⚠ DRAMA ⚠
Maaf ini editannya jelek') Nggak niat ngejournal aku:!
11
'Kau yakin itu Jaemin?'
'Memangnya siapa lagi? Kau baru menyadari betapa mempesonanya Jaemin?'
Mark diam. Dia memandang Jaemin yang tengah berdoa. Kedua tangannya berada di depan dada, menatap ke arah langit yang menampilkan bulan purnama penuh. Altar berisi persembahan untuk Moon Goddess, dan para biarawati yang lebih dominan menjalankan doa.
Menyanyikan lagu-lagu untuk Moon Goddess, dan banyak lagi yang tidak Jaemin ketahui. Dia hanya mengikuti saja, melakukan apa yang di suruh.
Dan demi Moon Goddess, Mark benar-benar jatuh cinta ke Jaemin. Nama Jeno terhapus begitu saja, tidak menyisakan bekas sama sekali.
'Apa dia diberkati oleh Dewi?' tanya Syven.
'Aku tidak tau.' balas Mark, 'Tapi aku rasa Dewi pernah memberkatinya.'
Jaemin menunduk saat sinar bulan benar-benar menyiram ke patung Dewi Bulan. Kedua mata Jaemin terpejam, dia berdoa di dalam hati.
"Dewi, untuk kali ini saja, aku memohon dengan sangat. Aku tidak mau terluka lagi dan kembali ditertawakan. Aku tidak peduli kalau aku tidak menjadi Luna, tapi izinkan aku terus bersama Yara. Dan tolong, bisa buat Mark lebih tegas? Aku lama-lama muak dia yang seperti memiliki dua kekasih, dan tolong singkirkan para tetua. Mereka bukan serigala yang baik."
Jaemin membuka matanya saat Yara menarik-narik pakaiannya. Jaemin menoleh, kali ini doanya tidak serius lagi, 'kan. Sudahlah.
"Kenapa?" tanya Jaemin pelan.
Yara mendongak, menatap ke langit cerah penuh penting. Jaemin ikut mendongak, tidak ada apapun. Hanya bintang dan bulan, sesekali burung malam lewat.
"Yara ingin terbang."
Jaemin menggeleng, dia memilih untuk tidak membalas sampai upacara selesai. Lalu dia mengajak Yara menyingkir.
"Yara, lain kali kalau sedang berdoa, Yara harus diam dan mendengarkan. Tidak boleh berbicara sebelum selesai," Jaemin merapihkan rambut hitam panjang Yara. "Paham?"
KAMU SEDANG MEMBACA
CRESCENT (MOON) ✔
FantasiaCrescent moon. Saat bulan sabit muncul, semuanya berubah. Cinta dan takdir seolah mempermainkan mereka. Jaemin hanya butuh satu alasan agar dia menerima Mark sebagai matenya. Karena sebenarnya, mate seolah tidak ada harganya. "Jangan sampai aku meny...