♡♡♡
Manik tajam itu mulai mengerjap lemah, perlahan terbuka. Menunjukan sepasang kelereng hitam yang sudah hampir sepekan tertutup oleh kelopak matanya.
Ia mengerjap membiasakan bias cahaya yang masuk. Tiba-tiba dadanya sesak membuatnya terbatuk kecil.
Suara batuk tersebut sukses mengalihkan perhatian Mahesa Jeonghan yang tertidur di samping ranjang rumah sakit.
"Raka, l-lo udah bangun?!" ujarnya tak percaya.
Jeonghan dengan segera memencet salah satu tombol yang langsung terhubung pada dokter yang menangani Mingyu. Sedangkan Mingyu masih belum tersadar sepenuhnya, kepalanya terasa berat dan tubuhnya seakan mati rasa.
Selang beberapa menit kemudian seorang dokter masuk ke dalam ruangan rawat Mingyu. Dokter dan timnya melakukan beberapa pemeriksaan untuk pasien mereka yang baru bangun dari tidur panjangnya.
Setelah selesai dokter memberikan wejangan dan pesan pada Jeonghan yang notabene ada di ruangan tersebut.
Usai mengobrol bersama dokter, Jeonghan bergegas menghampiri brankar yang di tempati oleh Mingyu. Manik beningnya hampir berkaca-kaca melihat kondisi Mingyu saat ini.
"Akhirnya lo bangun juga," Jeonghan mengulas senyum tipis. "Lo tau? Lo udah tidur selama 5 hari. Tega banget lo bikin Tante Nana sedih,"
"Berisik.."
Balas Mingyu lemah.
Kekehan kecil keluar dari bibir Jeonghan. "Nanti gue bakal bilangin ke nyokap lo kalo anaknya yang bandel ini udah sadar. Dan lo-"
"Dewana.."
Mingyu refleks menyerukan nama itu disaat ia mulai mengingat apa yang telah terjadi padanya.
"Dimana Dewana?"
Mulut Jeonghan terkatup rapat. Dia tidak tau harus menjawab apa, benar-benar tidak tau.
"Kenapa lo gak mau jawab? Lo-argh.."
Mingyu meringis sakit saat merasakan bahu nya teremas kuat.
"Bahu lo lagi cedera, Ka. jangan banyak gerak dulu." jelas Jeonghan.
Tiba-tiba pintu kamar inap Mingyu terbuka. Disana sudah berdiri Elio Minghao dan Seokmin Baskara, minus si titisan maung.
Minghao menganga mulutnya kaget ketika melihat Mingyu sudah membuka matanya.
"Bro! Lo udah sadar?!" ini Seokmin yang langsung memekik.
Kedua sahabatnya itu segera menghampiri ranjang Mingyu. Dan karena satu pertanyaan dari Mingyu lagi-lagi sukses membuat yang ditanya hanya bisa terdiam.
"Kalian tau dimana Dewana?"
"Nanti kita bahas Dewana. Loㅡ"
"Gua tanya sekali lagi dimana Dewana!!"
Mingyu dengan cepat memotong Minghao yang sedang berbicara. Dia lagi-lagi berdesis lemah ketika bahunya terasa ngilu. Ia sebisa mungkin menahan rasa sakit itu karena yang diinginkannya kini adalah keberadaan Dewana Wonwoo setelah kecelakaan malam itu terjadi.
"For this time, please gausah keras kepala!" Minghao membalas. "Gue bilang kita bakal bahas itu nanti. Yang penting sekarang lo harus pulih dulu biar bisa nengokin si Dewana. Mikir gak sih kalo lo juga lagi sakit?!" lanjutnya.
Mingyu menghela nafas berat sambil menutup matanya. Ia tidak bisa tenang. Ada perasaan mengganjal yang membuat Mingyu takut jika Wonwoo sebenarnya tidak selamat.
Jeonghan yang melihat Mingyu sekacau itu karena seorang Wonwoo hanya bisa tersenyum miris dalam hati.
Disaat ia sudah meluangkan waktu untuk menunggu Mingyu sadar, lelaki jangkung itu malah mencari orang lain ketika bangun.
Sakit? Ya, memang.
Harapannya untuk membuat Mingyu jatuh cinta padanya semakin tipis, terancam pupus sudah. Sepertinya ia harus berbicara pada kedua orang tua nya guna membicarakan kembali soal rencana perjodohan ini.
"Uhm, karena udah ada temen-temen lo disini.. gue pamit pulang ya, Ka. Sekalian mau nyusulin nyokap lo biar kesini."
Mingyu menjawab ucapan Jeonghan dengan sebuah anggukan samar. Setelah mendapatkan respon Jeonghan pun membereskan barangnya dan keluar dari kamar inap Mingyu.
"Dewana gapapa 'kan, Li?" tanya Mingyu pada Minghao.
"Dia.. pasti baik-baik aja." jawabnya tak yakin.
"Ka, lo harus tau kalo kita bertiga nungguin banget lo buat sadar. Banyak cerita yang udah lo lewatin, dan banyak kabar baik pas pengumuman kelulusan kemaren!" Seokmin berceloteh agar mencairkan suasana. Sekaligus mengalihkan obrolan.
"Soonyoung gak ikut kesini?"
"Gak. Dia disuruh bokapnya buat ikut tes masuk univ hari ini." Seokmin menjawab.
"Dan kita sengaja ga ikut tes karena biar bisa barengan sama lo." ujar Minghao.
Mingyu tersenyum tipis. Dia sama sekali belum terpikirkan untuk hal itu. Yang ada dipikirannya saat ini hanyalah keadaan Wonwoo.
Apa dia terluka parah? Apa banyak bagian tubuhnya yang sakit? Bagaimana jika.. bagaimana.. bagaimana. Beribu pertanyaan seketika berkelebat dalam benaknya.
"Gue mau liat Dewana,"
Minghao dan Seokmin saling bertatapan bingung. Bukannya gak mau ngasih tau, tapi mereka khawatir Mingyu bakal di apa-apain sama Papa nya Wonwoo nanti.
"Ka.. nanti kita bakal anter lo ke ruangan rawat Dewana kok. But not today," sekali lagi Minghao menjelaskan dengan sabar.
"Iya, lo harus pikirin dulu kondisi lo. Emang lo seneng kalo jenguk Dewana dalam keadaan lemah kaya gini?" timpal Seokmin.
"Kalo gue gak boleh pergi, bisa kalian ceritain keadaan dia sekarang? Disini?"
TBC
jemur lagi, gantung lagi yuk yuk-!
©Suni💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Network Love » Meanie✔
Fanfic[ Completed ] Dewana naksir sama Anggaraka tapi Raka nya susah banget dideketin yalordd, Dewana kudu gimana?! Warn⚠ Pairing Meanie! | Local!AU | BxB! | Fluffy! | Non-baku! | Ficlet! | Rate T+ Start : 210420 End : 130922 © 2020 written by foxypeachy