Part 13

2K 166 4
                                    

Dara tersenyum melihat teman-temannya masih mampu menikmati hidup dengan baik dengan segelas alkohol ditangan masing-masing. Tubuh mereka bergoyang kecil mengikuti alunan musik yang makin keras.

Lantai dansa lebih penuh dari ketika Dara masuk tadi, padahal hanya berselang beberapa menit saja.

"Akhirnya lo gabung juga, gue kangen sama lo..." Sarah memeluk Dara, perempuan itu juga cukup dekat dengan Dara karena lingkungan mereka, hanya saja kedekatan mereka cuma sebatas di club, dan hang out sesekali. Selebihnya mereka nggak dekat sama sekali.

"Gue kebetulan ada urusan, jadi sekalian deh... Nggak lama gue disini." Seperti kata Zevan, pria itu akan menyusul setengah jam lagi. Dan jika tidak Dara akan mencari alasan untuk pulang.

Bodo amat lah, tubuhnya sudah lelah, kakinya pegal seharian menggunakan heels.

"Yah..."

"Lo ngapain sama Zevan?"

Dara hanya menggedikkan bahunya. Mereka nggak sedekat itu hingga harus membagikan detail terkecil dalam hidupnya.

"Zevan? Yang punya tempat ini?"

Dara nggak mengomentari apapun lagi, jika mereka adalah seorang sahabat, seharusnya mereka masih sedih atas kehilangan Petra. Tapi mereka justru tampak baik-baik saja.

"Petra baru meninggal lo udah punya cowok lain?" Ucapan sinis itu muncul dari Farah, saudara kembar Sarah yang membenci Dara karena pacaran dengan Petra. Katanya sih Farah sempat menyukai Petra, tapi keburu Petra pacaran dengan Dara.

"Nggak tau di untung banget lo." Komentar berikutnya membuat Dara marah. Beruntung? Dari segi mana Dara beruntung punya pacar brengsek macam Petra.

"Farah."

"Apa? Bener kan?"

"Ini nih yang bikin gue males ikut kumpul- kumpul."

"Nggak ada yang ngarepin lo disini juga."

Dara tertawa meremehkan, dia datang karena Bonar memintanya untuk bergabung, bukan inisiatif sendiri.

"Farah!" Tegur Bonar sedikit berteriak ditengah keberisikan yang makin nggak terkontrol, "Gue yang minta dia buat gabung, jadi gue harap lo bisa jaga sikap."

Farah jelas nggak suka dengan pembelaan Bonar. Ia lebih nggak suka pada Dara yang mampu mengambil hati semua orang, dan malam ini ia kembali kalah.

"Nggak udah didengerin." Seru Bonar pada Dara yang sudah melipat kedua tangannya. Bonar nggak mau dua perempuan ini malah meributkan hal yang sama sekali nggak penting.

"Kalau emang gue nggak diterima disini, gue mending balik ke atas."

Bonar menghela nafas pelan, "Gue cuma mau ngobrol doang, ketemu sama lo jadi jarang banget waktu Petra udah nggak ada."

"Lagian gue gabung sama kalian cuma karena gue ceweknya Petra kan?" Dara sudah tidak mau ambil pusing dengan penolakan teman-teman Petra, ia justru merasa ini lebih baik karena Dara memiliki alasan kuat untuk nggak usah ikut kumpul walaupun di ajak.

Kedatangan seseorang membuat atensi teman-temannya terambil. Zevan muncul dengan senyum mempesona.

"Sorry," bisik Zevan ditelinga Dara.

"Guys, gue bawa Dara ya? Ada urusan soalnya."

Bonar menatap Zevan nggak suka.

"Gue masih ada hal yang harus dibicarain sama Dara."

Perempuan itu mengerutkan keningnya, ia nggak merasa punya pembahasan yang harus dibicarakan dengan Bonar.

"Lo masih mau disini?" Tanya Zevan.

Dara langsung menggeleng, ia nggak mau berada ditempat yang nggak menerimanya. Buat apa?

"Next time, Nar... Gue juga lagi capek banget."

***

Zevan nggak percaya kalau Dara tidur sepanjang perjalanan mereka kembali ke kos. Wajah judes Dara kini kelihatan lebih kalem dan polos.

Mobil perempuan itu bergerak mulus tanpa macet, sementara Zevan meninggalkan mobilnya di club agar bisa pulang berdua dengan Dara.

Sampai mobil perempuan itu justru terlelap.

Zevan membiarkan Dara lelap selama perjalanan. Ia sengaja nggak bergerak ke arah kos, melainkan ke sebuah gedung menjulang yang salah satu unitnya adalah milik Zevan.

Apartemen studio ini menjadi saksi bagaimana Zevan jatuh bangun membangun bisnis hingga sekarang. Tempat itu juga masih berisikan barang-barang miliknya, lengkap. Dan karena sekarang jarang disinggahi, tempat itu jadi 'rumah' bagi minuman-minuman beralkohol miliknya.

Hadiah dari beberapa kenalan juga buah tangan jika Zevan sedang mengunjungi negara-negara yang terkenal dengan minumannya.

Sampai di gedung apartemennya, Zevan sengaja nggak membangunkan Dara. Ia mencoba menggendong Dara untuk naik ke unitnya dengan sedikit kepayahan.

Apartemen ini selalu bersih karena selalu ada yang membersihkan selama tiga hari sekali.

Dara rebah diatas ranjangnya yang luas dan meninggalkan Dara setelah melepas atribut yang menempel kecuali baju dan celana.

Zevan berdiri di depan lemari tempat ia menyimpan koleksi minuman, mengambil botol wiski yang harganya nggak seberapa dari sana. Isinya tinggal setengah.

Balkon kecil tempat ia biasa merokok menyuguhkan pemandangan yang nggak bisa dibilang bagus. Diseberang posisinya berdiri sekarang hanya pemandangan hotel yang juga menjulang tinggi, dibawah hanya ada taman kecil sebelum langsung berbatasan dengan jalan raya.

Rasa manis dan panas dari wiski menyapa lidah juga tenggorokan. Sekalipun punya club, Zevan tergolong sudah jarang minum. Penyebabnya ya karena sakit, tahun lalu dokter mengatakan bahwa ususnya luka sehingga Zevan harus mengurangi minum-minum.

Tapi sudah tiga bulan ini Zevan nggak perlu lagi ke dokter namun tetap harus menjaga agar tidak kebablasan.

Malam ini nggak tau kenapa Zevan ingin minum lebih, ia sudah menghabiskan dua shot wiski dan gelas ketiga akan segera menyusul.

"Kita dimana?" Suara Dara terdengar ditengah suara bising jalanan yang terdengar hingga ke atas sini.

"Apartemen gue, kenapa lo bangun?"

Dara menggeleng kecil. Dia hanya terbangun dan sadar kalau dirinya berada ditempat asing, bukan kamar kos-nya, bukan kamar kos Zevan, bukan juga kamarnya di rumah ayah.

"Lo minum?"

"Lo mau?" Pertanyaan Dara di jawab pertanyaan juga oleh Zevan.

Pria itu kini bersandar di besi pembahas balkon menyodorkan gelas yang baru terisi lagi.

"Gue nggak masukin apa-apa ke minumannya."

----

Sambil nunggu Dara dan Secret update.
Kalian bisa mampir ke satu ceritaku yang baru di update tadi malam.

Backstreet adalah short story yang isinya cuma 13 part termasuk prolog dan epilog. Semua bagian udah selesai di draft dan aku bisa update suka-suka.

Jangan sampai ketinggalan.

❤️❤️

DARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang