Part 45

366 83 18
                                    

Bel istirahat telah berbunyi. Allysa terlihat buru-buru menghampiri tempat duduk Al sebelum Al beranjak dari sana.

"Al bentar deh.." Ucapnya menahan lengan Al.
"Gue tadi pesen makanan, kita makan bareng yuk dikantin. Nih makanannya.." Ujar Allysa dengan bangga memperlihatkan makanan yang dibawanya pada Al.

"Yaelah Allysa, dikantin juga banyak kali makanan. Ngapain pake mesan segala buat Al.." Sahut Ranggaz.

"Kali aja Al bosan sama makanan kantin. Lagian ini gue pesan antar dari resto. Jauh lebih enak, jauh lebih mahal—-

"Oh maksud lo gue ga sanggup beli makanan lo ini..?!" Potong Al dan teman-teman Al dibelakang hanya cekikikan menyaksikan Al yang judes ke mantan gebetannya itu.

"Bukan gitu maksud gue Al.."

"Lo nyadar ga sih! Gue kayak gini karena ulah lo juga..!"

"Iya gue minta maaf, ga bakal gitu lagi kok. Janji.."

"Basi!" Ucap Al sebelum beranjak meninggalkan kelas.

"Al.. Tunggu duluuuu.." Panggil Allysa, tapi tidak didengarkan oleh Al. Malah Al semakin mempercepat langkahnya untuk keluar kelas.

"Udah deh Lys, ga usah maksa. Cape di elo sendiri. Perasaan itu ga bisa di paksain. Ngerti..?" Ujar Ranggaz sebelum keluar dan diiringi teman-temannya yang lain.

"Ck.."

"Lys, ngapain si lo malu-maluin banget. Al kan sekarang udah ga tajir lagi. Ngapain lo masih ngejar? Bukan tipe lo kan cowo kere..?" Tanya Lala

"Kalian tuh mikir dong, Al itu cuma dikasih hukuman sama ayahnya, entar juga balik tajir lagi.."

Anya dan Lala hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah salah satu anggota Genk nya ini yang tergila-gila dengan Al sampai melampaui batas wajar.

***

"Al, lo mau pesan apa? Biar sekalian ama gue.." Tawar Ranggaz.

"Ga usah gapapa, gue numpang duduk aja.."

"Ah ga peduli gue, gue pesenin sama an ama gue aja.." Ujar Ranggaz kemudian berlalu dari sana.

"Dibilang santai aja sama kita-kita, ga usah sungkan.." Ucap Gibran.

"Gue tau kok gimana rasanya jadi lo, gue juga pernah dihukum nyokap. Ga dikasih jajan sehari.." Sahut Jeje.

"Sehari doang mah gampang Je.." Protes Gibran. "Al juga ga bakal galau kalo cuma sehari.."

"Bagi rokok Gib.." Ucap Al tiba-tiba.

"Hah..?"

"Cepetan. Ga usah hah hoh hah hoh.."

"Lo ga mau nyebat disekolah kan..?" Tanya Jeje.

"Ah lama lo bedua.." Al langsung merogoh saku milik Gibran dan menemukan apa yang dicari nya disana.
"Nanti gue ganti.." Ucap Al dan langsung berdiri dari duduknya menuju pintu keluar kantin sekolah.

"Gimana cara nge larang tu anak..?" Ujar Jeje.

"Al mana..?" Tanya Ranggaz baru datang membawa pesanan miliknya dan Al.

"Ga tau mau kemana. Tapi dia minta rokok gue sebelum pergi.."

"Kok lo biarin sih? Tu anak masih masa hukuman. Kalo ketahuan ngerokok disekolah makin panjang urusannya.." Ranggaz langsung pergi dari sana yang diketahui oleh Gibran dan Jeje untuk menyusul Al.



***


"AL! Lo kalo mau stres, bisa ga cara nyelesain nya jangan bikin masalah baru..?"

Al terkaget mendengar suara yang datang dari arah belakang nya sekarang. Suara yang sangat dikenalnya dan sekaligus dirindunya.

"Yuki..?"

"Ternyata hukuman dari orang tua lo ga berhasil bikin lo sadar.." Ucap Yuki menatap Al tidak percaya.

Sekarang mereka sedang berada di gudang belakang sekolah.
Sangat sepi, dan sangat jarang ada yang berlalu lalang disini.

"Gue cuma . . .

"Cuma apa? Cuma mau menenangkan diri? Ngilangin beban fikiran? Gitu kan? Kalo sekarang lagi ga disekolah, lo bakal lari ke bar dan mabok.."

Al tertunduk mendengar ocehan Yuki, dan hanya bisa berkata "Maaf.. maafin gue.."
Al langsung membuang rokok itu dan menginjak nya.

"Oke, gue balik dulu.."

"Yuki tunggu.."

"Ya..?"

"Terimakasih masih peduli sama gue.."

"Gue kesini karena Ranggaz yang minta.."

"Ah, ya. Gapapa kok. Gue tetep senang, lo mau datang nemuin gue disini.."

"Oke, sama-sama.."

"Ki, apa gue masih punya kesempatan untuk memperbaiki semuanya? Gue mau hubungan kita kayak dulu lagi.."

"Kayak dulu? Kita dari dulu cuma teman Al. Teman dari kecil, sampai sekarang.."

"Bukannya kita pacaran? Al cinta sama Yuki, Yuki juga.."

"Lo sering nyadarin gue supaya jangan halu. Dan sekarang gue udah sadar. Gue ga akan halu lagi, mengkhayal buat jadi pacar lo.."

"Gue dibutakan oleh keadaan Ki. Dan sekarang gue sadar, kalo orang yang gue cinta selama ini cuma lo.."

"Dan perasaan cinta gue ke lo udah hilang Al. Ternyata Gue selama ini gue hanya cinta sama Al kecil yang dulu di kampung. Bukan elo, orang kota dengan pergaulan bebas kalian.."

"Gue akan berusaha berubah Ki, gue janji.."

"Bagus, kalo lo mau berubah kearah yang lebih baik. Tapi Ingat, berubah karena diri sendiri. Bukan karena ada maksud dan tujuan tertentu.
Gue permisi.."





***






Holaaa im back 🤗



Siapa yg masih baca story ini?

Vote dan comment ya buat penyemangat mikir lanjutan story nya 😂🙏

CINTA MONYETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang