Hira berjalan sendirian menyusuri sekolah mencari Hervian yang perginya entah kemana. Guru sedang rapat sampai jam 12 jadi semua siswa bebas melakukan apa saja.
Sepanjang Hira mencari Hervian siswa-siswa tak pernah absen menyapanya, baik laki-laki maupun perempuan. Hira tentu balas menyapa mereka dengan semangat karena Hira tipikal orang yang tak menyukai orang yang sok cuek.
"Kak Hervian di mana sih?" Dengusnya.
Hira tak pantang semangat, ia harus menemui saudaranya itu sekarang juga, membicarakan tentang stikernya yang kurang. Setelah Hira hitung di kelas tadi, Stiker yang ia pesan ternyata kurang sepuluh lembar. Hira tentu tak terima. Ia ingin menemui Hervian dan mengomeli laki-laki itu karena Hervian sendiri yang merekomendasikan tempat itu.
Saat asik mencari Hervian, di pembelokan Hira tak sengaja menabrak seseorang. Hira tak jatuh maupun orang itu tapi yang jatuh adalah bekal yang di bawah orang tersebut. Hira menganga kecil melihat isi bekal yang berserakan di lantai kemudian menatap pemiliknya.
"So---"
Hira tak melanjutkan ucapannya karena orang itu langsung mengambil kotak bekalnya baru setelah itu ia langsung pergi dari sana.
"Woi tunggu!" Hira mengikuti orang itu. Hira bermaksud ingin mengganti bekal yang telah ia jatuhkan.
Hira berlari mengikuti laki-laki itu tapi sialnya Hira kehilangan jejaknya. Jalannya sudah seperti harimau yang sedang mengejar mangsanya.
"Cepat banget jalannya," Nafas Hira naik turun dengan mata yang masih setiap mencari laki-laki yang rambutnya sudah menutupi sedikit matanya.
"Nanti aja deh gantinya," Hira memilih mencari laki-laki itu nanti saja.
•••
Hervian mematikan rokoknya saat melihat Hira berdiri di depannya. Ia tak mau adiknya itu sampai sesak nafas saat menghirup asap rokoknya.
"Ada apa?"
Hira bersedekap dada menatap Hervian. "Kenapa gak angkat telfon gue? Gue itu dari tadi cariin lo kak,"
"Hp gue lowbat. Lo mau apa?"
"Stiker gue kurang sepuluh. Lo harus tanggung jawab," Ucap Hira dengan galak.
"Kok gue, itu salah tokonya," Ucap Hervian sewot.
"Pokoknya hari ini juga sepuluh stiker gue harus ada, titik. Kalau gak ada gue marah sama lo," Hira menghentak-henttakan kakinya pergi dari tempat sana membuat Hervian hanya bisa menghela nafas sabar.
"Dasar Queen Stiker."
Hervian tentu saja harus mendapatkan stiker itu karena ini salahnya sendiri yang mengatakan tempat itu adalah tempat paling terbaik yang sudah ia temukan. Hervian tahu sekali bagaimana cintanya Hira pada stiker-stiker emoji. Sangking cintanya Hira pada stiker tersebut, Hira pernah menempelkan semua Stiker emoji di setiap sudut rumah mereka. Ingin marah tapi Hervian bisa apa jika Hira yang menginginkan itu semua.
•••
Niki menatap kotak bekalnya. Ia meremas perutnya yang mulai perih. Sepertinya Mag-nya akan kambuh sebentar lagi. Andai saja perempuan tadi berhati-hati pasti bekalnya tak berakhir sia-sia di lantai.
Niki lupa satu hal. Semuanya akan berakhir sial jika itu menyangkut dirinya. Nasi pun tak menginginkan masuk ke dalam perutnya karena kesialannya.
Niki tak bisa lagi menahannya, ia berjalan tertatih-tatih ke belakang sekolah mencoba mencari sesuatu yang bisa di makan. Di tatapnya tong sampah yang berdiri di hadapannya. Tak ada jalan lain, ia harus memakan makanan yang ada di sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN STIKER
TeenfikceHira Lalita adalah perempuan penyuka emoji stiker. Gadis berusia 17 tahun itu akan memberikan stiker kepada orang-orang yang membuat gadis itu kesal ataupun di sukainya. Gadis itupun di pertemukan dengan laki-laki yang kerap kali di Bully di sekolah...