๑'•. Protektif

95 27 37
                                    

WARNING
Sebelum membaca dimohon untuk menekan tombol bintang dan jangan lupa memberi komentar positif juga !

WARNINGSebelum membaca dimohon untuk menekan tombol bintang dan jangan lupa memberi komentar positif juga !

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

------


Abel pun menerima bunga pemberian laki laki bermarga Veenlander itu.

"Sangat indah, terima kasih Saka."

"Kamu suka?"

"Suka sekali, aku akan rawat bunga ini."

"Mawar putih sebagai makna ketulusan, kesucian, keagungan, dan kemurnian dari sebuah cinta sejati" jelas Saka.

"Filosofi yang cukup bagus."

"Semoga cinta kita akan selalu seperti itu."

Abel kembali tersenyum lalu Saka berpamitan pada gadis itu dan pulang.

Gadis itu masih memegangi bunga pemberian kekasihnya.

Dia ambil vas bunga yang sudah diberi air lalu dimasukkan ke dalamnya satu persatu.

"Nduk? sudah pulang rupanya."

"Iya bu."

"Wah, mawar dari siapa?"

"Saka."

"Kalian makin dekat saja, atau sudah...."

"Hust ibuu!"

"Loh? benar rupanya dugaan ibu."

"I-iya bu, kami berpacaran."

Ratmi lalu memeluk erat Abel dan ikut senang mendengar berita itu.

"Semoga Saka bisa membahagiakan putri ibu seterusnya."

"Awalnya Abel tak tahu kalau Saka menyimpan rasa."

"Hmm, tapi kamu juga suka dia kan?"

Abel hanya diam dan wajahnya mendadak berubah jadi merah karena malu.

"Sudah, kamu tidur sana."

Gadis itu memasuki kamarnya dan berganti pakaian tidur.

Matahari sudah menampakkan diri kembali dan Aksena sudah bersiap memakai seragamnya.

"Sen."

"Inggih?"
( iya? )

"Kamu baik kan di sekolah baru?"

Raden SakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang