28
Jaemin demam.
Setelah membantu Mark, Jaemin didorong keluar kamar. Lalu dia langsung pergi dengan keadaan shock. Rasanya dia tidak percaya.
Dan pagi ini, Jaemin merasakan demam di tubuhnya. Kepalanya begitu pusing, tubuhnya panas dingin. Dia juga pilek.
Demam karena terlalu kaget. Bagus sekali.
"Hahh astaga." Haechan menggeleng, dia kembali membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Jaemin baru sarapan lalu minum obat.
Sebenarnya ini hal yang lucu, tapi waktu untuk tertawa belum pas. Jadilah Haechan menahannya. Renjun sih mengomel pelan yang diabaikan oleh Jaemin.
Ya walaupun Renjun bersyukur karena Jaemin tidak dibobol oleh Mark. Kalau iya, Jaemin mungkin tidak akan selamat. Sekali masuk, Mark tidak akan bisa berhenti.
Ya kalau rut atau heat, mereka tidak ada keinginan apapun selain bersetubuh.
"Mama... sakit?"
Pintu kamar terbuka disusul oleh pertanyaan dari Yara. Gadis itu melangkah mendekati sang Mama. Wajahnya tampak sedih dan khawatir.
Yara naik ke atas ranjang, dan Haechan turun. Mendekat ke arah Renjun.
"Mama panas sekali!" pekik Yara, "Mama, Mama harus ke tabib sekarang juga!"
Jaemin tersenyum, kepalanya terasa berputar saat dia menoleh untuk menatap Yara. "Jangan khawatir, Mama udah minum obat. Dan maaf, ya, Mama tidak bisa menemani Yara."
Yara menggeleng keras, "Tidak, tidak apa. Yara tidak apa pergi sama Chan aja, tapi Mama cepet sembuh. Yara tidak suka Mama sakit." jelasnya sedih.
Jaemin tersenyum, dia menyentuh tangan Yara. "Jangan terus pikirkan Mama, ya. Yara harus fokus sama tesnya, Yara pasti bisa. Mama semangatin dari rumah."
Yara tersenyum lebar, kepalanya mengangguk cepat. "Iya, Mama. Yara pasti akan melakukan yang terbaik. Nanti Yara tunjukkan hasilnya ke Mama." jelasnya begitu semangat, "Yara mau cium."
"Mama lagi sakit, nanti Yara tertular bagaimana?"
Yara diam, dia mendekatkan wajahnya ke wajah Jaemin. "Kalau Mama tidak mau cium Yara, Yara aja yang cium Mama."
Dan Jaemin mendapatkan kecupan di pipi oleh Yara.
"Mama, cepat sembuh, ya. Nanti kita main sama-sama lagi." ujarnya penuh harap, "Yara pergi dulu. Ms. Irene sudah menunggu."
"Hati-hati, ya."
"Iya, Mama."
Pintu tertutup kembali setelah Yara keluar.
"Sekarang istirahatlah. Kau perlu istirahat."
"Iya."
♪ ♪
KAMU SEDANG MEMBACA
CRESCENT (MOON) ✔
FantasiaCrescent moon. Saat bulan sabit muncul, semuanya berubah. Cinta dan takdir seolah mempermainkan mereka. Jaemin hanya butuh satu alasan agar dia menerima Mark sebagai matenya. Karena sebenarnya, mate seolah tidak ada harganya. "Jangan sampai aku meny...