunyian mereka saat itu. Beda halnya dengan Manda yang memilih kembali menikmati rendang buatan Lili. Tampaknya rendang itu tidak lagi bisa disebut sebagai lauk pauk, melainkan sudah bertransformasi menjadi cemilan bagi Manda.
"Wah, cemilan Ibu hamil kali ini adalah rendang? Semua itu sudah kamu makan sejak tadi?" tanya Roni, saat sadar dengan aroma khas dari makanan yang tengah Manda nikmati.
"Iya, Pak. Ternyata mengidam itu benar-benar lucu dan aneh. Selama ini aku selalu memakan rendang hanya saat sedang menikmati sepiring nasi dan sayur nangka beserta sambal ijo. Tapi kali ini aku benar-benar ingin memakan rendang tanpa ada embel-embel yang lain," jawab Manda, tampak merasa ajaib dengan dirinya sendiri.
Roni pun tertawa pelan karena tak bisa menahan diri. Apa yang Manda katakan jelas sama persis seperti yang pernah Talia katakan saat sedang mengidam--dulu.
"Tapi biasanya mengidam itu akan berbeda rasa ketika kamu hamil yang kedua kalinya. Istriku juga begitu. Mengidam saat hamil anak pertama kami dilewatinya dengan ingin selalu memakan makanan yang pedas. Sementara mengidam pada kehamilan yang kedua, dia benar-benar menghindari makanan pedas dan sama sekali tidak mau melihat ada sedikit pun sambal di piring makannya," ujar Roni.
"Dia datang!" seru Tika secara tiba-tiba.
Manda segera menyimpan kotak makanan yang dipegangnya untuk mendekat ke tempat di mana yang lainnya mengawasi area pemakaman. Begitu pula dengan Roni, yang jelas ingin membuktikan lagi bahwa apa yang Yvanna katakan adalah hal yang benar-benar tepat.
"Sekarang, apakah aku sudah boleh tahu mengenai makam siapa yang saat ini sedang Seruni kunjungi?" tanya Roni, mengulang pertanyaannya yang tadi.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
TUMBAL WARAS
Korku[COMPLETED] Seri Cerita TUMBAL Bagian 7 Satu masalah baru saja selesai, masalah lain kembali datang menghampiri. Semua orang yang ada di sekeliling Yvanna harus bertahan dengan apa yang mereka yakini sebagai hal yang benar. Jika ada salah satu yang...