Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
♡♡♡
Mingyu masih diam di dalam mobilnya setelah sampai di depan sebuah rumah. Sedang menimang, haruskah ia memberanikan diri untuk masuk atau mengurungkan niatnya saja dan melakukannya di lain kesempatan.
"Nggak. Ini waktu yang tepat." ucapnya yakin.
Kemudian lelaki jangkung itu mengklakson mobilnya agar satpam rumah tersebut dapat menyadari keberadaannya.
Seorang satpam berjalan terpogoh mendekati mobil Mingyu. "Sore mas, ada keperluan apa ya?"
"Mau ketemu Pak Dirga."
"Owalah, mau ketemu bapak. Boleh silahkan, kebetulan bapak lagi libur hari ini." satpam tidak bertanya lebih lanjut karena mengira jika Mingyu mungkin saja rekan bisnis atasannya.
Setelah mobilnya terparkir, Mingyu melangkahkan kakinya ke depan pintu masuk rumah tersebut.
Belum sempat ia menganyunkan tangan untuk memencet bel rumah, pintu sudah terbuka dan menampilkan perawakan pria dewasa dengan kacamata yang bertengger pada hidungnya.
Pak Dirga yang mengetahui jika dihadapannya ini merupakan orang yang dulu pernah membuat anaknya celaka langsung memberikan tatapan heran. Untuk apa Mingyu datang kesini?
"Kamu?! Mingyu Anggaraka?"
Mingyu mengangguk mengiyakan, "Iya, Om. Saya Mingyu Anggaraka, teman dekat anak om."
"Ngapain kesini lagi, ha?!"
Di lain tempat, Wonwoo memandang lurus keluar kaca mobil disertai perasaan campur aduk. Sudah lama sekali dia tidak melihat bagaimana macetnya jalanan ibukota.
Ya, Dewana Wonwoo sedang dalam perjalanan nya untuk pulang ke rumah yang dulu ia tempati bersama orang tuanya. Terbang dari Belanda berjam-jam berhasil membuatnya jet lag.
Lelaki berparas manis itu pun menyumpal kedua telinganya menggunakan earphone, menikmati beberapa lagu sambil menutup kelopak matanya, merasa lelah.
Setelah hampir satu jam membelah jalanan, akhirnya mobil putih tersebut terparkir di pekarangan rumah bercat putih pula. Sambutan hangat langsung ia terima dari Bunda Raina.
"Ya ampun, anak bunda makin cakep aja." Bunda Raina melepaskan pelukannya. "Perjalanannya lancar 'kan gak ada kendala apa-apa? Gimana, kamu happy gak pulang ke rumah lagi?"
Wonwoo terkekeh pelan mendengar serentetan pertanyaan yang sang bunda lontarkan. "Happy banget! Kangen sama suasana rumah,"
"Bunda sama Papa juga kangen sama bawelnya kamu. Maaf ya, gak bisa ikut jemput kamu ke bandara. Tiba-tiba Papa kedatangan tamu, sayang." ungkap bunda Raina sambil mengusap kedua bahu Wonwoo.
"Tamunya masih disini?"
"Tuh, tamunya lagi ngobrol sama Papa di sofa teras belakang."
Wonwoo berjalan beriringan bersama bundanya untuk memasuki rumah dengan tangan yang digandeng. Bunda Raina terus saja berceloteh pada anak semata wayangnya itu, mengundang senyum manis dari yang diajak bicara.