Seminggu sudah setelah kejadian sasaeng mengacak apartemen mu, kini kamu sudah berada di apartemen baru yang Jimin carikan untukmu. Apartemen yang bisa dibilang mewah menurutmu namun sederhana menurut Jimin.
Sempat ada percekcokan sedikit antara kamu dan Jimin tentang biaya apartemen yang akan kamu tempati, namun pada akhirnya kamu mengalah dan Jimin membelikan apartemen itu untukmu. Karena merasa tanggung jawab atas kejadian kemarin.
"Waaahhh, luas sekali" seru mu, kamu menatap sekeliling apartemen barumu.
"Padahal menurutku ini kecil" sahut Jimin menatapmu.
Kamu mendelik kepadanya, "beda yah kalau orang kaya mah, segede gini aja dibilang kecil" Gumam mu.
"Kamu ngomong apa?" Jimin tidak mengerti apa yang kamu ucapkan karena menggunakan bahasa indonesia.
"Aniyo, ayo oppa kita room tour" kamu menarik tangan Jimin dengan antusias, sedangkan Jimin hanya mengikuti mu sambil geleng-geleng melihat tingkahmu.
"Ini terlalu besar bagiku oppa" kamu menatap Jimin yang berada disebelahmu. Jimin hanya mengangkat bahu nya sebagai jawaban, kamu mendengus kesal padanya.
"Ini kenapa semuanya serba abu sih?".
"Sengaja, biar aku betah disini".
"Lah, kan aku gak suka warna gelap gini oppa" protesmu dengan bibir yang cemberut.
"Ini gak gelap yah chagiya, ini ada warna putih nya jadi cerah" jelas Jimin.
"Yaudah deh protes pun percuma udah di beli apartemen nya".
"Nah gitu dong dari tadi, jangan protes mulu".
Kamu menghembuskan nafas pasrah dan segera membereskan pakaian mu yang ada di koper.
"Aku kuliah gimana, ini lumayan jauh loh dari kampus" tanyamu.
"Nanti oppa antar".
"Kan oppa punya kesibukan".
"Kalau gak sibuk oppa antar, tapi kalau sibuk kan deket sama Halte bis".
"Yaudah".
Kamu turun dari kamar baru mu menuju dapur, kamu berniat akan masak karena perutmu sudah keroncongan dan Jimin pun belum makan.
Kamu hanya memasak Ramyeon saja dua porsi, maklum lah apartemen baru jadi belum ada isinya dalam kulkas hanya ada air putih dan telur, sementara kamu menemukan ramyeon , mungkin sudah Jimin siapkan.
"Oppa ayo makan" teriakmu.
Jimin yang sedang memejamkan mata mendengar teriakan mu segera beranjak turun ke bawah. Kemudian kalian makan bersama.
●●●●●●●
"Saranghae" bisik Jimin di telingamu.
Posisimu dan Jimin saat ini sedang berdiri dengan kamu yang membelakanginya dan dia memlukmy erat. Kalian sedang melihat pemandangan kota seoul di malam hari.
"Tiba-tiba, ada apa nih?" Responmu.
"Aniyo, hanya ingin mengucapkannya".
"Nado saranghae".
"Kuliahmu bagaimana?" Tanya Jimin.
"Begitulah, sekarang udah mulai susah-susahnya sih".
"Rencana kamu kedepannya bagaimana setelah lulus?".
Kamu terdiam mendengarnya, selama ini kamu tidak memikirkan setelah lulus akan bagaimana. Dulu sebelum berpacaran dengan Jimin kamu berencana setelah lulus akan kembali ke indonesia, namu setelah bersama Jimin kamu belum sempat memikirkannya, kamu hanya menikmati masa-masa pacaranmu dengannya.
"Kok diam?".
"Aku tidak tau oppa, aku belum sempat memikirkannya".
"Apa kamu akan kembali ke indonesia" Jimin semakin mempererat pelukannya, dan menggelamkan kepalanya di lehermu.
"Entahlah, jujur saja kalau dulu sebelum aku bersama oppa aku dengan yakin menjawab akan kembali ke indonseia, tapi setelah bersama oppa aku tidak tau".
"Bagaimana setelah lulus kuliahmu kita menikah?".
"Yang benar saja oppa" kesalmu padanya seraya menepuk pelan tangannya.
"Oppa tidak ingin kehilanganmu sayang" Lirih Jimin.
"Oppa, kita tidak usah memikirkan apa yang belum terjadi. Bisa saja sekarang kita berencana tapi tuhan tidak mengabulkan bagaimana?" Kamu membalikan badanmu hingga bersitatap dengan mata kekasihmu.
"Oppa kita hanya perlu menjalani kehidupan kita hari ini, besok, dan seterusnya" kamu mengelus pipi Jimin dengan lembut dan Jimin memejamkan matanya.
"Aku tau, tapi aku benar-benar tidak ingin kehilanganmu. Memikirkannya saja membuat dada ku sesak".
"Terus oppa maunya kita bagaimana?".
"Aku ingin mengikatmu supaya kamu tidak bisa lari dariku".
"Maksud oppa apa?" Kamu melotot kaget mendengar ucapan nya.
"Maksudku, seperti kita bisa bertunangan terlebih dahulu". Kamu menghembuskan nafas lega.
"Oppa, banyak yang harus kita pertimbangkan. Aku tidak masalah dengan status oppa yang seorang Idol, aku terima resikonya. Tapi bagaimana dengan keyakinan kita" Kamu menundukan kepalamu.
"Aku tau tembok diantara kita sangatlah tinggi, tapi bukankah tidak masalah jika kita menikah dengan beda keyakinan" Jimin memegang dagumu supaya kamu menatap dia.
"Lalu bagaimana keluarga kita?".
"Keluarga ku pasti setuju dengan apa yang menjadi keputusanku, waktu terus berputar dan sekarang kamu sudah hampir lulus kuliah bukan. Aku tidak ingin jauh darimu, aku tidak ingin melakukan hubungan jarak jauh, aku ingin selalu memelukmu, selalu berada disampingmu, dan aku ingin selamnya hidup menua bersamamu" tuturnya.
Kamu menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca, lalu memeluknya dengan erat.
"Yasudah, jika nanti keluarga ku mengunjungiku kemari akan aku perkenalkan oppa pada mereka" sahutmu.
"Maafkan oppa sudah membuatmu menangis" ujar Jimin, kamu hanya mengangguk saja.
Dan malam itu kalian habiskan dengan berpelukan seraya deep talk.
Vote juseyo.
Part kali ini cuma sedikit, udah mentok sekali otakku.
Sampai jumpa di part selanjutnya.See u 💜🐣
Mrs. Park J🐣
KAMU SEDANG MEMBACA
Filter X PJM
FanfictionDilarang plagiat, walaupun cerita nya jelek‼️ Bahasa baku dan non baku ☆☆☆☆☆☆☆ Karma. Satu kata yang mencerminkan seorang Sara Clemira (kamu), berawal dari sering mengejek temannya yang menyukai KPOP, tak disangka dia jatuh cinta pada Kpop dan bera...