๑'•. Londo

73 25 19
                                    

WARNING
Sebelum membaca dimohon untuk menekan tombol bintang dan jangan lupa memberi komentar positif juga !

WARNINGSebelum membaca dimohon untuk menekan tombol bintang dan jangan lupa memberi komentar positif juga !

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

------


"Nduk?"

Mendengar panggilan dari sang ibu seketika Abel tersadar dari diamnya.

"Loh, kamu kenapa?!"

"Bu, di dalam saja ku jelaskan."

Abel mencoba berdiri dari tempat duduknya sambil dibantu Ratmi.

Gadis itu masuk ke dalam kamar dan duduk kembali di atas kasur.

"T-tadi di sekolah, Abel keserempet motor."

"Astaga, kok bisa?"

"Dia tidak sengaja kok, mungkin ada sesuatu."

"Siapa orangnya? kamu kenal?"

"Aksena, anak baru di kelasku."

"Syukurlah, yang penting dia sudah mengakui kesalahannya."

Abel kembali mengecek keadaan lukanya yang masih terbalut perban.

"Sini, ibu pijat kakimu."

"Baru saja aku ingin meminta."

"Tadi waktu kamu jalan saja sudah tak baik."

Abel lalu mengangkat kedua kakinya ke atas kasur sembari dipijat oleh Ratmi.

Pijatan lembut dan enak favoritnya.

"Kakiku sudah mulai membaik bu."

"Syukurlah, lain kali hati hati."

"Iya bu, maaf untuk hari ini."

"Iya cah ayu."

Ratmi bergegas ke dapur dan mengambil kompres beserta wadah berisi air hangat.

"Dikompres dulu biar kerasa."

Saat itu juga kaki Abel rasanya seperti ingin dipatahkan.

"Pelan pelan bu!"

"Ini sudah pelan loh."

Setelah proses yang membutuhkan waktu cukup lama akhirnya kaki Abel perlahan kembali seperti semula.

Raden SakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang