Berdebar

6 1 0
                                        

Hira berada di dalam mobil bersama Hervian dengan Harva yang ada di pangkuannya. Hariz dan Nandina pergi duluan dan saat mereka pergi ia tak pamitan sama sekali. Mereka hanya mengirim Share location dan mengatakan akan menunggu di tempat tujuan.

"Masih jauh gak sih kak?" Tanya Hira bosan.

"1 menit lagi,"

Terdengar suara mbak Google yang mengatakan kalau mereka sudah sampai. Mereka bertiga turun dan menatap tempat yang terlihat tidak ada siapa-siapa di dalamnya.

"Kayaknya kita salah alamat deh," Hira menatap sekelilingnya dan memang tidak ada orang sama sekali.

"Gue cuma ngikutin lokasi yang di kirim Mama," Hervian memperlihatkan gambar yang ada di hpnya dan ternyata lokasi yang di tujukan Nandina memang di sini.

"Telfon coba," Suruh Hervian.

Hira mengeluarkan ponselnya yang ada di tasnya. Mencari nomor Nandina dan saat ia mencoba menelponnya nomornya tidak aktif. Hira menelfon Hariz siapa tahu Papanya itu aktif dan ternyata nomornya juga tidak aktif.

"Gak aktif kak, Papa juga gak aktif."

"Kita masuk aja, siapa tahu mereka ada di dalam,"Ajak Hervian tapi Hira dan Harva enggan untuk masuk karena mereka berdua takut.

"Takut," Citit bocah itu.

"Gak usah takut kan ada kakak."

Setelah memberikan pengertian pada kedua adiknya akhirnya mereka memberanikan diri masuk.

Plok

"Astagfirullah Mama!" Pekik Hira sambil memejamkan matanya karena mendengar suara keras yang tiba-tiba mengagetkannya.

"Suprise!"

"Ini apa?" Tanya Hira. "3 H," Gumam Hira membaca tulisan besar yang tertera di dinding.

"Ini kafe buat kalian bertiga," Kata Hariz. "Papa sama Mama buat kafe ini karena berterima kasih sama kalian karena sudah memberikan kebahagiaan yang begitu besar di keluarga ini."

"Papa," Hira langsung menghamburkan ke pelukan Hariz dengan tangis penuh haru.

"Suka gak sama Kafenya?" Tanya Nandina.

"Suka Ma," Jawab Hira.

"Gimana menurut kamu Hervian?"

"Bagus Ma, lokasinya juga strategis. Rencananya mau buka kapan?"

"Besok. Papa sama Mama sudah siapin pekerja buat besok."

"Ini kafe punya Halva juga?" Harva tiba-tiba bertanya karena ia tak mengerti sama sekali dengan apa yang sedang terjadi

"Enggak, ini punya kak Hira sama Kak Hervian," Ucap Hira jahil.

"Kok gitu?"

"Soalnya Kak Hira sama Kak Hervian gak nakal."

"Halva gak nakal kok Pa, Ma, kasi Halva juga ya tempat ini," Lirihnya menahan tangisnya.

"Ututut gemesnya," Hira mencubit kedua pipi adiknya karena begitu gemas dengan tingkah polos Harva.

"Ini punya kita bertiga kok."

"Hole!"

Mereka tertawa melihat Harva yang selalu membangkitkan semangat mereka. Beginilah keluarga mereka. Hira yang suka menambah cerita, Hervian yang cuek dan selalu menjadi korban kejahilan Harva dan Hira, dan Harva yang setiap harinya selalu punya banyak tingkah. Keluarga mereka lengkap walau di antara mereka ada yang tak sedarah.

QUEEN STIKER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang