Niki tak pulang ke rumahnya. Jika dirinya pulang dapat di pastikan Kama akan memberi pembelajaran pada dirinya. Informasi tentang dirinya yang berdekatan dengan seseorang pasti sudah di telinga Kama.
Niki memilih pergi ke rumah kecil yang selalu ia kunjungi jika kabur dari rumah.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, Niki. Ayo masuk Nak,"
Sepasang suami istri yang sudah berumur enam puluh ke atas itu menyambut Niki dengan hangat. Niki mengenal mereka saat tiga tahu yang lalu, dimana Niki yang masih duduk di kelas tiga SMP.
Awal perkenalan mereka berawal dari Niki yang membantu Nenek Nina yang kecopetan sehingga hubungan baik mereka masih terjalin sampai sekarang.
Nenek Nina dan Kakek Abar seorang pasangan suami yang sudah di tinggalkan dua orang anak sekaligus. Kedua anak mereka meninggal dua puluh lima tahun yang lalu karena kecelakaan pesawat.
Nenek Nina dan Kakek Abar sudah menganggap Niki seperti cucu mereka sendiri. Bahkan mereka sudah tahu semua masalah yang menyangkut remaja itu. Jika Niki sudah datang ke rumah mereka itu berarti Niki sedang kabur dari kejaran Kama sepupunya sendiri.
"Nenek sudah kangen sama kamu Nak," Ucap Nenek Nina memeluk Niki.
"Niki juga kangen sama Nenek."
"Yuk bantu Nenek masak, kita masak besar-besar hari ini."
Niki mengangguk dengan semangat. Baginya hanya mereka berdua yang selalu ada untuknya. Namun Niki kerap kali merasa menjadi beban untuk mereka karena kehadirannya. Tapi Nenek Nina dan Kakek Abar tak pernah sekalipun merasa terbebani oleh kehadiran Niki. Justru mereka senang karena suasana rumah tidak sepi.
•••
Kama memarkirkan mobilnya di bagasi kemudian berjalan ke belakang mencari Niki. Mendengar informasi kalau Hira dan Niki kenal satu sama lain membuat Kama di buat emosi. Apalagi mendengar kata temannya kalau Hira selalu berusaha mengajak Niki berbicara membuat darah Kama mendidih.
"Di mana si pembawa sial itu sih."
Kama tak menemukan Niki yang biasanya membersihkan di belakang. Kama terus mencarinya sampai ke dalam rumah namun ia belum menemukan Niki.
"Cari siapa Kama?"
Kama memandang Sabana yang memergokinya membuka kamar Niki. Ia mengubah raut wajahnya supaya Sabana tak menaruh curiga padanya.
"Cari Niki Pa."
"Niki belum pulang dari tadi, kayaknya dia nginap di tempat kerjanya deh."
"Gimana bisa dia nginap di tempat kerjanya, Niki kan sudah di----" Kama tak melanjutkannya dan tersadar hampir mengungkapkan kejahatannya.
"Di apa Kama?"
"Gak ada apa-apa Pa, kalau begitu Kama ke kemar dulu ya," Pamitnya.
"Kama," Panggil Sabana menghentikan langkah Kama. "Jangan pernah ganggu Niki lagi, ingat pesan Papa dulu."
Kama mengeraskan rahangnya kemudian tersenyum paksa. "Kama ingat Pa, Papa tenang aja."
Kama berbalik dan wajahnya langsung berubah drastis. Mana mungkin ia akan berhenti menganggu Niki. Baginya Niki adalah bonekanya sampai sekarang. Satu hari saja tak memainkan bonekanya hidup Kama sangat hambar, karena impiannya sejak dulu adalah menghancurkan Niki.
•••
Hariz mengajak Abimana melihat Kafe yang akan di bukanya dua hari yang akan datang. Kafe itu di namakan Hariz 3 H. 3 H yang berarti nama Hervian, Hira, dan Harva. Ia sudah memimpikan Kafe ini sejak lama. Dan sekarang Kafe itu sudah berdiri tanpa di ketahui oleh ketiga anaknya, hanya ia dan istri yang tahu tentang Kafe ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN STIKER
TeenfikceHira Lalita adalah perempuan penyuka emoji stiker. Gadis berusia 17 tahun itu akan memberikan stiker kepada orang-orang yang membuat gadis itu kesal ataupun di sukainya. Gadis itupun di pertemukan dengan laki-laki yang kerap kali di Bully di sekolah...