21. Hutan Gelap

1.6K 250 8
                                    

21

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

21

"Aku tidak tau, Yuta tidak mengatakan apapun. Dia hanya menyinggung orang-orang yang berkeinginan atau mungkin orang yang membunuhnya."

"Aku dengar dari Yoona, dia kakakmu, ya? Kalau tidak salah, mereka mengira kalau Yuta itu kau. Hubungan Ayahmu dengan Yoona memang dirahasiakan, apalagi kau juga tiba-tiba hadir."

Jaemin memegangi tubuh Yara yang tidak mau diam. Gadia kecil itu terus saja bergerak ke kanan dan kiri, melihat pemandangan yang ia lihat dari atas.

"Siapa yang tau kalau werewolf dan fairy bisa menjadi satu, 'kan?" tanya Maz, dia mengepakkan sayapnya lalu terbang lebih rendah dengan wilayah perairan.

Yara memekik senang, dia merendahkan tubuhnya dan Jaemin langsung memegangi tubuhnya. Yara mengulurkan tangan kirinya, menyentuh air jernih yang mereka lewati. Saking jernihnya, mereka bisa melihat dasar sungai. Ikan, batu, tanaman bahkan akar pohon yang tumbuh subur di tepi sungai.

"Apa bagi fairy, aku terlihat jelas kalau aku memiliki darah yang sama?"

"Tentu saja. Mereka akan tau kalau kau peri tanpa sayap, walaupun mereka akan kebingungan karena kau memiliki darah werewolf." jawab Maz. "Dari warna rambutmu, sepertinya itu murni dari winter. Ya tidak heran, sih. Kau berasal dari istana bulan yang ada di wilayah winter."

"Mama! Mama! Lihat itu." Yara menunjuk sesuatu dengan tangan kanannya. "Itu mermaid?"

"Oh? Kita sudah memasuki wilayah bangsa mermaid, ya?" tanya Jaemin, "Kenapa kita tidak melewati pos perbatasan?"

"Bangsa duyung memiliki pelindung sendiri untuk melindungi serangan dari atas. Kalau kau mau lewat dari dalam air, juga tidak apa. Tapi kau akan mati karena kehabisan napas."

Jaemin mendengus, "Apa kau tidak memiliki kosa kata lain? Selain sombong, kau juga terdengar sinis."

"Oh begitu? Pantas saja semua orang takut padaku." jawabnya sombong.

"Halo~" Yara melambaikan tangannya ke dua orang mermaid yang berenang tidak jauh dengannya.

Keduanya menoleh ke arah Yara. Mereka tersenyum lalu melambaikan tangannya. Yara berbinar, senyum senang di wajahnya belum hilang. Apalagi saat melohat ekor mereka yang terlihat sangat cantik.

"Tapi mereka ikan." gumam Yara pelan.

"Syut! Tidak boleh seperti itu."

"Tapi Mama, 'kan benar. Mereka ikan setengah manusia."

Jaemin menggeleng. Yara suka tapi tetap rasis juga.

"Jaemin, kenapa aku tidak merasakan wolfmu?" tanya Maz, dia memutuskan untuk terbang tinggi lagi.

"Dia mengunci diri karena Mark dan Syven berada dalam bahaya. Orion sangat bergantung pada matenya, tidak heran kalau dia sampai mengunci diri."

"Bagaimana kalau matemu tidak selamat?"

CRESCENT (MOON) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang