PROLOG

8.6K 342 6
                                    

Tubuh Dara terdorong keras hingga menabrak tepi ranjang. Tangannya tak sengaja menyenggol semua barang yang ada di atas nakas hingga jatuh berantakan.

"Brengsek, udah berani lo sama gue?" Desisan itu terdengar mengancam, tapi tak lagi membuat Dara takut. Otaknya hanya memikirkan untuk lolos dari laki-laki ini. Ia sudah cukup sengsara beberapa tahun belakangan, bahkan hampir terjeblos dalam lingkaran setan yang bisa saja merenggut nyawanya kapan saja.

"Petra, gue udah capek banget..." Dara sudah tidak tau harus melakukan apa lagi.

Petra adalah sosok pacar yang telah menemaninya dua tahun belakangan, tapi semakin kesini... Semakin Dara menyadari kalau hubungan mereka sudah tidak lagi sehat.

"Lo pergi sama cowok, Anjing!" Seru Petra disertai tamparan keras. Ini bukan kali pertama Dara mendapatkan perlakuan kasar. Sebelumnya ia pernah merasakannya, tapi nggak pernah yang sekeras ini.

Ketukan pintu membuat Petra menoleh dengan marah. Dara nggak punya tenaga lagi untuk sekedar mengecek tamu, nggak ada teman-teman yang tau kalau ia baru pindah kos, bahkan Ayah-nya sekalipun. Mungkin itu adalah tetangga kos yang mengeluh akan keributan yang Petra lakukan.

"Awas lo!" Tunjuk Petra pada Dara yang terduduk lemas diatas karpet.

Petra membukakan pintu dengan kasar. Didepan, ada laki-laki yang bertelanjang dada dan hanya mengenakan boxer pendek melipat tangannya didepan dada.

"Ngapain?"

"Lo berisik, Man... Ganggu tidur gue."

Dari yang Dara lihat, penampilan pria yang tinggal disebelahnya ini memang baru bangun tidur.

"Bacot! Pergi lo."

Saat Petra hendak menutup pintu, mata Dara dan si pria bertemu.

"Cewek lo udah berdarah-darah, mending lo berhenti." Tangan si pria menahan pintu yang hampir tertutup, menerobos masuk dan mengabaikan Petra yang wajahnya sudah memerah marah.

"Lo nggak papa?" Dara nggak tau nama pria ini siapa, tapi mereka beberapa kali saling menyapa saat tak sengaja bertemu di dapur untuk membuat makanan atau minuman.

"Gue..."

"Lo nggak usah ikut campur, Anjing!" Pria tanpa nama itu bangkit dari posisinya dan menatap Petra datar.

"Lo berhenti dan pergi dari sini, atau gue patahin tangan lo biar lo berhenti?"

DARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang