Chapter 11

6 2 0
                                    

"Ah, sial!"

Gladis membanting tubuhnya ke sofa saat ia pulang dari sekolah. Pikirannya kalut dan bingung karena selama ini ia tidak menyadari siapa orang yang dihadapinya. Nadine, ia baru tahu kalau perempuan itu adalah putra dari pemilik perusahaan terbesar di Jakarta. Ini petaka baginya.

"Bodoh! Bodoh!" Gladis merutuki dirinya sendiri. Ia tidak tahu harus bagaimana sekarang.

"Ada apa? Kenapa kalut begitu?" tanya seorang perempuan paruh baya. Ia adalah ibunya.

"Nadine, orang yang Gladis bully itu anak dari Om Lukman, kakaknya Ibu!"

"Apa kamu bilang?" Asri, ibunya merasa terkejut saat mendengar pernyataan itu. "Bagaimana bisa Gladis? Apa yang kamu lakukan?"

"Aku gak tahu, Bu. Bagaimana kalau Nadine mengadu sama Om Lukman? Bisa habis kita!" ucap Gladis frustasi, tidak tahu harus berbuat apa.

"Aku mau pindah ke Swiss, aku gak mau sekolah di sini lagi sebelum aku menanggung malu!" pinta Gladis. Menatap nanar ibunya.

"Jika itu bukan Nadia, bagaimana bisa dulu kamu yakin bahwa itu adalah Nadia? Bagaimana ini bisa terjadi?"

"Nadine sangat mirip dengan Nadia, Bu. Aku pikir dia juga mengganti namanya menjadi Nadine. Bahkan, penampilannya sama persis dengan Nadia maka dari itu aku tidak bisa mengenalinya dengan jelas!"

Gladis dan Asri sama-sama panik. Ini adalah kesalahan fatal yang dilakukan gadis berusia 19 tahun itu. Usahanya sia-sia setelah tahu bahwa yang ia bully bukanlah Nadia yang dia maksud.

***

"Nadia!" Asri meneriakinya dengan suara yang membuat Nadia ketakutan

Sementara itu, Nadia berlari sekencang mungkin untuk menghindari amukkan dari Asri. Gladis yang berusia 16 tahun turut mengejar Nadia yang sudah menghancurkan keduanya.

Nadia adalah perempuan yang sudah menghancurkan keluarganya. Ia berselingkuh dengan ayahnya Gladis padahal ia adik kelasnya. Semua itu terungkap saat ia melihat Nadia pergi ke sebuah hotel bersama ayahnya.

Ia syok dan segera memberitahu ibunya. Benar saja, ia segera di grebek oleh Asri selaku istrinya dan menghakimi Nadia. Saat itu kegaduhan hotel membuat bingung semua orang hingga kabar itu mencuat ke beberapa media sosial. Gladis yang melihat itu menyimpan amarah yang cukup dalam untuk dia keluarkan, tapi dihalangi oleh Asri.

Setelah kegaduhan itu, Asri menceraikan suaminya dan fokus untuk merawat putrinya. Beberapa bulan ke depan, mereka kehilangan Nadia yang seolah hilang ditelan bumi. Sejak kejadian itu, Gladis tidak melihat Nadia di sekolahnya. Bahkan rumahnya pun seolah tidak terurus.

Gladis terus mencarinya hingga akhirnya ia bertemu dengan Nadine yang penampilannya sangat mirip. Ia tidak mencari tahu darimana Nadine berasal. Akan tetapi, Gladis hanya fokus untuk membalaskan dendamnya karena telah menghancurkan kebahagiaannya. Bahkan ia sendiri tidak tahu di mana ayah kandungnya sekarang.

Sejak melihat Nadine, Gladis mengikuti jejaknya dan ia mendapat berita bahwa Nadine sekolah di tempat yang sama dengannya. Karena itulah, Gladis berpikir akan mudah untuk membalaskan dendamnya. Gadis cupu dan polos yang selama ini dilihatnya ternyata memiliki hati yang kotor hingga mampu menghancurkan keluarganya.

Asri dan Gladis bekerja sama untuk menghancurkan Nadine yang mereka pikir adalah Nadia.

***

Mengingat kejadian beberapa tahun lalu, membuat keduanya bertanya-tanya. Kemana sebenarnya Nadia pergi?

Lukman dan Asri adalah dua bersaudara yang berbeda Ibu. Hanya saja, Asri sudah lama jauh berpisah dengan semua keluarganya karena ia telah membuat kesalahan besar dan lebih mementingkan orang yang kini menjadi mantan suaminya. Ada rasa penyesalan dalam dirinya. Jika begini, apa yang dilakukannya justru malah membuat semua keluarganya akan membenci Asri.

Keegoisan dan keangkuhannya menghancurkan masa depannya, juga putrinya. Kekayaan yang dimilikinya saat ini tidak ada artinya tanpa keluarga. Akan tetapi, dendam terhadap perempuan bernama Nadia itu masih ada dan ia akan mencarinya sampai dapat.

"Kita harus segera pindah dari sini, sebelum Lukman menemui kita dan menghukum kita karena telah merundung putrinya!" kata Asri mantap.

Keduanya bergegas untuk merapikan pakaiannya dan menjual rumah yang kini mereka tempati. Meskipun tabungannya cukup untuk menghidupi kebutuhannya. Ia tidak bisa membiarkan rumah ini terbengkalai begitu saja, karena ini adalah hasil dari usahanya selama ini. Biarkan saja semua keluarga membencinya. Ini hukuman atas apa yang dilakukan Asri selama ini. Ia harus belajar menerima semua dengan ikhlas.

"Bu, aku minta maaf ..." kata Gladis. Ia menatap ibunya sedih.

"Tidak apa-apa, suatu saat kita akan menemukan Nadia dan membalaskan dendamnya. Mulai sekarang kita hidup masing-masing tanpa keluarga Lukman dan keluarga Ibu. Hanya kita berdua saja," jelas Asri panjang lebar.

Ada kesedihan di hati Gladis. Di saat anak-anak seusianya memerlukan kasih sayang seorang Ayah, Gladis justru kehilangannya karena kejadian perselingkuhan itu. Meninggal tidak, tapi orangnya hilang entah ke mana.

"Aku kangen Ayah, Bu." Ucap Gladis seraya memeluk ibunya.

Selesai mengemas semua barang yang ada di rumah ini. Mereka bergegas menuju pelabuhan untuk pergi ke Negara Swiss seperti apa yang di inginkan Gladis. Menata hidup baru dan melupakan semua kisah masa lalu yang mencekat kebahagiaan mereka.

***

Hallo, maaf ya kalau konfliknya kurang dapat. Gladis hanya selingan aja di kisah The Last Love, selebihnya kita akan fokuske Nadine dan Varrel ya.

Selamat membaca.

The Last Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang